NovelToon NovelToon
Di Sayang Kakak Ipar

Di Sayang Kakak Ipar

Status: sedang berlangsung
Genre:Ibu Mertua Kejam / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:3.4k
Nilai: 5
Nama Author: MartiniKeni

Leticia Nathania yang sering di panggil Cia adalah gadis yang sangat cantik dan selalu ceria. Cia selalu di kelilingi oleh orang-orang baik yang sangat menyayanginya. Namun semuanya berubah ketika Cia terpaksa menikahi Carlo karena di jodohkan oleh almarhum kakeknya.
Awalnya Cia ragu menikah dengan Carlo karena melihat sikap pria itu yang terlihat sombong. Tapi akhirnya Cia bersedia juga menikah dengan pria itu karena orang tuanya berusaha dengan keras meyakinkannya. Orang tuanya mengatakan kalau cinta itu akan tumbuh setelah menikah.
Setelah menikah, Cia tinggal satu atap dengan mertuanya. Dan itu bukanlah hal yang mudah, terlebih mertuanya tidak menyukai kehadiaran Cia sebagai menantu.
"Cia, kamu bersenang-senang seharian di kamar dan membiarkan Ibu dan adik bekerja, maksud kamu apa?" tegas Carlo membuat Cia sangat kaget.
Pasalnya Cia yang mengerjakan semua pekerjaan rumah seharian.
Tiba-tiba saja air mata Cia menetes tanpa di minta.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon MartiniKeni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kamar Damian

"Papa sudah mengatakannya padamu, Jangan pernah berani menyakiti Cia. Entah apa yang akan Damian lakukan setelah ini pada kita. Kamu memang sangat keras kepala." Farhan mengomeli anaknya, dia pun sama terkejutnya saat melihat kondisi Cia tadi. Entah apa yang terjadi kalau Damian tidak datang tepat waktu.

"Dia minta cerai, aku selalu muak mendengarnya. Kalau dia ingin cerai nanti kita tidak jadi mendapatkan tanah itu."

"Yang di lakukan oleh Carlo sudah benar. Wanita itu pantas mendapatkan semuanya," balas Meri yang terlihat sangat puas melihat Cia di perlakukan seperti tadi oleh Carlo.

"Benar, Pa. Wanita pemalas seperti dia memang pantas di beri pelajaran," timpal Ruri.

"Diam! Kalian memang sama aja. Kalau Damian melakukan sesuatu baru kalian akan menyesal nantinya." Teriak Farhan

"Tenang saja,Pa. Aku yakin dia hanya menakut-nakuti kita aja." Kata Meri lagi yang tidak yakin dengan ancaman Damian.

"Damian tidak sesederhana yang kamu pikirkan. Walaupun dia hanya duduk di kursi roda, tapi dia bisa membalasnya berkali-kali lipat. Dan papa yakin kalau perusahan papanya Tania bangkrut karena ulah Damian. Terserah kalian mau percaya atau tidak, yang penting papa sudah memberitahu kalian."  Farhan sangat malas memberitahu mereka, karena apa yang dia katakan tidak pernah mau di dengar.

Tak lama kemudian bibi datang dengan membawa seorang dokter ke kamar Damian.

Ketika sudah sampai di depan pintu kamar Damian, dia mengetuk pintu dan langsung membukanya. Begitu masuk bibi sudah di suguhi adengan pelukan antara Cia dan Damian, lebih tepatnya hanya Damian yang memeluk posesif Cia, dengan sebelah tangannya menepuk- nepuk punggungnya. Dan dia bisa menebak kalau Cia saat ini tertidur.

"Langsung diperiksa saja dok."

Menoleh ke arah samping saat tidak mendapatkan jawaban, terlihat dokter Andi sedang menatap tidak berkedip ke arah kasur. Apalagi kalau dia tahu siapa yang ada di sana.

"Dokter Andi?" Panggil Damian lagi.

"Ah, iya maaf." Sahut Dokter Andi.

Dokter Andi tentu saja terkejut. Dia sudah mengenal keluarga ini cukup lama, karena dia adalah dokter langganan keluarga ini. Yang dia tahu , wanita itu adalah istri Carlo, tapi dia sendiri bingung kenapa bisa bersama dengan Damian. Dari dulu Damian tidak pernah dekat dengan seorang perempuan, kecuali mamanya. Tapi baru kali ini dia melihat Damian dekat dengan seorang wanita.

Melihat kedatangan dua orang tersebut, Damian pun dengan terpaksa bangun dari tidurnya, dan memperbaiki posisi tidur Cia menjadi terlentang, tangannya sempat menyentuh luka di bibir Cia, setelahnya dia berpindah ke kursi rodanya, memberikan ruang untuk dokter memeriksa keadaannya.

"Cepat obati, saya memanggil kamu ke sini bukan untuk melamun. Dan satu lagi berhenti menatap gadisku seperti itu."

"Gadisku? Suami gadis ini ada di bawah dalam kondisi babak belur, sedangkan istrinya berada di kamar laki-laki lain. Semua orang yang ada di rumah ini benar-benar tidak beres. Sekalinya dekat wanita, justru istri saudaranya sendiri." Pikir dokter Andi.

"Ah, iya. Maafkan saya." Dokter Andi berjalan mendekat dan mulai memeriksa keadaannya, meski dengan sedikit gemetar karena tatapan tajam Damian yang mengikuti setiap tindakan yang dilakukannya.

Setelah selesai Andi langsung menjelaskan keadaannya, tidak parah selain luka luar di bibir dan lehernya. Andi juga memberikan salep dan obat demam, karena suhu tubuh Cia sedikit tinggi.

"Kalau begitu saya permisi tuan Damian. Semoga nona Cia cepat sembuh."

Setelah selesai, bibi lalu mengantar dokter Andi ke bawah. Damian langsung menutup pintu kemudian menaiki ranjang lagi. Dia berbaring dan kembali menarik Cia yang sejak tadi tertidur dan membawanya kepelukannya.

Damian mengangkat sedikit dagu Cia, memperhatikan wajah cantik di depannya, ibu jari Damian mengusap lembut bibirnya, mengecupnya berkali-kali.

"Cepat sembuh sayang, jangan membuatku khawatir."

'Kak Damian cium aku? Dan panggil aku sayang?'

Cia terusik dengan pergerakan di sampingnya, dan begitu merasakan sentuhan-sentuhan di bibirnya disusul suara Damian, Cia merasa sudah sadar sepenuhnya. Tapi dia tidak membuka mata, dia hanya diam.

'Apa yang terjadi? Kak Damian kenapa seperti ini? Atau aku cuma bermimpi?'

Damian merasakan tubuh Cia sedikit tegang dalam pelukannya, apa jangan-jangan dia sudah bangun sedari tadi?

Tidak, jangan sekarang. Kondisinya saat ini tidak memungkinkan, yang ada malah Cia semakin ingin pergi dari rumah ini. Takutnya Cia tidak percaya dengan ucapannya.

"Ticia, bangun! Jangan bikin kakak khawatir. Mimpi apa hm? Jangan takut lagi, Carlo nggak akan berani masuk ke kamar ini. Kakak akan jagain kamu, kakak janji"

Cia perlahan membuka matanya, mendongak menatap Damian. "Kak Damian, aku mimpi?"

Damian perlahan melepaskan pelukannya, dan menatap balik wajah Cia.

"Iya, kamu nggak inget mimpi apa? Kamu nangis sambil tidur, badan kamu juga anget gini loh. Tapi dokter udah kasih obat sama salep buat bibir sama leher kamu."

"Dokter?"

"Hum, itu obatnya." Tunjuknya pada nakas di samping tempat tidur. "Emang kenapa? Apakah ada yang sakit lagi? Mau kakak panggilkan dokter lagi?" tanya Damian bertubi-tubi.

Cia langsung menggeleng dan bangun dari tidurnya di ikuti Damian. "Aku nggak apa-apa, kak. Aku mau ke kamar__"

"Yakin mau ke kamar sekarang? Bagimana kalau Carlo mencarimu ke kamar?"

"Benar juga kata kakak." Cia lalu berpikir sejenak.

"Aku akan mengunci pintunya biar dia tidak bisa masuk, lagian nggak mungkin aku tidur di kamar kak Damian." Setelahnya dia meringis sendiri bagaimana barusan dia tidur di pelukan kakak iparnya, bahkan dia sempat mengira kalau Damian menciumnya. Untung cuma mimpi, kalau benar terjadi, mau di taruh di mana mukanya.

Damian menghela nafas, turun dari kasurnya dan duduk di kursi roda. "Ticia tidur di sini aja, biar kakak tidur di sofa. Lagian kamu belum tidur kan dari tadi? Takutnya Carlo mendobrak pintu kamarmu."

Setelah perdebatan kecil, akhirnya Cia mengikuti perkataan Damian untuk tidur di kamarnya. Lagi pula beberapa jam ke depan matahari juga akan terbit

Sedangkan Nico yang ada di kampus tidak berhenti menghubungi kakaknya. Sejak pagi sebelum dia berangkat ke kampus hingga sekarang dia sudah pulang dari kampus tapi kakaknya belum juga bisa di hubungi.

Entah kenapa dia merasa khawatir sekarang, apalagi setelah pembicaraannya semalam.

"Kakak lo belum bisa di hubungi juga?" tanya teman Nico

"Belum, nggak biasanya dia begini. Sesibuk-sibuknya kak Cia, dia pasti sempetin balas chat atau angkat telepon. Ini nggak ada kabar sama sekali."

"Telepon kakak ipar lo, atau telepon ke rumahnya langsung. Begitu aja bingung." Kata teman Nico lagi.

"Gue nggak tahu nomer telepon kakak ipar gue, dan gue juga nggak ingin tahu nomer teleponnya."

"Dari pada lo uring-uringan di sini lebih baik cari ke rumahnya aja, gimana?"

"Benar juga, tapi tunggu dua jam lagi. Kalau setelah dua jam tidak di balas juga, baru kita cari ke rumahnya."

Terima kasih ya krn sudah mampir, jangan lupa like dan komentarnya ya kakak2, biar author tambah semangat nulisnya😊

1
Gede Merta
jangan lama" up nya thor
Gede Merta
Lanjut thor
Gede Merta
jahat banget simeri ini
Gede Merta
Semakin seru
Gede Merta
Semangatttt 💪
Gede Merta
sangat bagus
Gede Merta
Seru , semangat 💪
Martini .K
bagus
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!