NovelToon NovelToon
TERBAKAR PESONA ZARA

TERBAKAR PESONA ZARA

Status: sedang berlangsung
Genre:Romansa Fantasi / Teen School/College / Mengubah Takdir / Kehidupan di Sekolah/Kampus / Bad Boy / Idola sekolah
Popularitas:5.7k
Nilai: 5
Nama Author: Telo Ungu

"Kenapa selalu gue yang harus ngertiin dia? Gue pacar elo Marvin! Lo sadar itu ga sih? Gue capek! Gue muak!" ucap Ranu pada kekasihnya dengan nada marah.

"Maafin gue, Ranu. Gue ga maksud buat ngerebut Kara dari elo" Zara menatap takut takut pada Ranu.

"Diem! Gue ga butuh omongan sampah elo ya" Ucap Ranu dengan nada tinggi.
.
.
.

"Shit! Mati aja elo sini Zara!" hardik Fatiyah setelah membaca ending cerita pendek tersebut.

Fatiyah mati terpanggang setelah membakar cerpen yang dia maki maki karena ending yang tak dia sukai. Dia tidak terima, tokoh kesayangannya, Ranu harus mati mengenaskan di akhir cerita. Tapi, siapa sangka kalau Fatiyah yang harusnya pergi ke alam baka malah merasuki tubuh Zara. Tokoh yang paling dia benci. Bagaimana kelanjutan kisahnya. Kita lihat saja. Apakah Fatiyah bisa menyelamatkan tokoh favoritnya dan mengubah takdir Ranu? Apakah dia malah terseret alur novel seperti yang seharusnya?

sorry guys, harus revisi judul dan cover soalnya bib...

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Telo Ungu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Olahraga dan Basket

Zara bertopang dagu di pinggir lapangan. Pandangannya terfokus pada Lengkara dan Marvin yang saling berebut bola basket. Marvin tampak beberapa kali melakukan dribble bola basket menjauhi tim Lengkara dengan cepat dan gesit.

Oh iya, hari ini kelas Zara kebagian jadwal pelajaran olahraga. Semua siswa diminta untuk berkumpul di lapangan basket. Rencananya sih guru mau anak anak basket itu membantu melatih siswa yang belum bisa. Sekalian nantinya akan ada penilaian diakhir sesi pelajaran olahraga. Namun, semuanya rencana itu harus gagal total. Guru olahraga malah dipanggil kepala sekolah.

Sebagai gantinya, guru olahraga meminta mereka untuk bermain bola basket sendiri. Selagi guru olahraga itu dipanggil oleh kepala sekolah. Semua siswa diperbolehkan untuk bermain basket dilapangan dan tidak diperkenankan untuk meninggalkan lapangan basket. Kalau ada yang melanggar, Marvin sebagai ketua kelas akan mencatat siswa tersebut dan melaporkan pada guru.

Nah! Berhubung siswa di kelas Zara ini Tidka ingin berurusan dengan Marvin, mereka mengikuti instruksi itu dengan patuh. Terus para ciwi ciwi alias siswa perempuan ini terlihat sekali ogah sekali untuk mengeluarkan keringat dan membuat baju mereka bau.

Tanpa dikomando oleh Marvin, mereka kompak sekali melipir ke pinggir lapangan. Begitupun dengan Zara. Ia juga ikut duduk di pinggir lapangan sambi mengamati para siswa laki laki malah menguasai lapangan dan membuat pertandingan dadakan. Terjadilah pertandingan antara tim Lengkara dan tim Marvin.

Sejujurnya ya, dari tadi tuh Zara merasa frustasi sendiri. Zara bingung sendiri, entah ini bawaan karakter tokoh Zara atau memang dirinya yang mulai terpapar pesona halo protagonis cowok. Sungguh, Zara beberapa kali merasa terpaku pada penampilan Marvin saat memasukkan bola basket ke ring atau saat Marvin men-dribble bola basket dan mengeluarkan keringat. Mata Zara sangat setia untuk terus menerus memperhatikan tokoh laki laki protagonis utama tanpa berkedip.

Ditambah nih, baju basket Marvin beberapa kali nampak tak sengaja tersingkap hingga memperlihatkan perutnya yang ternyata kotak kotak. Sialnya, tak banyak yang menyadari hal itu. Andai mereka bisa melihat pemandangan perut Marvin, mungkin siswa perempuan ini bakalan bersorak sorai. Mmmm sebenarnya mereka sadar sih, kalau dari praduga Zara ya. Hanya saja mereka takut untuk bersorak atau mengagumi Marvin. Takut, pawangnya akan mengamuk. Itu sih yang Zara pikirkan.

"Mata gue!!!!!! Kenapa soal beginian malah jeli banget sih" batin Zara.

Dari sejauh mata memandang, Zara malah melihat banyak ciwi ciwi alias teman perempuannya itu lebih heboh menonton Lengkara. Banyak teman sekelasnya ini memberi sorakan semangat pada Lengkara dan timnya. Sedikit sekali yang mendukung Marvin, sebab mereka takut jadi sasaran bully Ranu. Hanya sesekali mereka menyebutkan nama anggota tim Marvin. Minus Marvin. Ingat! Minus Marvin! Catet guys!

"Ahhhhh! Rasanya gue pengen banget nyikat otak gue pake deterjen" gumam Zara mendesah frustasi. Zara bahkan mengacak ngacak rambutnya sendiri demi menyalurkan rasa frustasinya itu.

"Kenapa gue malah jadi pengen banget megang itu. Pengen pake banget, banget! BANGET!!!! Dasar otak jahanam. Apa gue udah berubah jadi cewek mesum ya" sambungnya dengan nada lirih sambil mengetuk ngetuk dahinya sendiri pelan.

"Ga enak banget kalau kepoan begini. Penasaran akut! Apa gue tanya ke Hazel aja ya gimana rasanya pegang perut cowok. Mungkin dia pernah pegang punya pacarnya" pikir Zara yang terlihat bengong sendirian.

"Ayang!!!! Semangat!!!! Elo pasti bisa menang!!!" teriak Ranu yang entah darimana tiba tiba nongol di samping Zara lengkap dengan toanya. Suara lengkingan Ranu ini menyadarkan Zara dari lamunannya.

Zara refleks menutup kedua kupingnya. Zara melirik Ranu yang bertingkah berlebihan dengan tatapan aneh. Lalu, buru buru menormalkan ekspresinya. "SEMANGAT SAYANGKU! CINTAKU! KAMU PASTI BISA! HAJAR LENGKARA! TUMBANGKAN DIA!!!!!!" Ranu melayangkan ciuman jarak jauh pada Marvin dengan hebohnya.

"Marvin!!! Semangat!!!" teriak Ranu memberi dukungan.

Ranu semakin heboh memberikan semangat pada Marvin, hal ini membuat Zara terbawa vibesnya dan latah ikut menyemangati Marvin. "Marvin!!! semangat!" kata Zara dengan latahnya mengikuti Ranu.

Marvin yang mendengar ucapan itu kontan menghentikan aksinya. Ia tak lagi menghalau Lengkara yang ingin memasukkan bola basket tersebut ke ring. Marvin malah menoleh kearah Zara dengan tatapan cengo. Terkejut dan tidak bisa berkata kata. Begitupun dengan Lengkara yang tadinya begitu berapi api menunjukkan bakatnya di depan Zara.

"Cih!" Lengkara cemburu. Dia sudah tidak mood bermain bola. Lengkara melempar bola basket itu kuat kuat ke arah tembok pembatas lapangan hingga menghasilkan suara yang kuat.

"Gue ga nyangka elo ternyata bakal menunjukkan wajah elo sesungguhnya. Jujur saja, di mata gue sekarang elo itu sangat menjijikkan!" hardik Ranu. Pandangannya begitu tajam menatap Zara. Ia bahkan membanting toa-nya ke lantai.

Zara terkejut dan refleks mengangkat kedua tangannya di depan wajahnya sebagai proteksi diri. Dia juga memejamkan matanya erat, berpikir Ranu akan menamparnya di depan semua orang seperti yang sudah sudah.

Benar saja, tangan Ranu hendak melayang ke arahnya. Namun, Lengkara dengan cepat menahan tangan Ranu sebelum tamparan itu melayang ke arahnya. Lalu, Lengkara membuang tangan Ranu ke bawah. Marvin berdecak kesal. Dia kalah tanggap dengan sepupu Ranu itu.

"Lengkara!" teriak Ranu tidak terima sambil menatap tajam sepupunya. Ranu menghembuskan napasnya dengan kasar.

Lengkara menghiraukan teriakan Ranu. Dia tangan menarik Zara ke belakang tubuhnya. Lengkara berniat melindungi Zara dari amukan sepupunya itu. "Apa?! Gue ga tuli Ran!" hardik Lengkara dengan nada penuh amarah dan tatapan tajam.

Mendengar teriakan Lengkara, Ranu tiba tiba kicep. Dia jarang melihat Lengkara mengeluarkan suara dengan nada seperti itu. "Ihhhh, Lengkara. Elo itu harusnya dikubu gue. Elo sepupu gue. Dia ini gatel banget jadi cewek. Ngapain sok menyemangati kesayangan gue. Apa-apaan itu heh?! Mau caper. Elo mau caper ke Marvin. Ngaku!Cih!Padahal dia udah punya cowok. Emang ya kalau jiwanya pelakor tetep aja ga bisa taubat" sungut Ranu emosi. Jari telunjuknya menunjuk-nunjuk Zara di setiap kata yang ia keluarkan.

"Ranu!" panggil Marvin. Kali ini Marvin ikut bersuara.

Ranu berdecak sinis. "See, lihat pake mata kepala elo sendiri. Lihat! Dia itu emang bakatnya merebut punya orang lain. Sadar! Woy! Sadar! Buka mata elo lebar lebar!" Ranu memperagakan matanya yang terbuka lebar lebar di depan Lengkara.

Kemudian, Ranu berjalan ke belakang Lengkara. Itu berarti dia ingin menghampiri Zara. Namun, Lengkara dengan sigap memegang kedua tangan Zara supaya berpegangan pada pinggangnya. Terjadilah adu hadang menghadang antara Lengkara dan Ranu.

Marvin yang melihat itu dari jauh memasang wajah datar. Lagi lagi Marvin kecolongan. Harusnya dia yang menolong Zara bukan malah bedebah itu. "Lengkara!!!! Minggir! Ini urusan gue sama cewek gatel ini!" Ranu menarik baju basket Lengkara dengan kuat.

Sedangkan Lengkara, tidak bergeming sedikitpun. Dia benar benar berusaha memproteksi Zara dari serangan Ranu. Pertikaian ini terus berlangsung selama 15 menit.

Aksi hadang menghadang antara Ranu dan Lengkara akhirnya di menangkan oleh Lengkara. Ranu sudah ngos-ngosan. Dia berhenti total mendekati Zara dan memilih mengatur napasnya. Matanya terus menatap tajam Zara bak pemangsa yang memantau korban buruannya.

TBC

1
Nur Adam
lnjut
Cicih Sutiasih
aku mampir😊
Telo Ungu: terima kasih sudah mampir. love love
total 1 replies
Ayari Khana
Keren parah!
Telo Ungu: wow, terima kasih kak
total 1 replies
bea ofialda
Aku suka banget tokoh utamanya, terasa sangat hidup. ❤️
Telo Ungu: terima kasih komentarnya kak.
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!