NovelToon NovelToon
Gadis Peter Pan Milik Ceo Kaivan

Gadis Peter Pan Milik Ceo Kaivan

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Cinta Seiring Waktu / Menjual Anak Perempuan untuk Melunasi Hutang
Popularitas:3k
Nilai: 5
Nama Author: skyl

Ini tentang sebuah perselisihan dua puluh Tahun lalu antara Atmaja dan Biantara

Mereka berperang pertumpuhan darah pada saat itu. Atmaja kalah dengan Biantara, sehingga buat Atmaja tak terima dengan kekalahannya dan berjanji akan kembali membuat mereka hancur, sehancur-hancurnya

Hingga sampai pada waktunya, Atmaja berhasil meraih impiannya, berhasil membawa pergi cucu pertama Biantara yang mampu membuat mereka berantakan.

Lalu, bagaimana nasib bayi malang yang baru lahir dan tak bersalah itu?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon skyl, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Part 4 - Monster mengerikan

Setelah diberi ancaman, Aruna sudah tak berteriak tak jelas seperti tadi, hanya saja tetap ingin pulang.

"Pulang? Di sini kamu selamanya, saya sudah membelimu."

"Enggak, aku mau sama bibi Tika," ucap Aruna.

"BISA DIAM TIDAK SIH, HA?" teriak Kaivan menarik Aruna sehingga Aruna meringis kesakitan.

"Maaf... Tapi Una mau pulang." Aruna menatap berkaca-kaca Kaivan.

"Sudah saya katakan, jangan menangis jika kamu tidak ingin saya lempar ke kandang singa."

Aruna menghapus air matanya lalu mengangguk pelan.

"Una lapar...." Tiba-tiba saja gadis itu meminta makan kepada Kaivan.

Kaivan menatap mata bulat gadis yang berada di depannya. Terlihat begitu mengemaskan. Ah sial, Kaivan bahkan menggigit bibir bawahnya agar tak tersenyum melihat betapa lucunya Aruna.

"Saya akan memberimu makan, tapi janji jangan menangis lagi dan tidak meminta untuk pulang."

Aruna mengangguk. Kita lihat saja sebentar, apakah dia akan menepati janjinya atau akan kembali menangis meminta pulang.

"Pelayan," teriak Kaivan membuat tiga pelayan menghampirinya.

"Buatkan dia makanan."

"Una mau susu," sela Aruna dengan nada seperti anak kecil itu.

"Hmm, buatkan juga susu untuknya. Dan kamu bersihkan tubuhnya, Jordan akan membawakannya pakaian."

"Baik Tuan."

Pelayan dengan lembut membawa Aruna ke dalam kamar. Aruna sempat protes tapi melihat tatapan tajam Kaivan membuatnya menutup mulutnya rapat-rapat.

Dari pada tidak diberi makan, mending dia nurut saja, ucap Aruna dalam hati.

Dia hanya mencari keberadaan perawatnya. Dia sudah terbiasa dengan Tika. Dia nampak tak peduli di mana dia sekarang jika seandainya Tika ikut bersamanya, tapi sejak tadi dia tidak melihat sosok wanita paruh baya tersebut.

"Apa kamu tau bibi Tika di mana?" tanya Aruna pada Pelayan yang tengah membantunya mandi.

"Kenapa tidak bicara? Kamu di ancam ya sama monster tadi? Monster itu kan yang tangkap bibi Tika."

Dia terus membicarakan Kaivan dan menyebut lelaki itu dengan sebutan monster mengerikan.

"Aku tidak tahu kamu siapa, dan kenapa Tuan membawamu ke mansion ini. Dan aku tidak tahu siapa bibi Tika yang kamu maksud."

Aruna mencebikkan bibirnya ke bawah, di mana Tika berada? Perasaan sebelum tidur Aruna masih bermain dengan Tika, tapi setelah dia bangun tempat keberadaannya terasa asing. Lalu, mereka semua. Aruna tidak pernah melihatnya.

Setelah memandikan Aruna, Pelayan berniat untuk memakai kan juga pakaian untuk gadis tersebut, tapi Aruna melarangnya.

"Una bisa sendiri pakai baju, kamu enggak usah bantu Una. Una pintar kok, kata bibi Tika jika Una sudah bisa mandi sendiri, Una dapat hadiah. Jadi nanti jangan mandiin Una lagi, Una bisa sendiri," celetuk gadis tersebut.

"Tapi Una kangen bibi, ini sudah lama tapi bibi belum datang-datang juga." Setelah memakai pakaiannya, Aruna berlari keluar dari kamar.

Dua Pelayan yang bersamanya pun mengejarnya, jangan sampai Aruna membuat ulah dan akan berdampak kepada mereka.

"Nyonya, jangan lari-larian," sahut pelayan memberi pengertian Aruna.

"Una mau cari bibi Tika." Aruna terus menyelusuri setiap ruangan mansion, berharap menemukan Tika.

"Hiks hiks..." Aruna terduduk di lantai. Sudah mengelilingii setiap sudut mansion, Aruna tidak melihat sosok perawatnya. "Bibi Tika," teriak Aruna.

"Nyonya jangan teriak-teriak, nanti Tuan marah. Sudah jangan menangis lagi, bukannya nyonya ingin makan dan meminum susu kan? Ayo ikut kami."

Aruna menghapus air matanya. Sebab, dia juga lapar, akhirnya mengikuti kedua pelayan tersebut untuk ke meja makan.

Di sana sudah tersedia makanan untuknya serta susu.

"Heummm... Una enggak suka susu yang ini, Una mau rasa coklat."

Pelayan pun bergegas untuk membuatkannya susu yang baru.

"Una enggak suka udang, enggak suka ini juga. Una enggak suka semuanya." Aruna mendorong piring itu pelan menjauh dari hadapannya.

Pelayan menghela napas panjang. Sepertinya mereka harus menyiapkan kesabaran yang tebal untuk menghadapi gadis kecil Tuan mereka.

"Una mau makan ayam goreng, pakai kecap!" pinta Una.

"Baik, kami akan membuatkannya ulang nyonya, nyonya tunggu di sini."

"Jangan lama-lama ya, perut Una udah bunyi. Kalau kamu enggak kasih Una makan, Una makan kamu aja biar serem kek monster."

Para pelayan terkekeh pelan, walaupun kesabaran mereka diuji, tapi mereka juga gemas dengan kecerewetan Aruna.

"Kalian juga pasti di culik ya seperti Una sama monster mengerikan itu? Bagaimana kita kaburnya, Una bahkan gak tau bibi Tika di mana."

Aruna menaroh tangannya di dagunya.

"Siapa yang kamu sebut monster?" tanya seseorang dari belakang Aruna.

Aruna pun kaget, dia menatap ke belakang. Oh tidak! Aruna melihat seorang monster mengerikan.

"Gak tau." Aruna melipat kedua tangannya di atas meja.

Tiba-tiba saja gadis kecil itu terdiam? Oh tentu saja diam, Kaivan ada di sana. Mengingat ancaman lelaki tersebut membuat Aruna menurut.

"Kenapa lama sekali memberinya makan?"

"Maaf Tuan." Pelayan menyajikan kembali menu yang diinginkan Aruna.

Kaivan menerima telpon, dia pun pergi dari sana untuk mengangkatnya.

"Iya, carikan Psikolog untuk menyembuhkannya, cari yang ahli. Saya ingin secepatnya dia kembali normal," ucap Kaivan.

Jalan satu-satunya, Kaivan ingin membuat Aruna sembuh. Dan berharap sembuh di waktu terdekat ini agar mamanya tidak kembali mendesaknya mencari menantu.

Bisa saja dia mencari wanita lain, tapi Kaivan sudah malas. Sudah dua puluh wanita sebelum Aruna yang ia tolak, sebab merasa tak cocok untuknya, tetapi Aruna? Entah mengapa tanpa berpikir pun, dia langsung menginginkannya.

(....)

Setelah memutuskan panggilan, Kaivan kembali ke dapur untuk melihat gadis yang sudah dia beli.

Terlihat Aruna makan dengan lahap. Namun, tidak bisa diam untuk tidak bicara.

"Astaga, jangan berbicara kalau sedang makan," pinta Kaivan melihat gadis itu tersedak, refleks memberinya minum.

Aruna batuk-batuk. Mereka saling menatap, Kaivan menatap mata bulat Aruna, sedangkan Aruna menatap mata elang.

Jika Kaivan melihatnya begitu gemas, maka Aruna melihatnya seperti monster.

"Ih jauh-jauh monster!" Aruna mendorong Kaivan.

"Monster? Kamu memanggilku monster?" tanya Kaivan.

Aruna menggigit bibir bawahnya, dia keceplosan memanggil Kaivan monster di depan orangnya langsung.

"Tidak!" Aruna melengos dan kembali menghabiskan makanannya.

Ini kenapa belum pergi juga? Aruna berkata dalam hatinya, sebab dari tadi menunggu lelaki itu pergi dari sampingnya. Namun, tak kunjung untuk pergi!

"Ishhh, kesal-kesal, Una kesal," batin gadis cantik itu, meremas sendok yang dia pegang.

"Una udah gamau." Aruna mendorong piring itu pelan. Mendadak selera makannya sudah tidak ada, dikarenakan lelaki yang tiba-tiba duduk di sampingnya.

"Siapa yang menyuruhmu tidak menghabiskan makanan ini?" tanya Kaivan.

"Aku sendiri, Una kan udah kenyang," jawab Aruna.

"Habiskan makananmu, atau tidak..."

Aruna mendengus kesal. Tentu saja tau apa yang akan Kaivan katakan kalau tidak aku akan melempar ke kadang singa.

1
Pujiastuti
😅😅😅Aruna,,,,,,, Aruna sok sokan suruh Ipan jauh² bobonya ternyata ngak bisa bobo juga ya Runa kalau ngak dipeluk sama Ipan 😁🤭
Pujiastuti
😅😅😅kalau sampai berani bilang langsung kalau bos nya bodoh bakalan dipecat kalian 😁😁😁
Pujiastuti
walah ini emak sama anak malah gelut rebutan Aruna 😁😁🤭
Pujiastuti
aduh senengnya kalau punya mertua kayak mamanya Kavian
Pujiastuti
ayo lo Kaivan bisa tahan godaan ngak nih jangan macam² sama Aruna ya Ipan nanti dilaporkan ke mama ipan yang malu nanti 😁😁
Pujiastuti
Aruna ketemu ayah kandungnya ni,,,,
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!