Mohon bijak dalam berkomentar. Kritik boleh asal membangun dan sopan. Jika tidak suka dengan cerita ini langsung SKIP saja tidak perlu tinggalkan jejak ⭐
Gita Kirana 20th seorang yatim piatu yang hidup berdua dengan Om nya yang berprofesi sebagai TNI. Suatu hari om dari Gita harus meninggalkan Gita karena di tugaskan untuk bergabung dengan pasukan relawan di Gaza.
Bara yang saat itu khawatir dengan Gita, dia meminta sahabatnya untuk menjaga keponakannya itu. Karena Bara tidak mau hanya menitipkan Gita begitu saja, Bara pun meminta hal yang di luar dugaan.
Bara meminta sahabatnya untuk menikah dengan Gita dengan alasan agar sang sahabat bisa menjaga Gita 24 jam.
Lalu bagaimana reaksi kedua orang yang tiba-tiba di jodohkan itu, apakah mereka setuju untuk memenuhi permintaan Bara? Ikuti kisah mereka yaa...
Happy reading 🥰
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Puspa Arum, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kamu Milik Ku
Gita tahu, jika semua itu akan terjadi. Cepat atau lambat dia akan menyerahkan dirinya seutuhnya pas Ezan.
Gita menatap Ezan yang saat ini sedang memejamkan matanya merasakan sensasi yang luar biasa di bagian cacing Alaska miliknya.
Gita tiba-tiba merasa merinding saat ingat jika hal yang pertama kali dia akan lakukan dengan Ezan banyak yang bilang menyakitkan.
"Sayang, boleh aku meminta hak ku malam ini?" mendengar permintaan suaminya, Gita pun mengangguk pelan.
Ezan kembali menyambar bibir Gita dan kemudian menye*ap dan bahkan melum*t nya dengan lembut. Semakin lama lum*tan itu semakin menuntut dan terbilang cukup kasar.
Gita memukul pelan dada bidang Ezan. Namun dengan cepat Ezan mencekal tangan Gita dan meletakkan nya diatas kepalanya.
Bibir Ezan sudah mulai mengabsen leher jenjang Gita dan tangan besarnya yang satu sudah bergerak cepat ke arah gunung Himalaya milik Gita. Ezan berusaha membuka kancing baju Gita dan kemudian terlihatlah oleh mata Ezan gunung Himalaya yang terlihat begitu menggoda.
"Arrgghhh...mas!!" sebuah ringisan terbit di bibir Gita. Ezan seperti tidak memperdulikan reaksi Gita.Bahkan Ezan sibuk dengan kegiatan barunya. Ezan fokus dengan gunung Himalaya yang terlihat indah di matanya. Bahkan satu tangannya tak tinggal diam. Tangan besar itu merayap menuju titik sensitif Gita.
Ezan menyeringai saat melihat ekspresi Gita yang terlihat sudah mulai kelabakan dengan apa yang di lakukan Ezan pada Gita.
"Mas...Eughhh!!" lenguhan dan des*han terdengar keluar dari bibir Gita.
Ezan tersenyum miring melihat reaksi Gita saat ini. "Gita sayang, kamu begitu cantik jika seperti ini.."
Gita yang mendengar penuturan Ezan pun tersenyum dan terlihat wajahnya pun semakin memerah karena pujian dari Ezan dan dari rasa yang begitu aneh yang menjalar di seluruh tubuhnya.
Gita sedikit tersentak saat menyadari jika kalian bagian bawah sana sudah tidak ada. Entah di buang kemana oleh Ezan, namun saat ini wajah Gita semakin panas saat melihat wajah Ezan yang sudah ada di depan pintu rumah cacing Alaska miliknya.
"Benar-benar menakjubkan sayang..aku suka.." suara lirih Ezan yang masih terdengar di telinga Gita , membuat gadis itu langsung mengatupkan kedua kakinya.
Ezan benar-benar kagum dengan apa yang dia lihat saat ini. Terlihat indah dan terawat. Dengan warna pink yang terlihat menggemaskan.
Melihat Gita yang merapatkan kakinya, Ezan pun perlahan kembali melebarkan kedua kaki Gita sampai terlihat hal yang pastinya akan membuat Ezan kecanduan.
Perlahan Ezan menurunkan wajahnya dan mendekat ke arah dua belah sisi kedua kaki nya yang terlihat masih terbuka lebar. Hal itu membuat Ezan seperti mendapatkan akses untuk melakukan hal lebih yang pastinya membuat Gita berimprovisasi.
Gita tersentak saat merasakan sebuah sapuan benda lunak yang sedang menyapu belahan kerang yang terasa hangat.
"Eughhh...mas !!"
Mendengar suara Gita membuat Ezan semakin bersemangat .Gita menatap ke arah bawah. Dia bisa melihat Ezan dengan rakus dan lihai bermain disana.
Terlihat Ezan dengan lihai melum*t dan menghi*ap dengan begitu bersemangat. Tanpa sadar Gita menjambak rambut Ezan dan bahkan sesekali menekan kepala Ezan supaya memperdalam untuk Ezan menggalinya.
Ezan tersenyum puas saat melihat Gita yang mengangkat sebagian tubuhnya saat merasakan gelombang listrik yang tercipta dengan kegiatan Ezan dibawah sana.
Tak lama terlihat Gita menggelinjang hebat saat tiba rasa dahsyat yang keluar dan membuat ubun-ubun nya pun lega.
Gita menggigit bibir bawahnya saat melihat Ezan yang sedang membelai cacing Alaska nya yang mulai akan mengamuk.
Gita merinding saat melihat Cacing Alaska yang terus berkembang besar dan terlihat gagah dan siap untuk bertarung.
Ezan yang melihat dan menimbang jika Gita sudah siap untuk menerima cacing Alaska nya melalang buana di nirwana dan siap ke langit ketujuh.
"Siap sayang, kalau sakit..kamu bisa mencakar bahkan menggigit ku." ucapan Ezan membuat wajah Gita terlihat menegang.
"A_apa itu akan muat, cacingnya begitu subur mas.."
"Tenanglah, relaks sayang.."
Ezan pun mengusap lembut kepala sampai ujung tubuh cacing Alaska yang saat ini siap untuk menuju rumah nya.
Perlahan Ezan mendekatkan cacing Alaska milik nya ke jalan menuju rumah Cacing Alaska itu.
Ezan menatap tak percaya saat dia berusaha untuk membuat cacing Alaska itu masuk ke dalam, seperti ada diding tebal yang menghalangi jalan cacing Alaska untuk masuk.
Dengan sabar Ezan kembali berusaha untuk menerobos masuk.
"Massss....sa_sakitttt..hiks hiks !!" sebuah teriakan terdengar dari bibir Gita.
Ezan pun langsung menyambar bibir Gita dan melum*tnya dengan rakus. Sementara di bawah sana terlihat cacing Alaska milik nya sudah setengah masuk, lalu dia pun perlahan memasukkan lagi sampai tenggelam dalam rumah barunya.
Terlihat ada lelehan air mata yang keluar dari sudut mata Gita.Hal itu membuat Ezan merasa kasihan pada istri kecilnya itu. Namun bagaimana lagi, hal itu juga akan terjadi cepat atau lambat Gita akan merasakannya juga.
Ezan dengan lembut mengusap jejak air mata yang menetes di sudut mata Gita. Lalu dia menatap dengan lembut wajah cantik Gita yang saat ini ada di bawah tubuhnya sedang merasakan sensasi sakit yang luar biasa.
Ezan mengecup kedua mata Gita dan kemudian dia mengecup kening Gita. Setelah melakukan itu, dia pun perlahan menggerakkan cacing Alaska miliknya untuk keluar masuk rumah barunya.
"Ssssttt...kamu buat aku hampir gila sayang. Ini benar-benar buat aku menyukai nya."
Gita mendengar ucapan Ezan pun tersenyum manis. Walaupun memang dia masih menahan perih, namun lama kelamaan rasanya sudah tidak seperti awal tadi.
Bahkan saat ini Gita merasakan sensasi yang luar biasa yang terjadi. Tubuh nya pun begitu nyaman dengan apa yang dilakukan Ezan.
Satu jam mereka melakukan malam penuh cinta dan juga menyanyikan irama yang saling bersahutan saat merasakan sensasi ni*mat yang terasa memabukkan.
Bahkan Gita sudah di buat mengalami pelepa*an sebanyak tiga kali. Namun Ezan bahkan belum sama sekali.
"Massss...aku mau ...
"Kita sama-sama sayang...!!"
Sebuah lenguh*n panjang dari bibir Ezan dan Gita terdengar bersahutan.
"Masss..!!"
"Gita....Uhhhh..!!"
Sebuah ledakan yang terasa hangat masuk ke dalam rahim Gita. Ezan bernafas lega dan tubuhnya pun terkulai di samping Gita. Ezan menarik tubuh Gita dan memeluk nya dengan erat. Nafas mereka masih tersengal. Dengan perlahan nafas mereka kembali normal kembali. Ezan menarik selimut tebal yang dia gunakan untuk menutupi tubuh mereka. Ezan mengecup kening Gita dengan lembut.
"Terimakasih sayang, kamu milikku ." Ezan berbisik pada Gita yang saat itu sudah memejamkan matanya karena kelelahan.
Ezan pun kemudian memejamkan matanya dan memeluk tubuh Gita dengan posesif.
Bersambung...