NovelToon NovelToon
Bertahan Tanpa Nafkah Suami

Bertahan Tanpa Nafkah Suami

Status: sedang berlangsung
Genre:Mengubah Takdir
Popularitas:10.3k
Nilai: 5
Nama Author: Ida Nuraeni

Sudah sepantasnya kalau seorang istri menuntut nafkah pada suaminya. Namun bagaimana jika si suami sendiri yang tidak ada keinginan untuk menunaikan kewajibannya dalam menafkahi keluarga? Inilah yang dialami Hanum Pratiwi, istri dari Faisal Damiri selama 5 tahun terakhir.

Hanum memiliki seorang putra bernama Krisna Permana, yang saat ini masih kuliah di Jurusan Informatika. Tentu saja Hanum masih memerlukan biaya yang cukup banyak untuk biaya pendidikan putranya, ditambah juga untuk biaya hidup mereka sehari-hari. Hanum harus memutar otak untuk memenuhi kebutuhan keluarganya, bahkan seringkali meminjam kepada saudara dan teman-temannya. Beruntung sang anak bersedia membantu menitipkan kue di kantin, yang bisa dijadikan sumber income keluarga. Namun pendapatannya yang tak seberapa itu, hanya cukup untuk transport dan uang saku sang anak, kalaupun ada lebih untuk membeli beras.

Bagaimana Hanum bertahan dalam 5 tahun ini? Apakah kesulitan ini mengharuskannya menyerah? Lalu bagaimana

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ida Nuraeni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 33 Pertama Bekerja

Tiga minggu sudah Hanum menjalani pekerjaan barunya, dan selama itu juga pembagian waktu untuk semua kegiatan Hanum masih terkendali. Dengan tambahan pemasukkan tiga minggu itu, Hanum dapat membayar sewa kontrakan tanpa menunggu kiriman dari Faisal. Tidak ada perasaan minder atau malu dalam diri Hanum dengan pekerjaan yang ditekuninya saat ini, karena tidak penting dan tidak akan berpengaruh pada kehidupannya. Selama itu pekerjaan halal dan tidak mencoreng kehormatan keluarganya, bukanlah suatu yang harus dipermasalahkan.

Hanum juga pernah menanyakan kepada Bu Fatimah untuk yang pekerjaan di malam hari, tugasnya mencakup apa saja. Ternyata tidaklah berat, selain melayani pembeli juga mencuci peralatan makan dan membersihkan meja makan. Kenapa tidak ikut bagian meracik makanan, karena sudah ada karyawan tersendiri yang khusus meracik dan menjaga rasa tetap terjaga. Hanum mengusulkan anak laki-lakinya kalau diperbolehkan. Tanggapan Bu Fatimah justru sangat welcome, malah ditawari kerjanya full time dari jam 17:00 sampai jam 03:00 dinihari, dengan imbalan Rp 125.000 plus makan sepuasnya. Berita ini tentu saja sangat membahagiakan Hanum, dan Hanum berjanji akan membicarakannya dulu dengan sang anak. Dan malamnya Hanum mengajak ngobrol sang anak, sambil memberikan pemahaman tentang dunia kerja.

"Nak, sebetulnya ada peluang kerja untuk mengisi waktu kamu. Pekerjaannya juga nggak memerlukan skill khusus. Asal kamu menjalankannya dengan ikhlas dan sepenuh hati, pasti tidak akan terasa berat. Anggaplah ini sebagai pengalaman kamu mengenal lingkungan kerja, meskipun mungkin kalau lulus kuliah nanti nggak sesuai lagi" beritahu Hanum penuh dengan kelembutan.

"Memang pekerjaan apa Bu?" tanya Faras fokus menyimak penjelasan sang ibu.

"Bu Fatimah tadi menawarkan kerjaan jadi pelayan di rumah makannya. Tugasnya itu hanya melayani pembeli, membereskan meja dan mencuci peralatan makan."

"Memang sih hanya pelayan yang kadang diremehkan orang, tapi disitu kita banyak mendapat pengalaman. Bagaimana kita bersikap kepada pelanggan, bagaimana kita bersabar melayani pelanggan, bagaimana kita mengendalikan emosi supaya tidak mudah marah ataupun kesal, bagaimana kita harus mengatur mimik wajah dan gesture di hadapan pelanggan. Pelajaran itu tidak bisa dapatkan di sekolah, karena didapatkannya langsung di lapangan. Dan yang kamu hadapi itu bukan hanya pelanggan yang berpendidikan tinggi, bisa saja yang pendidikannya menengah ke bawah. Kalau kamu bisa lulus dalam pekerjaan ini, akan menjadi bekal kamu menghadapi dunia kerja yang karakter orangnya lebih terpelajar dan ambisius." nasehat Hanum menjelaskan tentang pentingnya akhlak dan perilaku dalam bekerja.

"Ya boleh saja sih aku mencoba dulu Bu, kalau nanti aku bisa mengikuti ritme pekerjaan di sana aku terus lanjut. Kalau memang kesulitan ya aku akan minta mundur. Anggap saja lagi jadi anak magang" ujar Faras santai menanggapi perkataan ibunya.

"Ya sudah besok ikut Ibu ketemu Bu Fatimah, biar nanti dia yang menjelaskan semuanya. Kalau tadi bilangnya sih upahnya Rp 125.000 per hari, kerja dari jam 17:00 sampai jam 03:00, tapi bisa saja nggak sampai jam segitu kalau lagi ramai. Itu jam yang paling maksimal."

"Iya Bu, Faras cukup mengerti karena pernah nyari makan ke situ sama teman-teman jam 1 malam sudah mulai beres-beres mau tutup."

"Ya sudah, besok kita berdua menemui Bu Fatimah untuk kenalan dan nanya detil tugasnya seperti apa"

...🎀🎀🎀🎀🎀🎀...

Sesuai hasil pembicaraan tadi malam, pagi ini Hanum dan Faras menghadap Bu Fatimah. Setelah mengenalkan Faras, Hanum sengaja meninggalkan mereka berdua untuk berbicara. Sedangkan dia sendiri mengerjakan tugasnya seperti biasa. Sekitar 1,5 jam Faras dan Bu Fatimah membahas pekerjaan yang akan dilakukannya, kemudian Faras pamit pada sang ibu untuk pulang lebih dulu.

"Mbak Hanum, anaknya santun banget loh, saya sampai salut lihat anak muda sekarang masih mengerti tata krama. Kelihatannya sabar dan tegas ya." puji Bu Fat setelah bertemu Faras.

"Wah Ibu terjebak dengan sikap kamuflase nya dia. Hehehe... Dia itu bisa berubah drastis kalau ketemu orang yang ngeselin. Boro-boro sabar, jutek iya. Hanya saya selalu berpesan harus bisa menempatkan diri ketika berhadapan dengan orang. Ketika berhadapan dengan orang tua harus bagaimana, tentunya sikapnya tidak boleh disamakan seperti berhadapan dengan orang dewasa yang lain. Yah anak laki-laki, harus banyak-banyak kita nasehatin Bu, supaya tidak salah dalam bergaul." ujar Hanum menanggapi pujian Bu Fatimah.

"Dia juga orangnya suportif ya, dia bilang kalau Ibu melihat saya kerjanya tidak bagus langsung diberhentikan juga tidak apa-apa Bu, sebelum menimbulkan dampak yang butuk. Kalau melakukan kesalahan langsung ditegur, nggak boleh ditunda sampai mengulang kesalahan yang sama."

"Ya mudah-mudahan saja dia bisa bekerja dengan baik, karena ini adalah pengalaman kerja pertama dia Bu. Bayangkan saja Bu, anak laki-laki remaja yang masih senang keluyuran disuruh kerja. Jadi harap dimaklumi kalau belum kaku, grogi atau lambat mengerjakannya."

"Itu sih bisa saya fahami, yang utama itu niat dan semangat nya dulu, kalau sudah ada 2 faktor itu tinggal mengarahkan saja. Insya Allah nanti sore sudah saya suruh mulai kerja"

"Alhamdulillah, terima kasih Bu sudah memberinya kesempatan, insya Allah saya akan bantu bimbing juga di rumah nanti" ucap Hanum penuh rasa syukur.

Jam 16:45 Faras sudah bersiap dengan pakaian rapi untuk memulai memasuki dunia baru, menjajal pengalaman yang belum pernah dilakukannya. Setelah pamit dan mohon doa untuk kelancarannya, Faras berangkat ke Rumah Sate Haji Romli. Begitu Faras sampai, seorang pekerja sedang bersiap menata tempat-tempat sate serta perbumbuannya dan yang seorang lagi sedang menyalakan arang pembakaran sate. Faras diarahkan ke bagian untuk diberitahu apa saja tugasnya. Sambil menunggu pelanggan datang, mereka bertiga mengobrol santai di bagian depan warung.

Pembeli pertama pun datang, tampaknya rombongan keluarga. Faras langsung menyambut dan mempersilahkan duduk di meja yang jumlah kursinya mencukupi untuk rombongan. Tak lupa buku menu serta notes untuk mencatat pesanan pun diberikannya dengan sopan. Tercatat di notes pesanan, sate ayam biasa 20 tusuk, sate ayam pedas 10 tusuk, sop kambing 1 porsi dan tongseng ayam 1 porsi. Tak ketinggalan juga nasi putih untuk 4 orang dan minuman es teh manis 5 gelas. Setelah membaca dan mengulang pesanan pelanggan untuk menghindari kesalahan, Faras lalu memberitahukan bagian sate jumlah pesanannya, selanjutnya menghampiri bagian sop dan tongseng. Dia sendiri mengambil piring dan meletakkan nasi yang telah dicetak sesuai jumlah pesanan. Selanjutnya dia menyiapkan es teh manis yang sudah tersedia di teko, tinggal menambahkan es batunya saja. Faras mendengan namanya dipanggil memberitahukan pesanan sop dan tongseng sudah siap, disusul dengan pesanan sate. Untuk melayani pelanggan pertama ini Faras tidak mengalami kendala, dan dia mulai memahami alur kerjanya dengan baik. Setelah selesai melayani, Faras memilih duduk di dalam, supaya tidak mengganggu pelanggan yang sedang makan.

Waktu sholat Magrib tiba, mereka bertiga sholat bersama di Masjid Jamik, warung dijaga oleh Bu Fatimah. Aturan itu dibuat oleh suaminya Bu Fatimah, kalau masuk waktu sholat, semuanya karyawannya sholat berjamaah di Mesjid, yang melayani diambil alih Bu Fatimah. Bu Fatimah dan anaknya akan ikut membantu saat warung sedang ramai, supaya pelanggan tidak menunggu lama. Malam itu sekitar 20 pelanggan yang dilayani di tempat, dan hampir semuanya rombongan. Setelah lewat dari jam 24:00, ketiga karyawan itu baru bisa beristirahat dan menikmati makan malam yang sangat terlambat. Sebetulnya waktu makan itu bebas, tapi karena Faras sudah makan sorenya, jadi saat karyawan lain mengajak makan, dia belum merasa lapar. Setelah selesai bekerja, baru terasa laparnya. Jam 02:00, Faras sudah sampai di rumah. Dilihatnya sang Ibu sedang khusyuk menunaikan qiyamullail. Faras langsung membersihkan diri, karena lengket dengan keringat dan bau asap sate. Diapun menyempatkan untuk qiyamullail terlebih dahulu sebelum terlelap dalam alam mimpi. Tak sempat menyampaikan sang Ibu, karena kelelahan yang mendera. Biarlah paling besok subuh baru ngobrol dengan ibunya.

1
𝕸𝖆𝖗𝖞𝖆𝖒🌹🌹💐💐
Alhamdulillah pak Faisal sudah kembali lagi ingatannya..
𝕸𝖆𝖗𝖞𝖆𝖒🌹🌹💐💐
semoga usahanya makin maju bu hanum,pak faisal..
𝕸𝖆𝖗𝖞𝖆𝖒🌹🌹💐💐
Alhamdulillah ada hikmahnya untuk pak Faisal 🥹🥹
𝕸𝖆𝖗𝖞𝖆𝖒🌹🌹💐💐
Alhamdulillah akhirnya ketemu lagi dengan keluarga..
𝕸𝖆𝖗𝖞𝖆𝖒🌹🌹💐💐
akhirnya pak Faisal memutuskan untuk pulang🥰🥰
𝕸𝖆𝖗𝖞𝖆𝖒🌹🌹💐💐
ikut terharu🥹🥹
𝕸𝖆𝖗𝖞𝖆𝖒🌹🌹💐💐
semoga ingatan pak Faisal bisa kembali lagi..
𝕸𝖆𝖗𝖞𝖆𝖒🌹🌹💐💐
Alhamdulillah pak Ridho ketemu orang yang pernah kenal lagi..
𝕸𝖆𝖗𝖞𝖆𝖒🌹🌹💐💐
semoga pak Faisal bisa bertemu keluarganya..
𝕸𝖆𝖗𝖞𝖆𝖒🌹🌹💐💐
Alhamdulillah pak Faisal sudah mulai mengingat lagi🥰🥰
𝕸𝖆𝖗𝖞𝖆𝖒🌹🌹💐💐
pak Ridho sangat handal menangani proyek
𝕸𝖆𝖗𝖞𝖆𝖒🌹🌹💐💐
pak Ridho memang berpengalaman dalam menangani proyek..
𝕸𝖆𝖗𝖞𝖆𝖒🌹🌹💐💐
semoga pelan2 pak Ridho atau pak faisal bisa mengingat lagi
𝕸𝖆𝖗𝖞𝖆𝖒🌹🌹💐💐
duh kesukaan aku jaman dulu, singkong yang direbus pake air nira...jadi ngiler🤤🤤
Nancy Nurwezia
pak faisal selamat
𝕸𝖆𝖗𝖞𝖆𝖒🌹🌹💐💐
Aamiin,semoga itu pak Faisal
Ida Nuraeni
🥰🥰
Ida Nuraeni
aamiin
Ida Nuraeni
terima kasih Kakak untuk apresiasinya💚💚
𝕸𝖆𝖗𝖞𝖆𝖒🌹🌹💐💐
iam proud of you Faras..🥰🥰
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!