mengisahkan tentang petualangan Rakha di negara orang,bertemu dengan arwah perempuan yang sedang hamil dan mencoba untuk membantunya.
langsung baca aja yuk😊😊😊
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon kimshu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
part 24
Hari berganti,pagi ini ssetelah sarapan Rakha akan berangkat bersama Dewi Catha menuju Siena. Tidak lupa Rakha membawa serta asistennya sebagai teman perjalanannya meskipun sudah ada Dewi Catha.
"Opa,mbak Ratih,Rakha berangkat dulu ya,doakan semoga Rakha bisa mengemban tugas ini d Ngan baik dan pulang dalam keadaan selamat"pamit Rakha kepada keduanya
"Ya pergilah,jangan pernah lupakan sholat, berdzikirlah kepada Allah agar pikiranmu tidak kosong, hati-hati di sana nanti,opa tahu kalau ini tidak akan mudah"opa Marco memberi izin sekaligus menasehati Rakha
"Pergilah Rakha, hati-hati di jalan,usahakan kamu harus pulang dengan selamat,ada seorang anak yang sedang menunggumu pulang,dia menunggu janji yang pernah kamu ucapkan"ujar Ratih
"Hei jangan terlalu cemas seperti itu,ini hanya sebuah perjalanan untuk mengambil sebuah pedang, lagipula aku di temani oleh Dewi Catha jadi jangan terlalu mengkhawatirkan diriku"Rakha berusaha untuk meyakinkan mereka kalau semua akan baik-baik saja
Padahal Rakha sendiri tidak yakin kalau perjalanannya ini akan mudah. Rakha tahu di depan sana perjuangannya masih sangat jauh dari kata berhasil. Bukan Rakha tidak yakin,hanya saja dia tahu kalau misinya ini pasti akan berkelanjutan nantinya.
"Ya opa tahu,tapi kamu harus tetap hati-hati ,jangan pernah meremehkan lawan. Yang menurutmu lemah belum tentu dia yang paling lemah,bisa saja sebenarnya dia yang paling kuat"ujar opa Marco
"Baiklah Rakha akan selalu ingat ucapan opa,kami pamit dulu opa"Rakha mencium punggung tangan sang opa dan melambaikan tangan kepada Ratih
Rakha berjalan ke depan dengan Dewi Catha berada di pundaknya karena beliau tidak bisa terbang sembarangan. Saat keluar dari pintu utama Rakha memejamkan matanya untuk bertukar dengan juan. Ya sekarang Rakha dan Juan sudah bisa bertukar dengan mudah tanpa harus tidur terlebih dulu.
"Kita berangkat sekarang Dewi"ajak Juan kepada Dewi Catha
Dewi Catha tahu kalau yang sekarang sedang menggendongnya di pundak adalah Juan bukan Rakha. Dari nada bicaranya saja sudah bisa di tebak siapa yang sedang bersama dirinya tanpa harus melihat matanya.
Orang yang sekilas melihat Juan dengan mata merahnya maka akan mengira kalau Juan anak setan sebab memang Semerah itu matanya. Tapi Juan tidak peduli dengan anggapan orang tentang dirinya,jika dulu di Indonesia dia menyembunyikan identitasnya maka lain halnya dengan di sini.
Di sini Juan benar-benar menunjukkan siapa dirinya yang sebenarnya. Juan menyemprotkan pewarna rambut putih di kepalanya,ya inilah identitas Juan,mata merah seperti mata iblis dan juga rambut putih ya. Jangan lupakan tatapan tajamnya jika sedang mode serius,akan membuat orang yang melihatnya merasa terintimidasi.
Juan melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang, Juan tidak mau terburu-buru hingga menyebabkan mereka semua celaka. Dewi Catha sungguh terkesima dengan penampilan Juan,raa boleh macam iblis dengan mata merahnya,tapi jiwa dan hatinya jangan pernah di ragukan lagi kalau dia orang yang baik.
Sesuai ajaran sang mama,boleh menyiksa tapi jangan membunuh. Itulah yang selalu Juan lakukan terhadap musuh-musuhnya selama ini. Juan bahkan juga memberikan santunan yang tidak sedikit untuk keluarga musuhnya yang memang tidak tahu apa-apa.
Karena menurut Juan yang berslah hanyalah musuhnya,tidak dengan keluarganya yang tidak tahu apa-apa. Maka dari itu Juan selalu memberikan mereka sntunan yang tidak sedikit saat sudah bisa membuat musuhnya berada di ruang ICU.
"Apa tidak lebih baik naik kereta Juan?"tanya Dewi Catha yang duduk di kursi penumpang yang berada di depan
"Jika menggunakan kereta kita akan bingung lagi mencari kendaraan untuk sampai di tempat yang kita tuju"jawab Juan sambil fokus menyetir
"Boleh aku bertanya Juan?"tanya Dewi Catha
"Silahkan,ibu Dewi ingin menanyakan apa?jika sekiranya saya bisa menjawab maka akan saya jawab,jika tidak bisa maka akan saya buat untuk PR"
"Apa kau merasa ada yang berbeda dengan dirimu?"
"Ya,aku bisa melihat mereka yang tak kasat mata"
"Syukurlah kalau kamu sudah bisa melihat mereka,tapi aku minta untuk kamu berpura-pura tidak melihat mereka agar kamu tidak terganggu"
"Sudah saya lakukan sejak tadi, terimakasih sudah memperingatkan diriku ibu Dewi"jawab Juan dengan sopan
Sedari tadi sebenarnya Juan sudah merasa seperti berada di dalam film zombie. Banyak orang yang berlalu lalang tapi tatapan mereka kosong,untungnya Juan tidak kaget saat di tabrak oleh mereka tadi,jadi mereka tidak menyadari kalau Juan bisa melihat mereka.
Juan tidak menyangka kalau dia bisa seperti ini,tidak ada di dalam benaknya pernah terfikirkan kalau dia bisa melihat mereka yang dalam tanda kutip. Mereka yang dalam tanda kutip di sini memang tidak seram menurut Juan,entah kalau yang ada di negaranya?
"Pada dasarnya mereka itu hanya jin yang meniru manusia yang sedah mati,dan bentuk mereka itu di tentukan dengan apa yang kita fikirkan"ujar Dewi Catha yang mengetahui pikiran Juan
"Ya ini Dewi Catha benar,terkadang yang lebih menakutkan adalah mindset pikiran kita sendiri"jawab Juan membenarkan apa yang di ucapkan oleh Dewi Catha
Juan tidak langsung menuju Siena,selama dalam perjalanan dia juga beberapa kali berhenti untuk istirahat atau menikmati pemandangan. Alhasil perjalanan yang seharusnya di tempuh sekitar tiga jaman lebih jadi lima jam karena kebanyakan berhenti.
"Apa kamu sudah bisa merasakan keberadaan pedang Galgano Guidotti itu Juan?"tanya Dewi Catha saat mereka sudah sampai di Siena,namun mereka harus melanjutkan perjalanannya lagi menuju tempat Galgano Guidotti berada
"Bisa namun samar,jadi benar adanya kalau yang berada di museum itu hanya replikanya saja?"jawab Juan sambil bertanya
"Ya benar,sebab sampai saat ini masih belum ada yang bisa mencabut pedang tersebut dari tempatnya,pemiliknya benar-benar menunggumu sampai ribuan tahun untuk bisa mencabut pedang tersebut"ujar Dewi Catha
"Entah apa yang istimewa dari aku dan Rakha segingga beliau memilih kami untuk mengambilnya"ujar Rakha yang tak habis fikir dengan nasibnya
"Karena kamu adalah pengerucutan keturunan kami para Dewa dan Dewi dari era kami yaitu Etruria,mungkin keyakinanmu tidak sama dengan kami,tapi itulah faktanya,dan kamu masih belum menyadari kelebihanmu saja saat ini,lambat Laun aku akan mengajarimu menggunakan kelebihanmu,karena akulah yang di utus oleh mereka semua untuk menjadi pendampingmu dalam mempelajari semuanya"jelas Dewi Catha panjang lebar
Juan terkesiap mendengar penuturan Dewi Catha akan siapa dirinya. Tak pernah dia bayangkan kalau dia pengerucutan dari keturunan mereka yang selama ini di anggap mitos oleh orang-orang. Tidak tanggung-tanggung dia keturunan dari para Dewa Dewi itu sendiri. Tapi yang tidak bisa di nalar,kenapa jauh sekali jatuhnya dari Italia ke Indonesia.
_____________________
Mohon beri masukan atau komentarnya ya teman-teman
Selamat membaca 🥰🥰🥰
Jangan lupa dukungannya ya 😊😊😊