Karena sudah bosan dengan hidup susah, akhirnya Dinda memilih jalan pintas mengikuti teman-temannya yang menjadi wanita simpanan para pria kaya di luar sana. Sebutan kerennya sugar baby.
Mereka bisa hidup mewah dan banyak uang bahkan temannya ada yang dibelikan mobil hingga membuat Dinda tergiur untuk melakukan hal itu saat sekolah demi membantu ekonomi keluarganya karena dia mulai bosan makan dengan tahu dan tempe saja.
Lalu, akankah Dinda mendapatkan apa yang diinginkannya dengan standar yang begitu tinggi untuk calon sugar Daddy-nya karena dia tidak ingin laki-laki tua dan perut buncit seperti sugar daddy-nya Intan teman sekolahnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Tessa Amelia Wahyudi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 20. Party
Untuk pertama kali dalam hidupnya dendam menaiki mobil semewah ini dan itu bersama Daniel. Ini juga menjadi pertama kalinya bagi dia berada di dalam mobil yang sama dengan laki-laki itu. Jika ditanya bagaimana perasaannya saat ini dia tidak bisa mendeskripsikan perasannya karena dia tidak tahu apa yang dirasakannya saat ini. Aneh, mungkin kata itu yang sangat pas untuk perasaannya saat ini karena memang dia merasa aneh dengan kehidupannya sekarang.
Dulu Dinda hidup serba kekurangan dan bahkan makan saja pun dia selalu dengan tahu dan tempe, tapi sekarang dia bisa memakan apapun yang diinginkannya. Dia benar-benar berharap bahwa apa yang dilakukannya saat ini tidak diketahui oleh keluarga besarnya karena dia takut jika mereka mengetahui apa yang dia lakukan mereka akan kecewa terhadapnya. Menurutnya biarlah dia menanggung segala dosa atas perbuatannya tapi tidak dengan keluarga besarnya karena adik-adiknya masih membutuhkan banyak biaya untuk sekolah mereka.
"Kenapa kau diam saja?" tanya Daniel ketika melihat Dinda yang terus saja diam sambil menatap keluar kaca jendela mobilnya.
"Tidak ada, hanya merasa aneh saja dengan apa yang aku alami saat ini. Tapi aku baik-baik saja," jawab Dinda. Sungguh, Dia merasa bahwa dirinya sudah baik-baik saja saat ini hanya saja ya seperti itulah.
Daniel kembali diam setelah mendengar jawaban yang keluar dari bibir Dinda bahwa wanita itu baik-baik saja. Suasana di dalam mobil kembali hening dan tidak ada pembicara apapun di antara keduanya sampai tiba-tiba Dinda kembali bertanya apa yang akan mereka lakukan di kapal pesiar nantinya.
"Apa yang akan kita lakukan di sana om?" tanya Dinda yang merasa penasaran untuk apa mereka datang ke acara party tersebut.
"Terserah mu! lakukan apapun yang kau inginkan asal tidak membuatku malu." Dinda menganggukkan kepalanya setelah mendengar jawaban dari Daniel.
Mereka sudah sampai di di kapal pesiar yang tidak terlalu besar. Daniel keluar dari dalam mobilnya dengan begitu gagah dan diikuti oleh Dinda di belakangnya. Awalnya mereka berjalan berjauhan namun dan berhenti hingga membuat dendam merasa kaget.
"Bersikap seperti kemarin saat di acara pertunangan Elizabeth. Ingat, kemungkinan besar dia juga ada di dalam jadi kamu harus bisa bersikap dengan baik."
"Iya om," jawabnya.
Mereka berdua masuk ke dalam kapal pesiar yang sudah di sewa oleh Kevin. Dinda benar-benar melakukannya dengan baik sesuai dengan apa yang Daniel katakan dan benar saja bahwa di dalam sana ada Elizabeth mantan kekasih laki-laki itu. Melihat dirinya yang datang bersama Daniel membuat Elizabeth langsung menatap tidak suka pada Dinda saat ini. Itu terlihat sangat jelas dari tatapan matanya.
Melihat tatapan Elizabeth terhadap Dinda membuat Daniel biasa saja dan tidak ingin menanggapi lebih dengan itu semua.
"Biarkan saja dia. Jangan terlalu memperdulikannya. Biarkan dia ingin melakukan apapun yang ingin dilakukannya. Ingat, jangan terlalu menjauh dariku." Dinda menganggukkan kepalanya dan dia mengerti dengan apa yang Daniel katakan.
"Wow! How are you bro!" sapa Kevin ketika melihat Daniel yang benar-benar datang ke acara private party yang dibuatnya.
"Jangan terlalu banyak bicara Kevin! kau tau siapa aku," ucap Daniel yang menanggapi teman laknatnya aja.Tidak ingin terus berurusan dengan Daniel akhirnya dia memilih untuk menggoda Dinda yang terlihat jauh lebih baik penampilannya daripada sebelum-sebelumnya.
"You are so beautiful girl. Kau cantik sekali malam ini Dinda," Kevin lebih memilih memuji Dinda dari pada berurusan dengan Daniel karena menurutnya temannya itu membosankan. Sedangkan Dinda sendiri hanya tersenyum saja menanggapi apa yang Kevin katakan padanya. Begitu juga dengan apa yang Siska lakukan saat ini. Mereka berpura-pura tidak saling mengenal di saat situasi seperti ini karena seperti itulah perjanjian yang dibuat Kevin dan juga Siska. Mereka tidak ingin saling menyapa agar tidak menjadi kehebohan di luar.
"Terima kasih," jawab Dinda.
Mereka duduk bersama sampai saat musik mulai berdentum Kevin mengajak mereka untuk turun ke lantai dansa. Saat mereka hendak turun ke lantai dansa, Daniel sudah melihat Elizabeth yang berada di sana.
"Ok aku gak bisa goyang!" bisik Dinda pada Daniel. Dia ingin laki-laki ini mengetahui bahwa dia tidak bisa berdansa ataupun bergoyang di lantai dan saya seperti ini.
"Ingat, gerakan saja tubuhmu karena aku yang akan melakukannya nanti!" Daniel dan Dinda turun ke lantai dansa. Sebelum memulai semuanya Dinda melihat bagaimana cara siswa melakukannya dan dia mencoba untuk melakukan hal yang sama. Dia mencoba menggerakkan tubuhnya senatural mungkin dan itu membuat Daniel langsung memeluk pinggangnya dari belakang. Keduanya benar-benar melakukan gerakan yang sangat intim dan itu membuat Elizabeth terlihat kesal. Apalagi ketika melihat Daniel yang mencium bibir Dinda seperti itu. Dia benar-benar merasa marah dan terlihat kesal.
"Om, aku mau pipis," ucap Dinda yang ingin meninggalkan Daniel.
"Pergilah dan segera kembali." Daniel membiarkan Dinda untuk pergi ke toilet dan melihat itu membuat Elizabeth langsung mengikuti Dinda ke toilet. Ini kesempatan bagus untuknya kembali bicara dengan Dinda untuk memikul mundur wanita itu agar pergi meninggalkan Daniel.
Saat berada di lorong menuju toilet, Elizabeth langsung mencekal lengan Dinda untuk menghentikannya. Di perlakukan seperti itu membuat Dinda langsung menarik tangannya.
"Apa lagi?" tanya Dinda yang tidak suka di perlakukan seperti itu. Apalagi Intan dan Siska sudah mengajarinya untuk melawan Elizabeth agar tidak semena-mena terhadapnya.
"Aku sudah mengatakan padamu untuk meninggalkan Daniel tapi kamu tidak mendengarnya!"
"Aku tidak akan meninggalkan kekasihku jika bukan di sendiri yang memintanya. Daniel yang memilihku sendiri untuk menjadi kekasihnya, jadi aku tidak bisa meninggalkannya begitu saja!" jawab Dinda dengan berani. Bahkan dia berani menatap Elizabeth yang membuatnya merasa kesal.
"Aku tidak ingatkan sekali lagi untuk pergi menjauhi Daniel. Jika tidak maka aku akan-"
Bugh ...
Siska sengaja menabrak Elizabeth dan berpura-pura bahwa dia tidak sengaja melakukannya.
"Oh sorry!" ucapnya yang langsung meninggalkan mereka berdua. Dinda juga langsung pergi meninggalkan Elizabeth karena sudah mendapatkan bantuan dari Siska.
jadiningatwaktuitudi depanaltar❤❤❤❤