seorang wanita dari Negara Asia, memutuskan untuk berlibur ke Negara terpencil di bagian timur tengah, hanya untuk bisa melupakan Mantan pacarnya yang berselingkuh dengan sahabatnya sendiri.
Yang dia pikir hanya akan mendapatkan pengalaman baru, tapi ternyata malah menemukan pasangan hidupnya, seorang pria pemilik kafe.
Walau begitu, wanita dari Asia itu tidak mengetahui bahwa pria tersebut, merupakan seorang penerus atau Pangeran mahkota di negara itu.
bisa dikatakan, di buang batu jalanan, malah dapat pengganti batu zamrud di negara asing.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sayida, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 24
Rombongan pedagang itu langsung ditahan oleh para pemberontak. Mereka dilarang untuk keluar oleh mereka.
"Ada apa ini, saudaraku? Kenapa kalian menahan kami?" tanya Sait dengan menahan kesabarannya untuk tidak menyerang mereka.
"Tidak! Kalian tidak diizinkan keluar sampai pemimpin kami berbicara. Ia melarang kalian untuk pergi. Jika kalian tetap ingin pergi dari sini, jangan salahkan kami akan membunuh kalian," ucap seorang pria dengan sudah menghunuskan pedangnya kepada rombongan pedagang tersebut.
Lagi-lagi Ashan hampir kehilangan kendali, namun gerakannya itu cepat ditahan oleh Sait.
"Mohon bersabar, Pangeran. Kita harus bertahan sampai kita terlepas dari mereka. Saya yakin, mereka tidak akan mudah menyakiti keluarga kerajaan," bisik Sait.
Benar saja, kondisi di istana sudah sangat kacau. Yamin yang baru mengetahui bahwa Tiffany dikurung di dalam penjara lantas dengan panik. Langsung pergi ke dalam penjara tanpa melihat kondisi di tempat lain.
Ia tidak peduli lagi dengan ucapan Ratu, karena Tiffany merupakan nyawa kedua di istana tersebut. Ia tahu, jika terjadi apa-apa kepada Tiffany, maka Ashan tidak akan segan-segan menghancurkan negara kerajaannya sendiri beserta keluarganya hanya demi seorang wanita yang ia cintai.
Di lain tempat, Ratu, Putri Nagia, dan juga termasuk Cindy, berhasil ditahan oleh para pemberontak.
Kejadian awalnya, pada saat salah satu pemberontak mencoba menipu Cindy dengan mengatakan bahwa ia ingin menunjukkan sebuah tempat yang ia temukan secara sengaja.
Tempat di mana Ashan menyimpan harta karunnya, awalnya Cindy tidak percaya namun entah dari mana ia memilikinya, ia langsung mengeluarkan sebuah cawan emas membuat Cindy benar-benar tergiur.
Ia tahu jika Ratu mengetahui apa yang telah ia temukan. Ia akan dipuji oleh Ratu.
"Baiklah, jangan katakan kepada siapapun bahwa yang menemukan tempat tersebut ialah kamu. Kamu hanya perlu menunjukkannya kepadaku, biar aku yang akan memberi tahu Ratu," ucap Cindy sangat menggebu-gebu.
*Hehe, kena kalian. Ku pikir akan sulit menipu Keluarga Kerajaan. Ternyata mereka sama bodohnya dengan kami* batin wanita tersebut, langsung menuntut Cindy ke jalan ke tempat yang ia maksud.
Setelah wanita tersebut menunjukkan jalan ke tempat di mana harta karun tersebut berada, ditambah waktu sudah malam, menurut Cindy itu waktu yang tepat untuk masuk ke ruangan tersebut.
Ia dengan terburu-buru bergegas pergi untuk mengabari hal ini kepada Ratu dan Putri Nagia.
Kejadian begitu cepat, Ratu dan Putri Nagia malah percaya akan ucapan Cindy, dikarenakan Cindy berusaha membujuk Sang Ratu walau Ratu sendiri sedikit meragukannya dan pada akhirnya mereka berhasil dijebak oleh rombongan pemberontak dengan mudah, tanpa pengetahuan orang-orang istana.
Sementara di penjara yang gelap dan lembab, tempat di mana Tiffany dikurung, pria yang diperintahkan oleh Ratu untuk menodai Tiffany, ia malah tidak berani melakukannya.
Ia terduduk lemas di dalam jeruji bersama dengan Tiffany yang ketakutan. Berteriak minta tolong walau tidak disentuh oleh pria tersebut.
Untung saja, Yamin lekas datang menemui Tiffany. Ia dengan cepat meminta prajurit yang menjaga penjara besi tersebut untuk melepaskan Tiffany dari dalam jeruji.
Kedua prajurit hanya terdiam dan saling memandang. Mereka sebenarnya tidak bisa menolak perintah Yamin, tapi di balik sisi, ada Ratu yang menyuruh mereka untuk tidak melepaskan Tiffany.
"KENAPA KALIAN DIAM SAJA! CEPAT LEPASKAN NONA TIFFANY ATAU SAYA AKAN MEMBUNUH KALIAN DI TEMPAT!" ancam Yamin dengan amarahnya yang meledak-ledak.
Mendengar sentakan kuat dari Tiffany, tentu mereka berdua dengan cepat melepaskan borgol yang mengunci pintu penjara yang mengurung Tiffany dengan gemetar dan ketakutan.
Tiffany berhasil diselamatkan oleh Yamin, sementara pria yang diminta Ratu untuk menodai Tiffany, langsung ditahan untuk diminta penjelasan nantinya.
...----------------...
Kembali ke rombongan Ashan yang menyamar menjadi pedagang. Kini mereka semua ditahan dan dikurung di dalam sebuah tenda, dengan berbagai keamanan yang ketat.
Walau begitu, Ashan dan rombongan yang lain bisa berkomunikasi dengan bahasa isyarat yang hanya mereka sajalah yang paham.
Mereka melakukan musyawarah akan pemberontakan yang dilakukan oleh Abul Zakar. Ashan yang sangat pintar dalam membuat taktik. Ia pun merencanakan perihal pelarian pada tengah malam, dan cara menghancurkan persenjataan musuh sekaligus.
Musyawarah pun dimulai, mereka duduk melingkar di bawah tanah, dan Ashan sebagai pemimpin mulai menjelaskan taktik yang ia miliki kepada Sait dan tentara bawah, sekitar 20 orang itu.
...----------------...
Tengah malam pun tiba, di kediaman pemberontak, orang-orang tentu tidak tidur, mereka semua menjaga tempat di mana rombongan Ashan tinggal secara bergantian.
Walau dijaga seketat itu, Ashan dan rombongannya tidak kehabisan akal. Pertama, lima orang dari mereka mengajak orang-orang dari rombongan pemberontak untuk minum dan bercerita di terangnya bulan malam.
Orang-orang di sana pada dasarnya baik, karena mereka berasal dari kampung yang tertinggal, hanya karena kekurangan uang dan makanan yang membuat mereka nekat untuk menyerang istana, karena diiming-imingi dengan kedudukan dan kekayaan oleh Abul Zakar.
"Saudaraku, apa kalian tidak lelah? Marilah? Duduk bersama kami? Kebetulan kami membawa banyak minuman dari kota, ini kami ingin berbagi untuk kalian," seru seorang pria dari rombongan pedagang.
"Tidak, kami dilarang untuk beristirahat saat ini," ucap seorang pria dari rombongan pemberontak.
"Sudahlah... jangan sungkan, waktu sudah sangat larut malam, mereka tidak akan mengetahuinya jika kalian minum sedikit. Ini hanya akan menghilangkan rasa mengantuk kalian," balasnya.
Bujukan tersebut ternyata berhasil, walau mereka sedikit ragu akan ajakan dari beberapa rombongan pedagang. Akhirnya, mereka duduk bersama rombongan pedagang tersebut.
Karena pandangan para penjaga telah berhasil dialihkan, Ashan dan Sait, mereka berdua mengendap dengan cepat keluar mengikuti gelapnya malam. Menuju ke tempat persenjataan.
...********BERSAMBUNG********...
kan memank begitu status kalian Fany...
Ashan sudah memintamu pada keluarga mu di telpon tempo hari...
jangan kasi peluang untuk mereka mengganggu Tiffany...
apalagi Cindy untuk mendekati mu...
jadi ingat pelakor aku kk 😆😆😆🙏🙏🙏
lanjut up lagi thor
Tiffany aja manggil Ashan tanpa embel2 pangeran,masa kamu masih panggil Nona...panggil nama aja lebih akrab nya
udah pangeran,brondong pula 😍😍😍