NovelToon NovelToon
Menjadi Simpanan Om Davendra

Menjadi Simpanan Om Davendra

Status: tamat
Genre:Tamat / Konflik etika / Selingkuh / Cinta Terlarang / Beda Usia / Romansa
Popularitas:12.3k
Nilai: 5
Nama Author: Lyaliaa

(35 Bab)
Allea, yang biasa dipanggil Lea adalah seorang siswi kelas 3 SMA. Awalnya dia bukan anak nakal, dia hanya anak manja yang selalu dapat kasih sayang kedua orangtuanya. Dia berasal dari keluarga kaya raya. Namun tak ada yang abadi, keluarga cemaranya hancur. Ayah dan ibunya bercerai, dan dia sendirian. Sepertinya hanya dia yang ditinggalkan, ayah—ibunya punya keluarga baru. Dan dia? Tetap sendiri..
Hingga suatu ketika, secara kebetulan dia bertemu dengan seorang pria yang hampir seumuran dengan ayahnya. Untuk seorang siswi sepertinya, pria itu pantasnya dia panggil dengan sebutan om, Om Davendra.
Dia serasa hidup, dia serasa kembali bernyawa begitu mengenal pria itu. Tanpa dia sadari dia telah jauh, dia terlalu jauh mendambakan kasih sayang yang seharusnya tidak dia terima dari pria itu.
Lantas bagaimana dia akan kembali, bagaimana mungkin ia bisa melepaskan kasih sayang yang telah lama hilang itu...

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lyaliaa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 34

Pagi masih terbungkus keheningan ketika Allea membuka matanya perlahan. Cahaya samar matahari menyelinap melalui celah tirai, menciptakan siluet lembut di dinding kamar.

Hangat. Nyaman. Ada sesuatu yang menahannya untuk tidak segera bangkit—dan saat menyadari itu, tubuhnya diselimuti kehangatan yang bukan hanya berasal dari selimut.

Deon. Pria itu memeluknya erat dari belakang, napasnya masih teratur di leher Allea, seolah dunia luar tidak bisa menyentuh mereka. Sesuatu di dalam dadanya bergetar. Perasaan yang sulit ia jelaskan. Apakah ini... kebahagiaan? Atau justru ketakutan?

Namun, sebelum ia bisa memikirkannya lebih jauh—

Kring... Kring... Kring...

Dering ponsel itu menggema di kamar, memecah keheningan yang terasa terlalu nyaman.

Allea terkesiap, ia menoleh ke arah meja yang ada di sebelah tempat tidur. Ponselnya juga bergetar keras, nyaris terjatuh ke lantai. Nama yang tertera di layar membuat darahnya berdesir.

/Om Dav/

Tangannya terangkat setengah hati, namun sebelum sempat menyentuh ponsel itu, Deon bergerak lebih cepat. Pria itu membuka mata, langsung merampas ponsel itu dari genggaman udara.

"Apa yang dia inginkan pagi-pagi begini?" suara Deon terdengar serak karena baru bangun, tetapi nada kerasnya mengisyaratkan ketidaksabaran. Tanpa ragu, dia menekan tombol jawab dan membawa ponsel ke telinganya.

"Ada apa menelepon Lea?" Deon bertanya tanpa basa-basi.

Suara dari seberang terdengar samar, tapi cukup jelas bagi Allea yang masih membeku di tempat tidur.

"Oh, Deon. Kau—??" kalimat terhenti sejenak, dia memikirkan tentang pria itu yang tidur dengan Allea. Mendengar suaranya yang serak jelas dia bangun tidur dan ditambah juga dia menjawab telepon Allea pagi sekali. "Jadi dia sungguh hamil anakmu?"

Deon terdiam sejenak sebelum akhirnya menjawab tegas, "Ya. Itu anakku."

Keheningan menggantung di udara. Allea bisa merasakan tensi meningkat di antara dua pria yang sedang berbicara. Dia tidak bisa mendengar apa yang dikatakan Davendra, tetapi dari ekspresi Deon yang mengeras, percakapan itu tidak berjalan baik.

"Aku tidak peduli apa yang kau pikirkan. Dan juga aku tidak butuh restumu, bibi Monica sudah merestui. Lagi pula paman juga akan bercerai dengannya kan? suara Deon tajam, nyaris bukan seperti pertanyaan. Tapi ledekan kecil tentang Davendra.

Lagi-lagi, suara dari seberang terdengar, kali ini lebih mendesak. "Kau—!!?"

"Jadi berhenti lah menghubungi Lea, dan juga jangan menghubungi ku atau datang kesini lagi," Deon menutup telepon tanpa menunggu balasan.

Allea menatapnya dengan sedikit kaget, tapi di saat yang sama, sudut bibirnya terangkat dalam senyum kecil. Deon terlihat begitu... cemburu. Melihat ekspresinya yang masih kesal, Allea tidak bisa menahan tawanya.

Namun, tawanya segera terhenti saat Deon mendekat, menangkup wajahnya, lalu mencium bibirnya dalam-dalam. Hangat. Intens. Hingga napas mereka bercampur dalam keheningan yang tiba-tiba terasa menggema.

"Apa kau begitu senang melihatku pagi-pagi sudah mendengar hal yang menggelikan?" ucap Deon lirih pada Allea sebelum mencium wanita itu lagi.

**

Waktu berlalu, dan matahari pagi mulai mengisi sudut kamar Allea sepenuhnya. Hari ini adalah awal dari bulan terakhir semester mereka. Allea ingin menyelesaikan semester itu sebelum mengambil cuti semester depan. Entah itu karena bayinya atau sebuah—pernikahan.

Kring..! Allea baru saja menyisir rambutnya di depan cermin meja rias ketika ponselnya kembali berdering. Kali ini, nama yang muncul di layar membuatnya terdiam.

/Ayah/

Dia menoleh ke arah Deon yang baru keluar dari kamar mandi, hanya berbalut handuk putih di pinggangnya. Air masih menetes dari rambut hitamnya yang basah. Tubuhnya tegap, ototnya terlihat jelas di bawah cahaya pagi yang masuk melalui jendela.

"Ayahku," gumamnya pelan.

Deon mengangkat alis, tetapi hanya mengangguk, memberi isyarat agar Allea menjawabnya.

Tangannya sedikit gemetar saat menekan tombol hijau. "Halo, Ayah..."

Suara dari seberang terdengar dalam dan berat. "Lea... Apa yang terjadi? Kau sungguh hamil, sayang?"

Hati Allea berdebar lebih cepat.

"Lea, kau masih 21 tahun. Kau masih kuliah. Aku..." Suara ayahnya terdengar lebih pelan, seakan sedang menekan emosinya sendiri. Terdengar ada seseorang disana yang menenangkan ayahnya. "Aku tidak marah... tapi jujur aku sangat terkejut saat mendengarnya. Aku akan bertanya sekali, siapa ayahnya?"

Allea menunduk, menggigit bibir bawahnya. Ia merasa bersalah. Tapi dia harus menjawab, dia harus menjawab pertanyaan ayahnya. "De—deon," jawabnya terbata.

Jawabannya berakhir dengan keheningan sebelum ayahnya kembali berbicara, "Aku akan menjemputmu ke AS."

Matanya membulat. "Apa? Tapi—"

"Aku hanya ingin memastikan kau baik-baik saja, Lea" potong ayahnya, suaranya terdengar lebih lembut sekarang. "Kita akan bicara nanti, oke?"

Sambungan terputus. Allea masih terpaku di tempat, ponsel masih berada di tangannya. Tanpa dia sadari, Deon sudah berdiri di belakangnya. Lengan pria itu melingkar di lehernya, napas hangatnya menyentuh telinga Allea.

"Apa katanya?" tanyanya pelan.

"Dia ingin menjemput ku," jawab Allea, suaranya terdengar hampa.

"Kau tidak akan pergi tanpa aku." lanjut Deon, mengecup pipi Allea lembut. Mereka tampak mesra di depan cermin kaca, namun kemesraan itu hanya berlangsung singkat. Ponsel Allea kembali berdering.

Kring... Kring...

Allea dan Deon menatap layar ponsel bersamaan. Nama yang tertera membuat napas Allea tercekat.

/Tante Monica/

Dia menoleh ke arah Deon yang masih berada di sampingnya. Ekspresi pria itu langsung berubah ketika melihat nama di layar ponsel, ada ketenangan di wajah pria itu.

"Jawab saja," kata Deon, suaranya tenang.

Dengan ragu, Allea menggeser ikon hijau dan meletakkan ponsel ke telinganya. "Halo, Tante..."

Suara dari seberang terdengar lembut. "Lea, bagaimana kabarmu? Apa semua baik-baik saja?"

Tidak ada amarah. Tidak ada caci maki. Allea nyaris tidak percaya dengan apa yang ia dengar. Sebagai wanita yang sudah merusak pernikahan wanita itu, dia terlalu aneh untuk di sebut istri yang diselingkuhi. Bahkan pada wanita yang sudah berselingkuh dengan suaminya.

"Aku... —aku baik-baik saja, Tan," jawabnya pelan.

"Syukurlah, aku senang mendengarnya," kata Monica, suaranya terdengar tulus.

Allea hampir meneteskan air mata. Kenapa wanita ini tidak membencinya? Kenapa justru terdengar begitu peduli dan memperhatikannya? Namun, sebelum ia sempat berpikir lebih jauh, suara Monica terdengar lagi.

"Oh, iya. Tentang Davendra. Apa dia menghubungimu?"

Belum sempat Allea menjawab, Deon sudah meraih ponselnya dan menjawab dengan nada datar, "Bibi, jangan menanyakan pria lain padanya, selama ada aku dia tak akan mengganggunya lagi."

Monica terdiam sejenak sebelum akhirnya tertawa kecil. "Hha, Deon. Kenapa kau terdengar begitu kekanakan? Tapi baguslah, jaga Allea ya.."

"Ya. Itu pasti." balas Deon dengan keyakinan seratus persen.

Panggilan berakhir.

Allea masih terpaku di depan cermin, pikirannya berkelana dalam kebingungan yang semakin menyesakkan. Deon kembali mendekat "Jangan khawatir," dia mencium pipinya lagi setelah berbisik, "Sayang."

Sayang? Rasanya aneh mendengar kata itu dari mulut Deon di situasi ini. Dia hanya mendengarnya saat mereka di ranjang, mendengarnya di posisi yang sekarang membuat jantung Allea berdetak tak biasa. Ada perasaan yang membuatnya bergetar. Apa ini—cinta?

...----------------...

1
sunshine wings
Apa benar anaknya Deon? 🤔🤔🤔🤔🤔
sunshine wings
😭😭😭😭😭
Siti Amyati
serakah ,TPI tetep kalah semuanya pergi kasihan
Jung Hasanah
ribet allea. paling bener sama deon
Jung Hasanah
Deon ini pria yg sangat langka
Jung Hasanah
bingung kan
allea cocok sama davendra tp jg cocok sm deon
sunshine wings
Duh aku kepikiran author..
Gimana caranya Om Darendra menjaga dan melindungi Allea seperti janjinya pada Viona sedangkan dia sendirilah yg memakainya..
Rangkaian puzzle² ini masih blom bisa disusun.. huh!
sunshine wings
Gimana bilangnya ya.. akan sampe kemana hubungannya Om Dav sama Lea?
sunshine wings
Luar biasa
Elvinzam 2322
lanjut kak upnya tambah banyak lgi 🤗🤗🤗
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!