Memiliki saudara kembar nyatanya membuat Kinara tetap mendapat perlakuan berbeda. Kedua orang tuanya hanya memprioritaskan Kinanti, sang kakak saja. Menuruti semua keinginan Kinanti. Berbeda dengan dirinya yang harus menuruti keinginan kedua orang tuanya. Termasuk menikah dengan seorang pria kaya raya.
Kinara sangat membenci semua yang terjadi. Namun, rasa bakti terhadap kedua orang tuanya membuat Kinara tidak mampu membenci mereka.
Setelah pernikahan paksa itu terjadi. Hidup Kinara berubah.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rita Tatha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 11
"Terima kasih kamu sudah datang, Sayang." Seorang wanita cantik menyuguhkan segelas minuman kepada Rico.
Lelaki itu melepas jaket yang dikenakan lalu menenggak minuman itu sekali tandas. Ia tidak menyadari bahwa wanita di sampingnya tersenyum licik melihatnya.
"Jangan memanggilku sayang lagi. Bukankah sudah berkali-kali kukatakan padamu."
"Memangnya kenapa? Aku memang menyayangimu." Wanita itu berusaha mengusap wajah Rico, tetapi langsung ditepis secara kasar.
"Jangan sembarangan. Aku tidak suka kamu memanggilku sayang. Jika kamu masih ngeyel, maka jangan pernah temui aku lagi," ancam Rico.
"Baiklah. Aku akan menurut padamu."
"Veronica, kukatakan padamu. Mulai sekarang, kamu jangan sering-sering menghubungiku apalagi datang ke kantor." Rico mengusap lengannya. Ia merasa gerah sekali.
"Memangnya kenapa? Selama ini kamu tidak masalah saat kita dekat. Kenapa sekarang ...."
"Diam dulu." Rico mengambil ponsel dan mendapat pesan dari Papa Soni bahwa Kinara sudah pulang. Tidak jadi menginap. Dengan segera, Rico menghubungi Kinara, tetapi tidak ada panggilan yang terhubung. Ia pun menghubungi orang rumah dan mereka bilang bahwa Kinara belum pulang.
"Taruh ponselmu. Bukankah malam ini kamu janji akan menemaniku?" Veronica dengan berani duduk di atas pangkuan Rico.
Lelaki itu mulai merasakan ada yang tidak beres. Merasa sangat gerah dan panas. Apalagi saat Veronica dengan sengaja mengusap lembut leher Rico, membuat lelaki itu belingsatan rasanya.
"Apa kamu memberi sesuatu padaku?" tanya Rico saat merasa hampir tidak bisa mengendalikan diri. Rasa gerah itu semakin menjadi-jadi bahkan membuat Rico ingin membuka seluruh pakaiannya.
"Aku hanya ingin kita menikmati malam ini berdua. Kamu tenang saja, aku dengan ikhlas menyerahkan tubuhku padamu." Usapan lembut tangan Veronica semakin membuat Rico kehilangan kendali. Lelaki itu rasanya seperti tidak tahan lagi.
Ingin menerkam wanita di depannya ini dan melampiaskan hasrat yang begitu terpendam. Namun, akal pikiran Rico masih bekerja. Ia tahu sekarang masuk dalam jebakan wanita licik itu, padahal selama ini Veronica selalu baik padanya. Dengan gegas, Rico bangkit dan mendorong Veronica hingga wanita itu tersungkur ke lantai.
"Berani sekali kamu memberi obat padaku!" sentak Rico. "Lihat saja, kamu akan mendapat balasan setelah ini!"
Langkah Rico begitu lebar meninggalkan hotel tersebut. Masuk ke mobil dan melajukkannya dengan kencang. Ia seperti tidak tahan lagi. Rasa panas itu semakin menjalar ke seluruh tubuhnya. Menciptakan gerah yang tidak tertahan. Namun, dengan sekuat tenaga Rico berusaha mengendalikan diri.
Ia pun memalingkan perhatian dengan membuka ponsel. Membuka rekaman cctv di rumahnya. Alangkah terkejutnya saat ia melihat Kinara sedang turun dari motor dan diantar oleh seorang lelaki. Rico menghentikan mobilnya sesaat. Memperbesar tampilan layar itu untuk melihat siapa lelaki itu. Setelahnya, ia memukul setir kemudi dengan kencang.
"Dasar sialan!"
Mobil Rico pun melaju kencang, hampir tidak terkendali. Lelaki itu ingin segera sampai rumah. Selain rasa gerah yang sudah tidak tertahankan, ia juga terbakar amarah melihat Kinara bersama dengan Danu.
Sungguh! Ini sangat keterlaluan!
Ketika sudah sampai di rumah. Rico tidak peduli pada sapaan Pak Yanto. Melihat majikannya yang seperti itu pun, Pak Yanto hanya diam dan tidak akan ikut campur. Bagi lelaki paruh baya itu, Kinara memang sudah keterlaluan. Ia sudah memperingati gadis itu untuk tidak dekat dengan pria lain, tetapi nyatanya Kinara tidak mendengarkan.
Tujuan utama Rico adalah kamar Kinara. Ia membuka pintu itu dan langsung melihat Kinara yang baru keluar dari kamar mandi. Melihat Kinara hanya memakai jubah mandi seatas lutut, seketika membuat tubuh Rico menegang. Rasa panas itu semakin menggila. Ia pun membanting pintu dan mengunci dengan segera.
"A-Anda sudah pulang?" Kinara nampak gugup saat Rico sudah berjalan mendekat. Bahkan, lelaki itu sudah membuang kaos yang dikenakan begitu saja.
"Berani sekali kamu pergi dengan pria lain?! Bukankah aku sudah memperingatimu!" sentak Rico hingga membuat Kinara terlonjak kaget.
"Danu hanya mengantar saya sampai rumah."
"Kamu bilang, kamu akan menginap di rumah orang tuamu, tapi ternyata kamu pergi berkencan dengan pria lain, dasar wanita murahan!"
Mata Kirana terpejam saat jantungnya merasakan desiran rasa sakit. Tuduhan itu sungguh melukai hatinya. Dirinya hanya bisa mematung ketika Rico mencengkeram dagu dan mengamati leher Kinara. Seolah sedang mencari sesuatu di sana.
"Kamu pasti sudah bercinta dengan pria sialan itu, 'kan?" tuduh Rico. Kinara menggeleng cepat.
"Saya sama sekali tidak melakukan apa pun. Danu hanya mengantar saya pulang."
"Bohong!" bentak Rico tanpa sadar. "Mana mungkin kalian tidak melakukan apa pun. Om Soni berkata bahwa kamu masih perawan itulah kenapa aku berani membelimu. Awas saja kalau sampai aku dapat barang bekas, maka kamu dan keluargamu harus membayar ganti rugi!"
"Tuan ... saya bersumpah, saya tidak melakukan apa pun." Air mata Kinara mulai mengalir. Rasa sakit hati karena bentakan dan tuduhan Rico, juga rasa takut bercampur menjadi satu. Khawatir Rico akan hilang kendali dan membunuhnya.
Rico melepas celana yang dikenakan. Membuat Kinara semakin ketakutan. Wanita itu naik ke ranjang. Hal itu justru membuat Rico semakin panas ketika tanpa sadar melihat paha mulus milik Kinara.
Pemandangan itu sangat menggoda apalagi saat ini dirinya sedang dalam pengaruh obat perangsang.
"Tuan, saya mohon jangan melakukan apa pun."
"Memangnya kenapa? Aku sudah membelimu, aku berhak melakukan apa pun padamu."
Kinara terkejut ketika Rico sudah menindihnya. Bahkan, lelaki itu langsung menghujami ciuman di leher Kinara hingga membuat tubuh gadis itu meremang tidak karuan.
"Saya mohon ... jangan sakiti saya."
Rengekan memelas itu. Nyatanya tidak membuat Rico menghentikan memberi sentuhan. Justru semakin meraja lela. Dipenuhi api cemburu dan dalam pengaruh obat perangsang membuat Rico kehilangan kendali.
Harum tubuh Kinara yang baru selesai mandi semakin menambah rasa panas di tubuh Rico. Bahkan, Rico seperti orang tuli yang tidak mendengar rengekan dan tangisan dari istrinya. Terus menciumi seluruh tubuh wanita itu. Ketika sampai di perut Kinara, Rico mencium sangat lama bekas luka di sana.
"Lebih baik kamu diam dan terima hukumanmu. Ini adalah resiko yang harus kamu terima karena sudah berani melawan perintahku." Suara Rico terdengar lebih lembut, tidak sekeras tadi.
Pada akhirnya Kinara hanya pasrah. Menangis dalam diam. Matanya hanya bisa terpejam ketika Rico sudah mencekal kedua pergelangan tangannya. Membiarkan lelaki itu menjamah seluruh tubuhnya tanpa ada yang terlewatkan. Kinara hanya bisa menitikkan air mata tanpa suara. Kali ini, ia tidak bisa lepas lagi. Percuma ia menangis memohon. Lelaki yang sedang menindihnya kini, tidak akan peduli lagi.
Mata Kinara makin terpejam kuat. Tubuhnya gemetar hebat bahkan tulangnya serasa remuk seketika ketika Rico terus menjamahnya.
"Saaaaakiiittt ...."
Erangan itu, mengiringi selaput dara yang robek dan darah mengalir hingga mengotori sprei yang putih bersih itu.
jangan² nanti minta anak kakaknya diurus oleh ara kalau iya otw bakar rumahnya
kinara masih bisa sabar dan berbaik hati jangan kalian ngelunjak dan memanfaatkan kebaikan kinara jika gk bertaubat takut nya bom waktu kinara meledak dan itu akan hancurkan kalian berkeping" 😏😂