pertemuan dua tokoh yang berjuang melawan masalah nya masing-masing. dimana, seorang pria tampan yang hampir kehilangan harapan hidupnya. namun siapa sangka ia bertemu dan jatuh cinta kepada wanita cantik yang telah dikuasai oleh ilmu hitam dalam dirinya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon AL Chnl, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Awal Kejadian
Joo Han pun menyadari hal tersebut. Kemudian ia pun menoleh ke arah luar ruangan. Tampak beberapa orang di luar terlihat heran kepada nya.
"Aishhh... Apa-apan aku ini" ucap Joo Han sambil menghembuskan nafas dengan kesal akan sikapnya.
"Ada apa dengan mu? Apa yang sudah terjadi?" tanya Teyong dengan penasaran kepada Joo Han.
"Ah tidak, hanya saja itu." jawab Joo Han dengan ragu-ragu.
"Itu apa? kenapa tidak ingin memberitahuku? Siapa tau aku bisa membantumu walaupun tidak sepenuhnya" ucap Teyong. Mendengar perkataan Teyong, Joo Han terdiam sejenak.
"Itu, Aku baru saja di tolak" ucap Joo Han dengan nada pelan. Ia sedikit malu akan ucapannya.
"Aaaahh begitu" ucap Teyong. Sejenak ia terdiam.
"Hah?! Apa kau bilang tadi?" tanya Teyong dengan terkejut heran hingga membuat Joo Han terkejut.
"Aish kau mengagetkanku saja!" ucap Joo Han dengan sedikit kesal.
"Kau di tolak?! Benarkah?" ucap Teyong dengan nada yang cukup keras. Ia heran kepada Joo Han.
"sssppp! pelankan suaramu!" pinta Joo Han kepada Teyong.
"Ah maaf" ucap Teyong.
"Kau baru saja di tolak?" tanya Teyong lagi dengan nada pelan. Joo Han pun hanya mengangguk.
"Dengan wajah yang tampan begini kau masih di tolak?" tanya Teyong lagi dengan heran. Joo Han pun hanya mengangguk.
"Di tolak oleh seorag wanita?" tanya Teyong lagi. Hal itu pun membuat Joo Han kesal.
"Aish Iya!" tegas Joo Han dengan kesal hingga membuat Teyong terkejut. Sejenak keduanya terdiam. Kemudian dengan ragu-ragu Teyong bertanya kembali kepada Joo Han karena rasa penasarannya.
"Tapi ngomong-ngomong, Wanita mana yang menolakmu?" tanya Teyong dengan pelan.
"Wanita itu. Yang di kampus sebelah" ucap Joo Han.
"Di kampus sebelah?! Wanita yang tertutup itu maksudmu?" tanya Teyong dengan heran. Joo Han pun hanya mengangguk. Sejenak Teyong menelan luda dan terdiam. Ia terlihat sangat heran akan hal itu.
"Wahhh!! Tidak heran sih. Wanita itu memang sangat cantik. Bahkan di balik penampilannya yang seperti itu, dia masih tetap terlihat cantik" ucap Teyong. Mendengar perkataan itu, sejenak membuat Joo Han heran. Ia pun menyoroti tindakan Teyong dengan kedua matanya.
"Apa maksudmu?" tanya Joo Han dengan heran dan penasaran.
"Apa? apa yang sudah ku katakan?" jawab Teyong mengalihkan pembicaraan.
"Apa mungkin.. kau juga menyukai wanita itu?" tanya Joo Han lagi.
"Argh! Tentu saja tidak! Aku tidak menyukai nya sepertimu" ucap Teyong. Sejenak ia terkejut akan pertanyaan Joo Han.
"Lagi pula, kau saja di tolak. Apa lagi tampang sepertiku. Mungkin aku malah akan dapat pukulan" jelas Teyong. Joo Han pun hanya menghembuskan nafas. Kemudian, tiba-tiba ia teringat akan sesuatu kepada Teyong.
"Hey! Apa kau tahu mengenai wanita itu sebelumnya" tanya Joo Han dengan penasaran.
"Tentu saja aku tahu! Apa yang aku tidak tahu tentangnya" tegas Teyong. Sadar akan perkataannya, ia pun menutup mulutnya.
"Apa? Kau tahu semua tentangnya?" tanya Joo Han dengan heran. Sejenak Teyong terdiam. Ia terlihat mencari alasan untuk menjawab pertanyaan Joo Han.
"Tidak, maksudku Aku... Aku juga mendengar ini dari orang-orang. Banyak orang yang lebih dulu mengetahuinya. Iyah begitu" jawab Teyong.
"Ah begitu yaa" ucap Joo Han dengan sedikit tidak percaya akan hal itu.
"Tentu saja! Aku tidak berbohong" ucap Teyong mencoba untuk meyakinkan Joo Han.
"Ah iya iya aku percaya. Kalau begitu ceritakan apa yang kau dengar tentangnya padaku" pinta Joo Han. Mendengar permintaan Joo Han, Sejenak Teyong berpikir.
"Yang ku tahu sangat sedikit. Mungkin kau bisa banyak bertanya kepada orang-orang di sekitarnya hehe" ucap Teyong yang sedang mencari alasan. Mendengar perkataan Teyong, Joo Han sejenak terdiam kesal.
"Aisss... ku bilang ceritakan yang kau tau saja!!" tegas Joo Han dengan kesal.
"Ah iya, baiklah baiklah" jawab Teyong. Dan disinilah kisah itu dimulai
