[Colab with kak Mozarella_cha]
[Cerita dalam proses merevisi]
.
.
Cerita ini mengandung adegan yang membuat kalian geleng-geleng kepala dengan antagonis satu ini.
.
.
Rheasya Livynza Quittern, mahasiswi cantik jurusan bisnis yang namanya dikenal karena segala tingkah absurdnya.
Kelakuannya, membuat semua orang pusing tujuh keliling bahkan harus menyetok banyak kesabaran untuk menghadapinya.
Namun bagaimana jadinya kalau Rhea malah mengalami transmigrasi, usai menghirup bau kentut dosen killer.
Jiwanya merasuki tubuh yang memiliki peran sebagai antagonis sebuah novel yang sekilas membaca cerita sinopsisnya saja.
Kali ini antagonisnya sangat berbeda dengan deskripsi tokoh jahat di novel umumnya.
QUEEN BULLYING ❎
Seragam ketat dan make up menor ❎
Dibenci protagonis pria ❎
QUEEN LAVEGOS ☑️
Keluarga harmonis ☑️
Protagonis pria posesif ☑️
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon fasya_bby, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 20 - A?NP!
"Seharusnya yang menjadi ancaman bukan dia tapi seseorang berilmu hitam yang telah membantunya untuk mengulang waktu."
"Meskipun bayarannya menghapus secara permanen ingatan dia, tapi novel sialan itu ada di tangannya."
"Hadiah karena dia menjadi murid kesayangannya atau budak pemuas nafsunya, maybe?"
Mendengar penuturan tersebut, pria itu mengetatkan rahangnya dan kedua tangannya terkepal erat dibalik jas almamaternya.
"Gue nggak akan lupa sama ucapan yang lo maksud. Gara-gara orang itu, di kehidupan dulu gue ngebunuh gadis yang gue cintai."
"Kita terjebak di dunia novel sialan itu hanya untuk memenuhi ambisinya, melibatkan semua orang di sini dan tidak bisa kembali ke dunia asal kita."
Pria yang merokok itu berjalan mendekat menepuk pelan pundak sahabatnya.
"Gue juga andil ngebunuh kekasih gue dan kita harus menang di kehidupan kedua karena setimpal dengan kekuatan suci milik lo."
"Dan perlu diingat, kita dan semua orang hanyalah tokoh fiksi yang menyerupai penampilan kita. Tapi yang pasti harus mengakhiri ambisinya."
...
Pukul 05.00 sore.
Sebagian murid yang masih menetap di sekolah untuk kegiatan ekstra kurikuler akhirnya bersorak gembira karena sudah waktunya untuk pulang.
Di parkiran umum, beberapa sudah meninggalkan sekolah dengan kendaraan masing-masing. Untuk sisanya menunggu jemputan di luar gerbang.
Termasuk Rhea dan Adelia yang baru saja keluar dari pintu ruangan musik bersama murid lainnya, berjalan menuju ke tempat parkiran.
"Rhea, lo mau ikut gue nggak? Gue mau ke rumah sakit soalnya gantian jaga nyokap. Kasihan bokap gue yang belum istirahat sampe sekarang."
Gadis dengan jas almamater terikat di pinggangnya berhenti sejenak. "Nanti gue nyusul ke sana. Malam, nggak apa-apa kan? Soalnya gue udah janjian sama Zevan kemarin." ucapnya merasa tidak enak hati.
Adelia hanya mengelus dagu dan ber'oh' ria dengan mengulas senyum tipis. "Its okay. Gue nggak maksa lo jenguk sekarang juga. Btw, janjian apa sih cuy?"
"Hm, ada deh. Pokoknya sore ini yang bikin gue udah nggak sabar karena akhirnya keinginan gue terwujud. Kalau gitu, gue duluan ya. Kalau ada apa-apa di jalan langsung kabari gue, Adel."
Usai berkata demikian, Rhea menaiki motor sportnya setelah menghidupkan dengan kunci dan menstarter nya hingga terdengar deru mesin menyala.
"Makin penasaran gue, tapi hati-hati di jalan ya. Oh, jangan lupa kabari kalau udah sampe rumah." ucap Adelia sedikit berteriak dan melambaikan tangan.
Rhea mengacungkan jempol sebagai jawabannya, lalu mengenakan helm dan memacu kuda besi itu dalam kecepatan sedang, meninggalkan sekolah.
Setelah punggung sahabatnya mulai menghilang dari pandangannya, Adelia mengirimkan pesan di room chat dengan kontak 'Calon suami💜'.
Dia melihat kekasihnya tidak sedang dalam keadaan 'Online' dan tidak berpikiran negatif karena tahu akan sifat Kaisar yang mengenal bukan dalam sehari saja.
Jari lentiknya menari-nari di atas papan keyboard dengan lincah dan melihat ke arah tanda centang satu abu-abu. Mungkin lagi sibuk, pikirnya.
•••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••
Me:
Kai, gue balik duluan ya. Bilang ke Zevan, kalau Rhea udah pulang barusan. Gue mau pergi ke rumah sakit buat nemenin nyokap. ✓
Katanya Rhea udah janjian sama Zevan, tapi gue gak tau apa. Bilangin ke dia suruh cepet nemuin sahabat gue. Jangan lupa ya, Kai. ✓
•••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••
Dia memasukkan benda pipih itu di dalam saku jas almamater Kaisar, yang masih membungkus tubuh mungilnya dan menjalankan motor sportnya keluar dari parkiran. Kemudian melenggang pergi dengan kecepatan penuh, seolah sedang dikejar waktu.
....
Langit di sore hari nampak sangat indah dipandang mata dengan perpaduan oranye dan kuning, bahkan ditemani sekelompok burung yang berkicau di atas sambil terbang ke sana-kemari.
Suasana yang tidak berbeda jauh dengan di pagi hari karena jalan raya nampak dipadati banyak kendaraan yang ingin segera sampai di rumah untuk istirahat.
Mari kita beralih ke Rhea yang sudah memarkirkan kuda besinya di garasi dan beralih mencuci tangan sebelum memasuki rumah supaya menghilangkan kuman kotor yang menempel.
Dan tidak berselang lama, dia berteriak keras hingga membuat semua orang memekik kaget berjamaah.
"HELLO! ANY BODY HOME? RHEA YANG IMUT DAN CANTIK SUDAH PULANG... KARPET MERAHNYA DI MANA NIH?! KOK SEPI BANGET INI RUMAH."
Dia berjalan ke ruang tamu dengan mencebik kesal sembari menenteng sepatunya yang sudah dilepas, hingga menyisakan kaos kaki putihnya.
Lalu giliran Rhea yang dibuat kaget hingga refleks menutup telinganya dengan suara dari arah dapur yang menggelegar dan membuat seisi rumah ikut bergetar seperti terkena gempa bumi.
"RHEA! KALAU PULANG JANGAN TERIAK-TERIAK KAYAK TARZAN! INI RUMAH BUKAN HUTAN TAU! JANGAN BUAT POLUSI SUARA!"
Nah kan, ternyata ibu dan anak itu sama saja. Ibarat buah kelapa jatuh tidak jauh dari pohonnya.
Rhea dan semua pekerja bersamaan mengelus dada dan mengusap telinga masing-masing, betapa keras suara itu hingga ada tiga guci yang pecah.
"Bibi, tolong bersihin pecahan gucinya ya. Hati-hati jangan sampe kena tangan, bi."
"Baik nona, serahkan urusan ini pada bibi."
Bi Sumi segera melaksanakan perintah tersebut dan pekerja lain datang membantu agar cepat selesai.
Rhea menghampiri ibunya yang menoleh ke arahnya dengan tatapan kesal dan berkacak pinggang. Tidak lupa spatula yang digenggamnya.
"Jangan diulangi Rhea. Kuping mama bisa-bisa nanti budek beneran kalau setiap hari denger kamu teriak! Kalau masih gitu terus, mama bakalan nikahin kamu sama Zevan detik ini juga."
Gadis bermata sebiru sapphire itu hanya menjawab dengan anggukan kepala berulang kali dan ekspresi serius terpampang jelas di wajahnya.
'Gawat kalau beneran dinikahin sama Zevan, nggak bisa bebas lagi dong gue nanti cok! Jangan sampe bikin mama marah. Takut gue cuy!' batinnya panik.
Dia juga belum siap melepas keperawanannya dan perutnya membesar karena mengandung anak dari Zevan. Mana umurnya belum matang untuk nikah.
Membayangkan saja membuatnya sampai bergidik ngeri, entah sebrutal apa ketika malam pertamanya. Belum lagi berapa ronde dan pose gaya setiap ingin membuat adonan. Bagi yang paham saja.
"Tumben kamu pulangnya sampe jam segini? Setau mama, tante Rosita bilang kalau jam pulang sekolah GHS itu sekitar pukul tiga sore."
Melihat ekspresi keheranan ibunya, Rhea tersenyum canggung sambil menggaruk pipi chubby-nya. "Tadi aku ikut kegiatan ekstra kurikuler ma.. Soalnya udah jadi kewajiban murid termasuk aku yang udah resmi sebagai murid baru GHS."
"Tadi ketua kelas ngasih penjelasan, kalau aku harus ngisi formulir kegiatan tambahan itu dan hari ini aku ngikutin ekstra kurikuler seni musik bareng Adel."
Diana pun mematikan kompor dan duduk di sebelah putrinya yang bersandar di meja pantry. "Padahal, ini baru hari pertama kamu sekolah. Terus Rhea jadinya milih kegiatan tambahan apa?"
"Itu minimal pilihannya dua. Aku nulisnya ada enam dan milih ke voli, basket, karate, taekwondo, renang, sama seni musik. Jadwalnya nggak tabrakan ma."
"Apa nggak kebanyakan sayang? Takutnya nanti pas ngejalanin keenamnya, kamu kecapekan gimana?"
"Kalau udah nggak kuat, nanti aku minta izin sama guru pembinanya. Kan, satu hari ngikutinnya cuma satu kegiatan ekstra kurikuler aja. Kalau Adel milih ngikutin semuanya karena sifatnya yang ambisius."
"Mama baru tau malahan, kasihan Adel kalau tetap ngejalanin semuanya setiap hari. Nasehatin aja dia biar lebih mengutamakan kesehatan tubuhnya."
Rhea memainkan jemarinya dan tiba-tiba teringat dengan suatu hal yang hampir dilupakannya.
"Ma, tante Riyana masuk rumah sakit kemarin dan masih rawat inap gara-gara mag-nya kambuh. Aku rencana mau ke sana nanti malam."
Diana yang selesai menuang jus alpukat yang telah diblender ke dalam gelas kaca, seketika menaikkan alisnya merasa bingung. "Kenapa kamu malah baru ngasih tau ke mama sekarang?"
Rhea menerima gelas itu dan meminumnya hingga jusnya tinggal setengah. "Aku baru tadi pagi taunya dari chatnya Adel. Maaaf ma, lupa ngasih tau. Jadi mama sama papa mau ke sana kapan?"
"Kalau gitu, mama sama papa bareng kamu pergi ke rumah sakit nanti malam sehabis makan malam aja. Tante Rosita ngechat mama, bilangnya chef terkenal yang diundang Zevan bakal datang ke sini."
-TBC-
Ceritanya beberapa udah direvisi jadi sedikit beda sama yang di wp. Tetap update setiap hari ya kak😂🥰
Aku kira bakal digantung ceritanya tapi dugaan aku salah, semoga ceritanya happy ending kak author. Semangat terus ya, jaga kesehatan💜
Bagi para pembaca lama di wp yang punya NT bisa mampir baca ulang. Pembaca baru boleh baca juga, siapa tau bikin ketagihan.
Last, jangan lupa follow akun aku, kasih like, vote dan subcribe biar semangat update cerita terus.