NovelToon NovelToon
HALIM

HALIM

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Romantis / Fantasi / Iblis / Epik Petualangan
Popularitas:8.8k
Nilai: 5
Nama Author: ILBERGA214

HALIM

Di dunia yang dikuasai oleh kegelapan, Raja Iblis dan sepuluh jenderalnya telah lama menjadi ancaman bagi umat manusia. Banyak pahlawan telah mencoba menantang mereka, tetapi tidak ada yang pernah kembali untuk menceritakan kisahnya.

Namun, Halim bukanlah pahlawan biasa. Ia adalah seorang jenius dengan pemikiran kritis yang tajam, kreativitas tanpa batas, dan… kebiasaan ceroboh yang sering kali membuatnya berada dalam masalah. Dengan tekad baja, ia memulai perjalanan berbahaya untuk menantang sang Raja Iblis dan kesepuluh jenderalnya, berbekal kecerdikan serta sistem sihir yang hanya sedikit orang yang bisa pahami.

Di sepanjang petualangannya, Halim akan bertemu dengan berbagai ras, menghadapi rintangan aneh yang menguji logikanya, dan terlibat dalam situasi absurd yang membuatnya bertanya-tanya apakah ia benar-benar sedang menjalankan misi penyelamatan dunia atau justru menjadi bagian dari kekacauan itu sendiri.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ILBERGA214, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode 30: Bayangan di Balik Luka

Halim melangkah keluar dari rumah sederhana itu, membiarkan udara malam yang dingin menyapu wajahnya. Meski tubuhnya masih terasa nyeri, pikirannya terus dipenuhi berbagai pertanyaan. Sosok Luna, serigala iblis, dan aura hitam yang aneh — semuanya terasa janggal.

"Kenapa aku merasa ada sesuatu yang lebih besar di balik semua ini?" gumamnya lirih.

Langkah kakinya membawanya menuju arah guild, di mana dia berharap bisa bertemu kembali dengan Rian. Lampu-lampu lentera yang bergoyang pelan menerangi jalan desa, menciptakan bayangan samar yang menari di tembok bangunan tua.

Di dalam guild, suasana masih ramai meski malam telah larut. Para petualang bersenda gurau, beberapa di antaranya sudah terlalu mabuk untuk berdiri tegak. Di salah satu sudut, Rian duduk dengan wajah cemas, menggenggam erat kantong koin hasil kerja keras mereka.

Begitu melihat sosok Halim memasuki guild, Rian langsung berlari menghampirinya.

"Kak! Akhirnya!" Rian memeluk Halim erat, merasakan kehangatan yang selama ini membuatnya merasa aman. "Aku pikir... aku nggak bakal lihat Kakak lagi."

Halim mengusap kepala adiknya pelan. "Aku baik-baik aja. Maaf bikin kamu khawatir."

"Terus gimana dengan pendeta itu?"

"Dia selamat. Sekarang dia sedang istirahat," jawab Halim. "Tapi... aku masih punya banyak pertanyaan."

Setelah memastikan Halim baik-baik saja, Rian menariknya ke meja terdekat. Mereka memesan roti panggang dan sup hangat yang mengepul. Di tengah keheningan singkat, Halim mulai menceritakan semua yang terjadi — tentang serigala iblis, pengorbanan para petualang, dan Luna yang terikat rantai sihir.

"Aku nggak ngerti kenapa mereka meninggalkan dia," kata Halim. "Dan yang lebih aneh, kenapa Luna nggak melawan atau kabur? Dia pendeta, kan? Seharusnya dia bisa menggunakan sihir pelindung."

Rian mengangguk, wajahnya dipenuhi rasa penasaran. "Mungkin... dia disegel?"

Halim termenung. "Kemungkinan besar. Tapi siapa yang cukup kuat buat menyegel seseorang kayak gitu?"

Rian menggigit bibirnya. "Apa mungkin ada hubungannya sama si serigala iblis itu?"

"Kalau iya, berarti ada sesuatu yang lebih gelap dari sekadar monster liar."

Sementara mereka berdiskusi, seorang pria berperawakan besar dengan janggut lebat mendekati meja mereka. Di dadanya tersemat lencana perunggu yang menandakan dia seorang petualang tingkat menengah.

"Kalian yang ngalahin Raja Goblin, kan?" tanyanya sambil menyeringai.

"Benar," jawab Halim singkat.

"Hebat juga. Nggak banyak yang berani ambil misi itu." Pria itu menepuk pundak Halim dengan keras hingga nyaris membuatnya terjatuh. "Tapi hati-hati, bocah. Kabar soal serigala iblis itu mulai menyebar. Katanya ada yang ngeliat auranya berkeliaran di hutan lain."

"Di hutan lain?" Rian terkejut. "Bukannya kami baru aja ngalahin satu tadi?"

Pria itu menggeleng. "Bukan. Yang kalian lawan cuma salah satu dari banyak serigala iblis. Ada desas-desus kalau mereka muncul gara-gara kekuatan gelap yang bangkit."

"Kekuatan gelap..." gumam Halim.

"Kalau kalian masih niat ngelawan monster kayak gitu, mungkin ada baiknya kalian temui kepala guild. Dia punya informasi lebih lanjut."

Halim dan Rian saling pandang. Tanpa banyak bicara, mereka menghabiskan makanan mereka dan bergegas menuju kantor kepala guild.

Di sebuah ruangan yang dipenuhi peta dan dokumen, seorang pria tua dengan jubah biru gelap duduk di balik meja besar. Rambutnya yang putih keperakan diikat rapi, menunjukkan wibawa seorang pemimpin.

"Kalian pasti Halim dan Rian," ucapnya, suaranya berat namun hangat. "Kalian telah menyelesaikan misi besar, dan aku ucapkan terima kasih."

"Kami hanya melakukan tugas kami, Tuan," jawab Halim sopan. "Tapi kami datang ke sini untuk sesuatu yang lain."

Pria itu mengangguk, seakan sudah menduga. "Serigala iblis, bukan?"

Halim mengepalkan tangannya. "Benar. Kami dengar ada lebih banyak dari mereka. Dan aku juga ingin tahu soal pendeta yang kami selamatkan."

Kepala guild menarik napas panjang. "Serigala iblis memang bukan makhluk biasa. Mereka adalah manifestasi dari energi kegelapan yang terikat pada dunia ini. Kemunculan mereka menandakan bahwa sesuatu yang besar sedang terjadi."

"Dan tentang pendeta itu?"

Pria tua itu menatap Halim dengan serius. "Jika benar dia disegel, maka kemungkinan besar dia memiliki hubungan dengan kekuatan tersebut. Entah sebagai korban... atau sebagai kunci."

Kepala guild menawarkan misi baru — menyelidiki sumber kekuatan gelap di hutan sebelah barat. Imbalannya jauh lebih besar dari misi sebelumnya. Namun risiko yang mengintai juga jauh lebih berbahaya.

"Kalian nggak harus menerima misi ini," ucap kepala guild. "Tapi jika kalian peduli dengan nasib dunia ini, maka kalian tahu apa yang harus dilakukan."

Halim terdiam. Bukan karena takut, tapi karena dia menyadari bahwa tanggung jawab di pundaknya semakin berat.

"Kalau aku menolak, mungkin nggak ada orang lain yang akan berani mengambil misi ini," pikirnya. "Tapi kalau aku menerima... aku harus siap menghadapi apapun."

Setelah beberapa saat, Halim akhirnya mengangguk mantap.

"Aku akan melakukannya."

Sebelum berangkat, Halim memutuskan untuk menemui Luna sekali lagi. Dia ingin memastikan wanita itu dalam keadaan baik-baik saja, atau mungkin... mendapatkan jawaban atas rasa penasarannya.

Sesampainya di rumah wanita paruh baya, Luna sudah duduk di tepi tempat tidur dengan segelas air di tangannya. Wajahnya terlihat sedikit lebih segar, meski sorot matanya masih menyiratkan kesedihan.

"Kamu datang..." Luna tersenyum tipis.

"Bagaimana perasaanmu?" tanya Halim.

"Lebih baik. Terima kasih, Halim."

Halim menatapnya dalam diam. "Luna, aku butuh jawaban. Siapa yang menyegelmu? Dan kenapa serigala iblis itu mengejarmu?"

Luna terdiam lama. Tangannya yang memegang gelas gemetar.

"Aku..."

Namun sebelum Luna sempat melanjutkan, suara dentuman keras terdengar dari kejauhan. Langit malam yang tadinya tenang kini dihiasi kilatan cahaya merah.

"Apa itu?!" Rian yang baru tiba di belakang Halim terperanjat.

"Dua serigala iblis lainnya," gumam Halim dengan nada serius. "Sepertinya kita nggak punya waktu lagi."

Dengan pedang di tangan, Halim bersiap menghadapi ancaman yang baru saja muncul. Namun kali ini, dia tahu bahwa jawabannya mungkin lebih dekat dari yang ia duga.

1
ZeroBite
bukannya ingin menjatuhkan, kalau pakai AI tetap diedit juga. kontras antara bab 1 dan bab-bab selajutnya sangat jauh, bab 1 tulisannya agak berantakan tapi jelas tulisan manusia dan bab-bab selanjutnya rapih tapi terlalu terstruktur khas chat GPT.

sekarang semakin banyak yang mengedit dengan chat GPT tanpa revisi membuat tulisan kurang hidup. saya tahu karena saya juga pakai 2 jam sehari untuk belajar menulis. Saya sangat afal dengan pola tulisan AI yang sering pakai majas-majas 'seolah' di akhir kalimat secara berlebihan dengan struktur khas yang rapih.

ya saya harap bisa diedit agar lebih natural.
ERGA: jika ada saran lagi. mohon bimbingannya dan jangan sungkan
ERGA: Terimakasih sarannya kak. saya targetkan revisi kembali per 10 episode. selamat membaca
total 2 replies
⧗⃟ᷢʷ🍁🍌 ᷢ ͩW⃠J͢aeᷢz°⚡♚⃝҉𓆊🏚
Gue mampir.
Udah baca eps 1 ini, ceritanya lumayan menarik. Kapan² gue kesini lagi ya kalau ada waktu, Semangat.
ERGA: terimakasih
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!