Sinopsis Singkat "Cinta yang Terlambat"
Maya, seorang wanita karier dari masa depan, terbangun di tubuh Riani, seorang wanita yang dijodohkan dengan Dimas, pria dingin dari tahun 1970-an. Dengan pengetahuan modern yang dimilikinya, Maya berusaha mengubah hidupnya dan memperbaiki pernikahan yang penuh tekanan ini. Sementara itu, Dimas yang awalnya menolak perubahan, perlahan mulai tertarik pada keberanian dan kecerdasan Maya. Namun, mereka harus menghadapi konflik keluarga dan perbedaan budaya yang menguji hubungan mereka. Dalam perjalanan ini, Maya harus memilih antara kembali ke dunianya atau membangun masa depan bersama Dimas.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon carat18, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 17 – Bayangan Masa Lalu
selamat membaca guys ❤️ 🐸 ❤️ ❤️ ❤️ ❤️
*****
Pagi itu, mentari mulai naik perlahan di timur, menyinari halaman rumah Riani yang masih di selimuti embun. Burung-burung berkicau di dahan pohon jambu, menciptakan suasana damai yang biasa nya menenangkan hati Riani. Namun, kali ini tidak.
Sejak kedatangan Sinta kemarin, perasaan Riani seperti tertindih batu besar. Ada sesuatu dalam senyum perempuan itu yang membuat nya tidak nyaman—seperti ancaman halus bahwa semua ini belum berakhir.
Di dapur, tangan Riani sibuk menguleni adonan roti. Ia mencoba mengalihkan pikiran nya, tapi bayangan Sinta terus berputar di kepala nya.
Tiba-tiba, suara pintu depan terbuka. Langkah kaki mendekat ke arah dapur.
"Riani?"
Riani menoleh dan melihat ibu nya, Bu Lastri, berdiri di ambang pintu dengan wajah sedikit khawatir.
"Ibu?" Riani segera mencuci tangan nya dan menghampiri. "Ada apa, Bu?"
Bu Lastri duduk di kursi kayu dekat meja makan, menatap putri nya dengan sorot mata penuh perhatian. "Ibu dengar dari Bu Marni kalau Sinta kembali ke desa."
Riani terdiam sejenak. "Iya, Bu."
Bu Lastri menghela napas panjang. "Jadi benar? Ibu juga dengar kalau dia itu mantan tunangan Dimas."
Riani mengangguk pelan. "Aku baru tahu kemarin. Dia datang ke warung dan bicara seolah-olah dia masih punya hubungan dengan Dimas."
Wajah Bu Lastri mengeras. "Dulu sebelum Dimas kembali ke desa, dia memang bertunangan dengan Sinta. Tapi entah kenapa, tiba-tiba hubungan mereka putus, dan Dimas memilih tinggal di sini lagi. Ibu pikir mereka sudah benar-benar selesai."
"Seperti nya tidak dengan Sinta," gumam Riani, duduk di seberang ibu nya.
"Kamu harus hati-hati, Nak," kata Bu Lastri sambil menatap putri nya dalam-dalam.
"Kalau perempuan itu kembali setelah sekian lama, pasti ada maksud nya."ujar ibu Lastri.
Riani tersenyum tipis, mencoba menenangkan ibu nya. "Aku tahu, Bu. Aku nggak akan membiarkan dia mengguncang rumah tangga ku."
Bu Lastri mengangguk puas. "Bagus. Ibu percaya kamu bisa mempertahankan keluargamu."
Namun, tak lama setelah ibu nya pulang, sesuatu yang tak terduga terjadi.
Saat Riani hendak keluar untuk menjemur kain di halaman belakang, ia melihat sebuah benda mencolok di meja depan rumah.
Sebuah kotak kecil berwarna merah muda.
Riani mengernyit. Siapa yang meninggalkan ini?
Dengan hati-hati, ia mengambil kotak itu dan membukanya.
Di dalam nya, ada selembar foto lama. Foto Dimas dan Sinta, tersenyum bersama dalam pakaian formal. Seperti foto pertunangan mereka.
Riani merasakan sesuatu mencengkeram dada nya. Tapi yang membuat nya lebih terkejut adalah tulisan kecil di belakang foto itu.
“Kenangan tidak bisa dihapus begitu saja.”
Tangan nya mengepal, menahan emosi yang tiba-tiba menyala.
Ketika Dimas pulang sore itu, Riani sudah menunggu nya di ruang tamu.
Tanpa banyak bicara, ia menyodorkan foto itu. "Apa maksud nya ini?"
Dimas mengambil foto itu dan mengerutkan kening. "Dari mana ini?"
"Seseorang meninggalkan nya di depan rumah," jawab Riani dengan nada tajam.
"Aku yakin ini dari Sinta."
Dimas menatap foto itu lama, lalu menghela napas panjang. "Aku nggak tahu kenapa dia melakukan ini, tapi aku janji, aku nggak pernah punya niat untuk menyembunyikan apa pun darimu."
"Tapi kenapa dia seperti ingin mengungkit masa lalu kalian?" Riani bertanya, suara nya bergetar karena emosi.
"Apa dia belum bisa move on? Atau... atau dia tahu sesuatu yang aku nggak tahu?"
Dimas mengusap wajah nya dengan frustrasi. "Aku akan bicara dengan nya."
Riani menatap suami nya dengan ragu. "Bicara saja nggak cukup, Mas. Aku mau dia berhenti mengganggu kita."
Dimas mengangguk mantap. "Aku akan pastikan dia tahu batasan nya."
Namun, jauh di lubuk hati, Riani tahu ini belum berakhir.
Sinta tidak akan semudah itu menyerah.
Dan itu membuat nya semakin waspada.
*****
Terima kasih sudah membaca guys ❤️🐸❤️❤️❤️