NovelToon NovelToon
Pesona Sang Duda

Pesona Sang Duda

Status: tamat
Genre:Teen / Romantis / Fantasi / Tamat
Popularitas:30.3M
Nilai: 4.9
Nama Author: Clarissa icha

Warning.!! Area khusus dewasa.!
Bukan tempat untuk mencari nilai kehidupan positif. Novel ini di buat hanya untuk hiburan semata.
Tidak suka = SKIP


Pesona Al Vano Mahesa mampu membuat banyak wanita tergila - gila padanya. Duda beranak 1 yang baru berusia 30 tahun itu selalu menjadi pusat perhatian di perusahaan miliknya. Banyak karyawan yang berlomba lomba untuk mendapatkan hati anak Vano, dengan tujuan menarik perhatian Vano agar bisa di jadikan ibu sambung untuk anak semata wayangnya.
Sayangnya rasa cinta Vano yang begitu besar pada mendiang istrinya, membuat Vano menutup hati dan tidak lagi tertarik untuk mencintai wanita lain.
anak.?
Namun,,,, kejadian malam itu yang membuatnya tidur dengan sorang wanita, tanpa sengaja mampu membuat anak semata wayangnya begitu menyukai wanita itu, bahkan meminta Vano untuk menjadikan wanita itu sebagai ibunya.
Lalu apa yang akan Vano lakukan.?
Bertahan pada perasaannya, atau mengabulkan permintaan sang anak.?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Clarissa icha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 21

Celina mengemasi semua baju dan barang - barang miliknya yang ada di apartemen pemberian Vano. Tidak butuh waktu lama untuk berfikir meninggalkan apartemen itu selepas kepergian Vano dari apartemen.

Apa lagi yang akan dia tunggu jika masih bertahan di apartemen itu. Vano tidak akan pernah datang lagi untuk menemuinya. Kencan gila yang mereka jalani sudah berakhir. Ditutup dengan pergulatan panas yang terasa menyakitkan bagi Celina.

Apartemen ini akan menjadi saksi bisu bagaimana bodohnya Celina karna membiarkan Vano menjadikannya sebagai pemuas nafs*.

Ini akan menjadi yang terakhir kalinya Celina menjalani hubungan dengan laki - laki atas dasar nafs* semata. Tidak ada lagi sebutan sugar baby untuk dirinya, karna mulai detik ini dia hanya akan fokus pada masa depan.

Sisil duduk di sisi ranjang, dia menatap 2 koper miliknya yang berjejer setelah di isi penuh oleh barang - barang miliknya.

2 minggu menghabiskan waktu bersama Vano, rupanya telah banyak hal yang melekat di hati Celina. Dia terlalu hanyut dalam rasa hingga mudah mendamba.

Meski tidak ada kesan manis yang ditinggalkan oleh Vano, namun tak memudarkan perasaannya terhadap Laki-laki itu.

"Naura,," Celina menyebut nama putri Vano setelah teringat pada gadis kecil itu. Kedekatannya dengan Naura juga tak kalah membekas di hati. Canda tawa Naura seakan berputar di ingatan.

Tiba - tiba rasa sesak menyeruak dalam dada. Ada rasa tidak rela saat sadar bahwa momen kedekatannya dengan Naura tak akan bisa diulang kembali.

Ada rasa iba pada Naura karna tidak memiliki seorang ibu di usianya yang masih sangat kecil. Celina menyayangkan karna setelah ini dia tidak bisa lagi menghibur Naura, mengajaknya bermain dan membagi canda tawa dengannya.

"Untuk apa juga aku peduli." Celina tersenyum kecut. Dia disadarkan bahwa kebaikan dan kepeduliannya terhadap Naura tidak dihargai sedikitpun oleh Vano.

Celina melajukan mobil meninggalkan gedung apartemen mewah itu. Dia belum memikirkan akan diapakan apartemen pemberian Vano. Yang jelas, sedikitpun Celina tidak berfikir untuk menempatinya kembali. Terlalu menyakitkan jika harus tinggal di sana. Hanya akan membuat Celina menyesali keputusannya karna berkencan dengan Vano.

Kembali ke apartemen sendiri jauh lebih baik. Di apartemen ini tidak ada kenangan yang akan mengingatkan Celina dengan Vano.

"Makasih." Ucap Celina pada satpam yang baru saja membantu membawakan koper miliknya.

"Sama - sama. Saya permisi,," Satpam itu beranjak, meninggalkan Celina yang masih berdiri didepan pintu apartemen.

Celina mengulas senyum sambil menatap pintu apartemennya. Dia rindu dengan kamarnya yang hampir 2 minggu tidak di tempati.

"Nona Celin,," Sapa seseorang. Suara itu terdengar familiar di telinga Celina dan dia segera berbalik badan untuk memastikan.

Benar saja dugaannya, Celina sampai terlihat kaget dengan mata yang membulat. Kedatangan tamu tak di undang itu langsung membuat jantung Celina bergemuruh karna merasa takut.

"Ka,, kak Dion,,," Ucap Celina terbata. Baru kali ini dia merasa gugup pada asisten pribadi sang Papa. Bukan gugup karna menaruh rasa padanya, tapi takut jika Dion akan bertanya banyak hal padanya selama 2 minggu tidak berada di apartemen dan tidak mengunjungi kediaman orang tuanya.

"Tuan dan Nyonya mencari Nona sejak 1 minggu yang lalu. Apa Nona baik - baik saja.?" Dion memperhatikan Celina dari ujung kepala hingga kaki, juga menatap 2 koper besar yang masih berjejer diluar.

"Udah berapa kali aku bilang, jangan panggil aku Nona. Kak Dion jadi membuatku canggung.!" Celina mengomel seperti biasa. Selain untuk menegur Dion, Celina juga berusaha untuk menghilangkan kegugupannya. Berbicara keras dan lantang akan menutupi apa yang sedang dia rasakan saat ini.

"Maaf, aku tidak biasa." Jawab Dion dengan sikap lembutnya.

"Kak Dion terlalu lama di samping Papa, sampai ketularan kakunya." Cibir Celina. Dia membuka pintu yang tadi sempat tertunda.

"Tolong bantuin bawain koper kedalam kak,," Pinta Celina. Dia sudah lebih dulu menarik salah 1 koper miliknya dan menyisakan 1 koper untuk di bawakan oleh Dion.

Dion menggelengkan kepala sebelum menyeret koper kedalam apartemen. Apa lagi yang membuat heran selain sikap Celina yang berbanding terbalik dengan orang tuanya.

"Kak Dion mau minum.?" Tawar Celina sambil menoleh ke belakang.

"Ambil sendiri aja di kulkas, aku mau bawa koper ini ke kamar." Celina kembali melangkahkan kaki dan masuk kedalam kamar. Meninggalkan Dion yang berhenti di ruang tamu. Dia tidak pernah berani masuk lebih jauh lagi kedalam apartemen Celina. Selalu berhenti di ruang tamu meski Celina sering menyuruhnya untuk mengambil minum sendiri di dapur setiap kali datang.

Celina berdecak begitu kembali ke ruang tamu dan mendapati Dion yang hanya duduk di sofa tanpa mengambil minum sendiri.

"Aku nggak mau ngambilin minum buat kakak, jadi tanggung sendiri akibatnya kalau kehausan disini." Celina duduk didepan Dion. Ucapan Celina hanya mendapatkan respon senyum tipis dari Dion.

"Tuan meminta Nona un,,,," Tatapan peringatan dari Celina membuat Dion meralat ucapannya.

"Tuan meminta kamu untuk pulang hari sabtu besok." Tutur Dion, menyampaikan perintah dari orang tua Celina.

"Tapi Papa nggak bilang sama aku, baik lewat telfon ataupun chat." Tukas Celina acuh. Sejujurnya dia selalu malas setiap kali harus pulang ke rumah. Rumah yang tidak memberikan kenyamanan untuk ditempati.

"Tuan dan Nyonya sedang berada di London 1 minggu yang lalu, mereka baru akan pulang malam nanti." Penjelasan Dion membuat Celina mengulas senyum kecut. Kesibukan orang tuanya tidak pernah ada akhirnya.

"Ok, aku akan pulang sabtu nanti." Celina sedikit malas menyetujuinya, namun tidak punya pilihan lain.

"Ada yang mau kak Dion sampaikan lagi.?"

"Aku mau tidur sekarang," Ujarnya. Celina mengusir Dion secara halus.

"Kamu pergi kemana 2 minggu terakhir.?" Tanya Dion dengan raut wajah yang terlihat ragu. Dia takut pertanyaannya terlalu jauh, dan di anggap mau ikut campur dengan kehidupan Celina.

"Tinggal di rumah temen. Orang tuanya pergi ke luar kota dan dia nggak berani tinggal sendirian." Celina mengelak. Jawabannya sangat jauh dari kenyataan.

"Untung saja orang tuanya nggak hobby keluar negeri. Bisa - bisa aku pindah ke rumahnya karna harus nemenin dia setiap saat." Celina tersenyum kecut. Dia sedang menyindir orang tuanya sendiri di depan Dion.

"Aku pamit. Jangan lupa kunci pintunya, dan jangan sembarangan memasukan laki - laki kedalam apartemen." Dion beranjak dari duduknya. Sekilas menatap wajah Celina namun tidak bertahan lama.

"Cek saja cctv." Sahut Celina cepat. Dia menyuruh Dion untuk melihat di cctv yang terletak di koridor agar bisa melihat siapa saja yang masuk ke apartemennya. Namun tidak ada balasan dari Dion karna dia sudah menghilang di balik pintu.

"Aku butuh istirahat." Keluh Celina sambil menjatuhkan diri di atas ranjang. Dia mengemasi baju seorang diri di apartemen pemberian Vano, bahkan sebelum itu dia baru saja memuaskan Vano. Siapa yang tidak akan kehabisan tenaga jika melakukan semua itu.

Langit - langit kamar menjadi objek bagi Celina untuk merenungi kehidupannya yang hanya dihiasi oleh kebahagiaan sesaat. Sadar bahwa dia sudah salah melangkah selama ini demi mendapatkan kebahagiaan yang tak pernah ada sebelumnya.

Kesibukan kedua orang yang tidak pernah peduli padanya, dijadikan Celina sebagai jalan pintas untuk mencari kesenangan diluar sana.

"Sial.!! Cinta ini terlalu murah sampai bisa berlabuh kemanapun." Celina menarik selimut hingga menutupi seluruh tubuhnya. Dia menyembunyikan wajah kacaunya di balik selimut.

Saat ini Celina mungkin harus menata hati, lalu membentengi diri agar tidak mudah untuk jatuh cinta. Pengalaman yang menyakitkan membuatnya lebih waspada untuk menjaga hati. Karna tidak akan ada yang bisa menjaga hatinya selain dia sendiri.

1
Gintania nia
menarik sampai bab terakhir
Dee
Dion sama Intan saja
say't
nct tp cewekx trliat tua y
say't
intan ni malu2 tp mau..sok alim tp hati melebihi sifat satan
Jenike Amaliyah
sae ron /Cry/
Jenike Amaliyah
Buruk
strawberry 🍓
si vano nih sinting yaaa
menginginkan yang lebih baik tapi sendirinya buruk . ngaca wooy 🙄
lagian celina kan kelakuannya doang yg buruk . hatinya mah melooooow 😂
Wina
Aku baca 2025 pemeran ceweknya sdh meninggal
Fitriyanti Siregar
Luar biasa
Maya Cintaku
🤣🤣🤣🤣🤣🤣
Anugrah Senjakala
Luar biasa
irma rofiah
padahal gra" celine sendiri yg milih jadi ani", Marvin dah bener itu tobat
Kiki Nurjanah
Luar biasa
irma rofiah
apanya yang terlalu panas? masih polos nggak paham 😁
Akmal Ariza Lubis
Kecewa
Akmal Ariza Lubis
Buruk
crmell
bagusss bangetttt 😍😍
Fida
Luar biasa
zeus
Dion VS intan(bersih)
Vano VS celine(rusak)
Debby
Luar biasa
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!