Pembalasan Istri Yang Di Ceraikan Karena Dekil

Setelah pertemuan itu selesai, para kolega yang hadir di persilahkan menuju restoran hotel. Di sini aneka menu tersedia, beraneka menu Nusantara, western food dan makan luar lainnya. Mereka yang ingin makanan tinggal di sedia kan oleh koki hotel. Untuk makanan prasmanan, biasanya makanan berat berupa rendang, gudeg, sate lilit, soto, bakso dan rawon. Sementara untuk dessert, di restoran menyediakan Cheesecake mix ubi ungu, pudding aneka rasa dan ice cream rasa buahan di Indonesia, bisa juga request rasa lainnya. Di sini yang di prasmanan hanya khusus makanan Indonesia, Niko sengaja memilih makan seperti itu, untuk mengenalkan makanan Indonesia bisa di olah menjadi modern, contohnya cheesecake, ice cream dan pudding tadi.

Dan tidak salah dirinya mengeluarkan ide makanan seperti itu, karena para kolega dari luar negeri sangat lahap makan dessert dari resto nya. Mereka juga suka dengan makanan berat khas Indonesia, meskipun masih perlu beradaptasi. Beberapa dari mereka malah ingin membuka resto dengan menu yang mirip seperti itu, tentu nya dengan olahan makanan mereka mix Indonesia. Niko dengan senang hati meminta koki nya untuk membagi resep. Baginya itu bukan masalah.

Saat asik mengobrol dengan kolega luar negeri, Niko di datangi pria paruh baya.

“Permisi nak, boleh saya gabung?’’ ucapnya.

“Silahkan’’ Jawab Niko.

“Kamu sangat hebat, masih muda sudah bisa sesukses ini. Padahal kamu sudah meneruskan perusahaan papa mu, tapi kamu masih membangun perusahaan lain dengan perhotelan ini. Jarang sekali ada anak muda seperti mu, tentu nya siapapun yang menjadi istrimu akan sangat beruntung.’’ ujar pria yang tak lain adalah pap nya Naura.

“Terima kasih pujiannya, tapi saya tidak lagi muda. Tentang perusahaan papa saya, tentu nya itu adalah bentuk bakti padanya, karena hanya saya anak satu-satunya. Tentang hotel ini, ini memang mimpi saya untuk memperkerjakan orang yang butuh pekerjaan. Soal istri saya memang sudah menemukannya, hanya menunggu satu langkah lagi’’ akhir kalimat nya, Niko tersenyum membayangkan wajah Naura.

Ya!, untuk melamar kerja dihotel ini, tidak di beratkan sama sekali. Lulusan sarjana sangat boleh, tapi minimal nya SLTP. Biasa nya orang akan menerima minimal SLTA, tetapi di hotel ini berbeda. Karena bagi Niko yang terpenting karyawan harus on time, disiplin, cekatan dan utama jujur. Jika dirinya mengharapkan karyawan yang lulusan SLTA dan lulusan sarjana, orang kalangan bawah, yang bahkan lulusan SLTA saja jarang tentu tidak akan bisa melamar dan terus menganggur. Sementara untuk lulusan SD, mereka biasa di tempatkan di laundry, pantry, dan OB. Untuk makanan Nusantara, Niko juga tidak melihat ijazah atau sejenisnya, yang penting skill nya. Semisal dia biasa ikut lomba masak provinsi, langsung saja bisa masuk kerja. Sementara untuk koki makanan western food sengaja dirinya mencari lulusan S2 minimal, asistennya bisa dari lokal lulusan S1. Karena soal lidah, Niko tidak bisa main-main, disini lah gong nya perhotelan selain kenyamanan kamar. Sementara pemandang menurutnya itu untuk no tiga.

Memang dari awal niat Niko membantu kalangan kelas bawah, yang susah mencari pekerjaan di era harga sembako yang melambung tinggi ini. Dari kisah temannya lah dirinya mendapat ide membangun perhotelan dan beberapa resto di kota ini. perusahaan hanya bentuk bakti dan amanah saja. Apa lagi Niko baru-baru ini mengetahui jika Naura pintar memasak, tentu makin semangat lah dirinya. Dia sudah berencana akan membangun resto bernuansa klasik modern untuk hadiah pernikahan. Bukan main percaya diri nya ini, sudah yakin akan menikah dengan Naura. Padahal belum tentu saja wanita itu bersedia.

.

❤️

.

Saat asik ngobrol dengan kolega nya, Niko dapat kiriman WhatsApp dari Doni.

“Orang tua yang di sebelah mu tu adalah papa nya wanita yang kau gilai!’’ tekan Doni menggukan huruf kapital semua.

Niko mengerutkan keningnya heran, apa maksud asisten nya ini, pikirnya. Segera saja di balasnya.

“Itu papa nya Naura!, makanya jangan hanya mau istri orang, orang tua nya juga harus Lo ketahui.’’ ejek Doni. Sengaja membuat Niko kesal, tentu saja Niko tak bisa mau membalas. Bisa rusak citranya, dan inilah kesempatan nya Doni. Biasa dirinya lah yang menjadi sasaran, kini Iya membalikkan keadaan.

“Berisik, potong gaji baru tahu rasa Lo!’’ keluar sudah ancaman andalan nya.

“Udah hafal kali!, udah buruan, rayu mertua mu dengan gombalan mu itu. Jangan kasi kendor’’ balas Doni segera mematikan sambungan internet nya.

Niko tak lagi menanggapi.

.

Setelah para koleganya meninggalkan Hotelnya, Niko memutuskan untuk istirahat sejenak di Hotelnya, tepatnya di kamar presiden suite nya. Kamar ini biasanya hanya di pakai oleh Niko saja, untuk melepas lelahnya ketika dari kantor. Karena kantornya dari rumah mama nya sangat jauh.

Di lantai teratas Hotel ini khusus VVIP kelas satu, dan presiden suite hanya dua kamar saja. Untuk mama dan untuk dirinya sendiri. Sedangkan VVIP, untuk tamu yang memang benar-benar orang kaya. Karena menginap di VVIP kelas satu ini di butuhkan biaya 5 ratus sampai 3 jt untuk permalamnya. Tentu saja mahal karena fasilitasnya no kaleng-kaleng.

.

.

Niko sedang terlelap ketika ponsel nya berdering puluhan kali. Betapa kesal diri nya kini. Karena yang meneror adalah Doni, tapi tak di hiraukan nya.

Doni di seberang sana bukan main emosi nya, bagaimana tidak, nantinya jika tidak memberi info dirinya akan di marah, ujung-ujungnya keluar kalimat potong gaji dari bos sekaligus sahabatnya ini. Sekarang saat mau di beri info malah tidak di angkat sama sekali telpon darinya. Tentu Dia menjadi serba salah.

Niko malah penasaran jadinya kenapa Doni berulang kali menelpon. Saat Niko akan memanggil, pesan masuk dan segera saja Niko membuka nya.

Setelah membaca pesan itu Niko langsung menelpon Doni.

“Segera pesan tiket ku, nanti malam aku akan menyusulnya!’’ perintah Niko segera mematikan sambungan nya.

Di apartemen ny, Doni bukan main kesalnya, karena telfon di mati kan sepihak oleh Niko.

Doni tersenyum miring seolah mengejek.

“Tadi saja tidak mau mengangkat telfon, sekarang malah ngebet menyusul calon janda. Dasar jomblo akut. Kata nya CEO terdingin dan berwibawa, tapi takluk dengan istri orang calon janda.’’ gumamnya Doni.

Segera dirinya melakukan check-in dan e- e-ticketing. Setelah mendapatkan nya, langsung dirinya memberi info ke Niko.

.

.

...❤️❤️❤️❤️...

Setelah menempuh 1 jam lebih, Niko telah berada di Bandar Udara Internasional Husein Sastranegara Bandung.

Niko akan menginap di hotel saja malam ini, karena Dia belum tahu keberadaan Naura, tepatnya dimana Naura dan tujuannya apa. Karena Niko langsung saja meminta di pesan tiket, tanpa bertanya alamat dan tujuan Naura. Kini mau menanyakan pun sudah tidak bisa, karena Doni juga sedang berada di pesawat, karena di minta Niko untuk mewakilinya dalam pertemuan di Korea selatan.

Niko tak lagi memusingkan hal itu, Dia juga ada nomer ponselnya Naura. Bisa dirinya melacak melalui GPS nantinya. Jika memang Naura tidak mengangkat telfonnya, bahkan GPS nya tidak aktif otomatis, Niko akan membayar hacker saja, pikirnya. Niko memang sudah hafal sedikit sikap dan sifatnya Naura, yang terkesan cuek serta tidak sembarang mau berhubungan dekat dengan seseorang yang baru di kenalnya. Sikap ini lah yang membuat Niko tergila-gila. Jika soal fisik, nanti bisa dioperasi plastik jika Naura memang malu karena di anggap dekil, tapi Niko sungguh tidak masalah jika soal fisik.