NovelToon NovelToon
Terjebak Perjodohan Sang CEO

Terjebak Perjodohan Sang CEO

Status: tamat
Genre:Romantis / Komedi / Tamat / perjodohan
Popularitas:17.7M
Nilai: 4.8
Nama Author: Desy Puspita

Kisah cinta dua insan dengan karakter bertolak belakang yang diawali dengan keterpaksaan demi bakti kepada kedua orang tua. Jelita Khairani, gadis cantik 21 tahun yang baru saja menyelesaikan pendidikannya tak dapat mengelak kala kedua orang tuanya menjodohkannya.

Namun siapa sangka yang di maksudkan sebagai calon suaminya adalah pria yang sama dengan seseorang yang ia juluki "ALIEN, MANUSIA KAYU, dan PRIA KAKU" seusai pertemuan pertama mereka.

Dialah Abima Raka Wijaya, pria dengan segala keangkuhan dengan masa lalu menyakitkan yang membuatnya tak mampu berdamai dengan diri tidak mungkin menerima begitu saja keputusan orang tuanya. Kehadiran Kinan di lubuk hatinya menjadi alasan utama ia tak dapat membuka diri pada sembarang wanita.

Akankah Raka melupakan Kinan dan menerima kehadiran Jelita? Bagaimana jika suatu saat sang mantan kekasih berniat kembali padanya?

Ig: desh_puspita

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Desy Puspita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Ada Apa dengan Raka.

Rapat kali ini terasa begitu tidak efektif seperti biasa. Sang pemimpin rapat sedari tadi hanya senyum-senyum sendiri membuat beberapa orang didalam ruangan itu merasa geram. Beberapa kali mereka harus mengulang pembicaraan yang telah disampaikan.

Ada yang salah dengan Direktur hari ini, kira-kira begitulah tanggapan mereka yang memperhatikan Raka.Beberapa petinggi perusahaan menyunggingkan senyum senang, mereka tahu Raka sedang bahagia.

Namun, tidak sedikit juga yang menatap Raka dengan pandangan meremehkan dan menilai Raka benar-benar tidak pantas dinobatkan sebagai pewaris keluarga Wijaya.

Terutama saudara Papanya, sedari dulu dia benar-benar menginginkan perusahaan jatuh ke tangannya, ia tidak menduga Pak Wijaya menyerahkan perusahaan kepada putranya lebih cepat dari perkiraannya.

"Baiklah, tidak ada yang perlu di khawatirkan. Kalian semua luar biasa! Semangat untuk mencapai target bulan depan!" Raka menutup rapat lebih cepat dari biasanya.

Hingga hanya tersisa tiga orang didalam ruangan, Raka menatap pria dengan jarak cukup jauh darinya duduk manis memperhatikan dirinya.

"Apa yang Anda lihat, Om?" tanya Raka merasa risih dengan tatapan pria paruh baya didepannya.

"Aku hanya memperhatikan keponakan kecil Om." Pak Herman menyunggingkan senyumnya.

"Apa ada yang aneh denganku?" Raka merasa ada makna tersirat dari ucapan Pamanya itu.

"Om lihat kamu begitu bahagia hari ini." Pria itu beranjak dari kursinya dan berjalan mendekati Raka yang masih terduduk memperhatikan dirinya.

"Apa yang ingin Anda lakukan. Om?" Raka merasa gelagat aneh dari Pamannya ini.

"Tidak ada, Om hanya merindukan sosok Raka kecil yang begitu kesepian."

Pria itu mengusap kepala Raka pelan. Itu adalah hal yang selalu Raka dapatkan ketika umurnya masih 6 tahun. Kurangnya kasih sayang orang tua membuat Raka kerap kali ditemani Sang paman yang kala itu belum menikah.

"Bisakah Om tidak membahas hal itu? Itu hanya salah satu dari sekian banyak masa lalu yang harusnya tidak aku ingat!" Rahangnya mengeras, tangannya sudah terkepal sejak tadi. Ucapan Pamannya membuat Raka merasa terluka, Pamannya benar-benar tahu kelemahan Raka.

"Kenapa begitu? Apa kau juga melupakan Om yang tidak berguna ini?" Pria itu benar-benar berbicara dengan nada begitu lembut semakin membuat Raka tidak suka.

"Bukan begitu, Om. Aku hanya tidak suka jika membahas masa itu!" Tekan Raka mendongakkan wajahnya agar dapat menatap mata Pamannya.

"Baiklah, Om akan pergi! Sampai jumpa esok hari," ucap Pria itu meninggalkan Raka yang masih bersusah payah menahan amarahnya.

"Minumlah!" Andra menyerahkan botol minuman kemasan yang sudah ia bukakan tutupnya.

"Terimakasih!" Raka meminumnya air itu hampir habis, emosi yang menguasainya membuatnya merasa sangat haus.

"Dasar, Naga." Andra merebut botol itu ketika Raka hendak meminumnya kembali.

"Kembalikan!" seru Raka.

"Lo bisa kembung, Raka. Apa lo mau tu lambung jadi kolam renang?!" Andra menjauhkan botol minuman itu dari jangkauan Raka.

"Gue minum juga ngga sampe lima liter, Ndra! Lebay lo." Raka berlalu pergi meninggalkan Andra disana.

"Payah! di ingetin ngga mau, ntar kalo sakit perut siapa yang susah di suruh cari obatnya? Gue lagi kan!" Andra berbicara sendiri mengikuti Raka yang telah jauh meninggalkannya.

******

Jelita beberapa kali mengehela napas ketika pekerjaannya hampir selesai, pulang tepat waktu adalah hal yang cukup ia sukai saat ini. Pandangannya fokus menatap layar monitor didepannya dan tangan dengan keyboard tak jauh di sana.

Dia terlihat buru-buru menyelesaikan pekerjaannya hari ini entah apa yang yang ingin ia kejar. Baru saja merenggangkan otot-ototnya ponsel Jelita menyala, terlihat Randy adik kesayangannya mengirimkan pesan singkat.

Randy Blegukss💕💕

Hai Kakak ku sayang, jalan yuk. Udah lama tau kita ngga keluar, kangen gue. 16:03

"Dih, dasar penguras harta wanita."

Jelita menggelengkan kepalanya melihat isi pesan Randy, Jelita tidak habis bagaimana bisa Adiknya dapat mengingat tanggal gajiannya melebihi dirinya. Namun, tak dapat di pungkiri dia juga merasa tertarik dengan ajakan Randy. Sudah lama tidak melepas penat pikirnya.

Jelita menghampiri Randy yang sudah menunggunya diparkiran motor, Laki-laki itu telah rapi dengan pakaian serba hitam dan jaket denim yang menambah kegantengannya sore itu.

"Buset ganteng amat adek gue." Jelita mencubit pipi Randy yang sedari tadi tidak menyadari kedatangannya.

"Awww ... Sakit, Kak!" Randy menggosok bagian pipinya yang memerah.

"Lebay gitu aja sakit. Ayo buruan!" Jelita naik motor kesayangan Randy yang hampir tidak pernah di duduki wanita sebelumnya.

"Ran, lo tu udah gede, harusnya jalannya sama cewek!" seru Jelita ketika mereka berhenti di lampu merah.

"Lah, ngapain gue harus cari cewek, sedangkan lo ada." Randy menjawab sedikit memutar kepalanya kesamping.

"Iya beda kalo gue, Ran. Lo ngga bisa elus lutut gue kalo di lampu merah kaya Abang itu," ucap Jelita seraya menunjuk pengendara motor di sampingnya.

"Engga berbobot banget sih pembicaraan lo, Kak!" Randy memalingkan wajahnya agar tidak melihat pemandangan yang di tunjukkan Sang kakak.

"Yaelah, Ran. Jujur aja lo pengen juga kan?" Jelita menggoda adiknya namun tak mendapat jawaban setelahnya.

******

Kali ini bukan sepatu yang menjadi tujuan utama Randy, entah karena perintah Bu Rini atau memang dari kesadarannya sendiri ia hanya meminta menonton film yang tentu saja tidak Jelita minati sama sekali. Sepanjang film itu berputar hanya Randy yang tertawa tanpa henti, sedang dirinya hanya menguyah popcorn dengan malas.

Jelita beberapa kali menguap hingga akhirnya tertidur disamping Randy yang tidak peduli dengannya. Hingga ia tersadar ketika film telah usai, Jelita bangun disaat yang tepat. Jelita berjalan merangkul lengan Randy, terlihat begitu lelah dan mengantuk.

"Kak, jangan tidur! Jatoh gimana, pecah kepala bini orang bahaya gue." Randy menggoyangkan pundaknya berharap Jelita mengangkat kepalanya.

"Udah, lo buruan kenapa sih! Gue ngantuk banget mau tidur." Jelita tak perduli dengan ucapan adiknya dan memeluk tubuhnya.

"Nyusain banget sih, nyesel gue ngajak lo jalan malem-malem!" Randy berdecak sebal dan memacu motornya dengan kecepatan sedang.

Hingga tiba di rumah Keluarga Wijaya, Randy berusaha membangunkan Jelita yang ternyata benar-benar tertidur dipunggungnya. Tanpa mereka duga Raka memperhatikannya dari pintu utama.

Memang tidak terlihat jelas namun Raka tahu sudah tentu itu Jelita, namun Raka tidak mampu mengenali Randy karena wajahnya bersembunyi dibalik kaca hitam dari helm miliknya. Jelita turun dari motor dan melangkahkan kaki dengan lesu, matanya sedikit mengecil dan beberapa kali menguap.

Raka yang tidak tahan melihat langkah siputnya menghampirinya dan menarik pergelangan tangannya, rasa kantuk Jelita mendadak hilang ketika Raka menariknya cukup kuat membuatnya terpaksa berlari kecil menyeimbangkan langkah Raka. Ada apa dengan Raka, apa karena dia pulang malam sampai harus di tarik seperti ini pikirnya.

TBC 🌻

.

.

.

Happy Reading you all💕💕

Jangan lupa dukung karya author.

Terimakasih buat yang sudah mampir dan memberikan dukungannya..

I Love You 💕💕

1
Yuliana Purnomo
iiihh kentang doongg
Yuliana Purnomo
kenapa malah Raka membela suci?? bukannya mbelain istri
ADIMAS BAYU
perasaan pas hamil muda gaknpernah absen wkwkwk, doyaan

kali ini jakarta solo
ADIMAS BAYU
kalau dilihat dari cerita ini, pertama karya kak des, sampai sekarang bang jai, emang perjuangan banget nulisnya.
semangat kak des dimanapun berada
ADIMAS BAYU
penggemar doyo betawi guys
Yuliana Purnomo
hehehehe ternyata aku udah telat banget ya, baru baca juga🤭
ADIMAS BAYU
cinta lama belum usai
ADIMAS BAYU
sampai disini blm tau
ADIMAS BAYU
masa dion sih?
Yuliana Purnomo
kasian jelita yg gak tau apa 2,,kena getahnya Mutia
ADIMAS BAYU
mutia
ADIMAS BAYU
gemes emang
ADIMAS BAYU
jangan bilang arka tuh cowok yg dulu ditaksir jelita
ADIMAS BAYU
saat kak des tulis pesan dibawah aku pastikan penggemsr kak des blm sebanyak yg saat ini ongoing bang jai
ADIMAS BAYU
oalah karya tetangga sebelah to.
ADIMAS BAYU
ta salam, pertanda apa ini raka? perlahan meninggalkan nama kinan
ADIMAS BAYU
nemang ada beneran kisah arka
ADIMAS BAYU
alam bawah sadar tuh, sebenernya saling mau
ADIMAS BAYU
gak kebayang kebucin si raka manusia kayu
ADIMAS BAYU
lah ini novel dah 3.5 launcing
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!