NovelToon NovelToon
5 Hari Sebelum Aku Koma

5 Hari Sebelum Aku Koma

Status: sedang berlangsung
Genre:Horor / Romantis / Spiritual / Balas Dendam / Horror Thriller-Horror / Suami Hantu
Popularitas:7.6k
Nilai: 5
Nama Author: Maylani NR

5 hari sebelum aku koma, ada sesuatu yang janggal telah terjadi, aneh nya aku tidak ingat apa pun.
__________________

"Celine, kau baik-baik saja?"

"Dia hilang ingatan!"

"Kasian, dia sangat depresi."

"Dia sering berhalusinasi."
__________________

Aku mendengar mereka berbicara tentang ku, sebenarnya apa yang terjadi? Dan aneh nya setelah aku bangun dari koma ku, banyak kejadian aneh yang membuat ku bergidik ketakutan.

Makhluk tak kasat mata itu muncul di sekitar ku, apa yang ia inginkan dari ku?
Mengapa makhluk itu melindungi ku?
Apakah ini ada hubungan nya dengan pria bermantel coklat yang ada di foto ku?

Aku harus menguak misteri ini!
___________________

Genre : Horror/Misteri, Romance

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Maylani NR, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Rahasia Reina (02)

Loker karyawan yang biasanya menjadi tempat berganti pakaian dan berbincang ringan kini berubah menjadi medan perkelahian. Suasana tegang terasa di setiap sudut ruangan.

Celine mendekati Reina dengan langkah berani, sorot matanya tajam seperti pisau. “Kamu kenal Briyon, kan?” tanya Celine langsung, tanpa basa-basi.

Reina berusaha memasang wajah tenang meskipun detak jantungnya mulai berdegup kencang. "Te-tentu saja aku kenal. Kamu lupa? Briyon dulu bekerja di sini sebelum dia—" Reina terdiam, mencoba menahan kegugupan.

“Kamu benar,” potong Celine. “Lalu, apa hubunganmu dengan Willy?”

Pertanyaan itu menghantam Reina seperti petir di siang bolong. Wajahnya berubah pucat, dan tubuhnya refleks mundur sedikit. “Wi-Willy? Aku tidak tahu siapa dia,” jawab Reina dengan suara gemetar.

Celine melipat tangannya di dada, tatapannya semakin dingin. “Jangan pura-pura tidak tahu, Reina. Willy adalah salah satu anggota gangster yang menghancurkan hidupku. Kau kenal dia, kan?”

Reina menelan ludah, mencoba mencari alasan sambil melangkah mundur menjauh dari Celine. “A-aku tidak mengerti maksudmu, Celine,” katanya lemah.

“Jangan bohong!” Celine mengeluarkan ponselnya dan menunjukkan sebuah foto. Dalam foto itu terlihat seorang perempuan dengan rambut pendek berdiri di resepsionis hotel, berbicara dengan seorang pria bertato naga. Meski membelakangi kamera, sosok itu jelas mirip dengan Reina.

Reina mencoba tetap tenang, meskipun keringat dingin mulai membasahi pelipisnya. "Celine, itu tidak terlihat jelas. Rambutnya memang pendek, tapi belum tentu itu aku."

Celine tersenyum dingin. “Aku mengikuti mu dari minimarket sampai hotel semalam, aku melihat semuanya.”

"Hah? Hahahaha." Reina tertawa kecil, mencoba menyangkal. "Kamu pasti salah orang, Celine. Itu bukan aku."

Namun, Celine tak memberi Reina waktu untuk bernapas. Dia menarik kerah seragam Reina dengan kasar, wajahnya kini hanya beberapa inci dari Reina. “Jangan coba-coba membohongiku!” bentaknya. Dengan gerakan cepat, Celine mengeluarkan selembar formulir check-in dari hotel yang ia dapatkan semalam.

Nama Reina A. tertera jelas di sana.

Reina membeku, matanya membelalak. Kali ini, sulit baginya mencari alasan. Meski begitu, ia tetap mencoba menyangkal. “Celine, nama Reina itu banyak! Bagaimana kamu bisa yakin itu aku?”

“Berhenti berbohong!” suara Celine meninggi, penuh amarah. Dalam sekejap, ia mendorong tubuh Reina hingga membentur deretan loker dengan keras.

BRAK!

Bunyi nyaring itu menggema di ruangan kosong. Reina meringis kesakitan, namun ia tak sempat mengeluh. Celine kembali mendekatinya, menatap tajam ke dalam mata Reina.

“Berhenti menyangkal, Reina. Katakan yang sebenarnya!” tuntut Celine.

Reina memalingkan wajah, matanya mulai berkaca-kaca. Namun, ia masih tetap bungkam.

“Jawab aku, Reina! Apa hubunganmu dengan Willy? Apa yang kau rencanakan dengannya?” Suara Celine kini lebih rendah, namun penuh tekanan.

Reina akhirnya terguncang. Tangannya bergetar, dan air mata mulai mengalir. Namun, sebelum dia sempat berkata apa-apa, langkah kaki terdengar mendekat dari luar loker.

Devid yang kebetulan melewati ruangan itu, berhenti saat mendengar suara bentakan dari dalam. Rasa penasaran membuatnya membuka pintu dan menyaksikan pemandangan yang mengejutkan.

“Celine, apa yang kamu lakukan?” tanyanya dengan nada tegas. Matanya langsung tertuju pada Celine yang mencengkeram kerah seragam Reina dengan penuh amarah.

Celine menoleh sekilas, tapi tidak melepaskan genggamannya. “Kau tidak bisa membohongiku, Reina!” bentaknya, suara penuh emosi.

Devid segera berjalan mendekat untuk melerai mereka. Ia menahan bahu Celine, berusaha menjauhkan wanita itu dari Reina. "Celine, sudah cukup! Apa yang sebenarnya terjadi?" tanyanya, suaranya tegas namun mencoba menenangkan.

Celine menunjuk Reina dengan telunjuknya yang gemetar. “Reina! Dia memiliki hubungan dengan anggota gangster, orang-orang jahat yang telah membunuh Briyon!”

Ucapan itu membuat Devid terkejut. Ia menoleh ke arah Reina yang kini tampak ketakutan, wajahnya pucat, dan tubuhnya gemetar.

“Celine, mungkin ini hanya kesalahpahaman,” ujar Devid mencoba menenangkan situasi, meski keraguan mulai tumbuh di benaknya.

“Tidak! Aku yakin betul!” Celine bersikeras, suaranya meninggi. “Dia terlibat dalam kasus 14 November, dan aku akan menjebloskannya ke polisi!”

Devid menarik napas panjang. “Apa kamu punya bukti, Celine?” tanyanya dengan tenang namun serius.

Celine mengeluarkan ponselnya dan menunjukkan foto serta salinan formulir hotel yang bertuliskan nama Reina. “Ini buktinya! Dia memiliki hubungan dengan seorang pria bernama Willy, anggota gangster terkenal di kota ini!” jelas Celine dengan penuh keyakinan.

Devid mengambil ponsel itu dan melihat foto yang dimaksud. Ia mengerutkan dahi. “Celine, foto ini diambil dari belakang. Aku tidak yakin ini Reina.”

“Tapi formulir ini bertuliskan namanya! Ini sudah cukup jelas, Dev!” Celine menunjuk nama “Reina A.” yang tertera di formulir hotel.

Devid menggelengkan kepala, mencoba tetap rasional. “Ini tidak cukup untuk membuktikan bahwa dia terlibat, Celine. Aku tidak akan membiarkanmu menuduh seseorang tanpa bukti yang kuat.”

“Tapi, Dev—”

Devid memotongnya tegas. “Sekarang waktunya bekerja. Kembalilah ke tempatmu, Celine!”

Celine terlihat enggan, matanya masih memandang Reina dengan penuh kecurigaan. “Aku harus menyelesaikan masalah ini!”

Namun, Devid menekan suaranya, menunjukkan otoritasnya. “Aku adalah Boss mu, Celine. Sekarang, kembali ke tempatmu!”

Celine akhirnya menyerah, meski wajahnya menunjukkan rasa kesal yang mendalam. Sebelum meninggalkan ruangan, ia menatap Reina dengan tajam. “Reina, urusanku belum selesai denganmu!” ancamnya.

Celine keluar dari ruang ganti dengan langkah berat, meninggalkan Devid dan Reina di dalam.

Devid berdiri mematung sejenak sebelum mengalihkan pandangannya kepada Reina. Wajahnya yang biasanya ramah kini terlihat dingin dan penuh otoritas.

“Reina, ke ruanganku sekarang,” katanya dengan nada datar namun penuh tekanan.

Reina menunduk, tidak berani menatap mata Devid. Dengan suara lirih, ia menjawab, “Ba-baik, bos.”

Tanpa banyak bicara, Reina mengikuti langkah Devid menuju ruangannya. Perasaan takut dan gelisah memenuhi hatinya, sementara pikiran Devid dipenuhi pertanyaan tentang kebenaran di balik tuduhan Celine.

.......

.......

.......

Di ruangan Devid.

Terlihat Devid duduk di kursinya dengan tenang, namun tatapan matanya tajam mengamati Reina yang tampak gelisah di kursi yang ada di depannya. Di antara keduanya, ada ketegangan yang tak terlihat, seakan seluruh ruangan dipenuhi oleh rahasia yang siap terungkap.

“Reina, apa yang sebenarnya terjadi?” tanya Devid, nadanya tenang namun penuh tekanan.

Reina menundukkan kepalanya, menggenggam ujung rok seragamnya. “I-itu…” suaranya gemetar. “Sebenarnya, aku tidak tahu, Boss. Celine tiba-tiba datang ke ruang ganti dan langsung menuduhku dengan tuduhan seperti yang tadi Boss dengar.”

Devid menghela napas panjang, lalu bersandar di kursinya. “Reina, aku tahu sifat Celine. Aku mengenalnya sejak kecil, dan satu hal yang pasti, dia tidak pernah berbohong padaku. Jadi, aku percaya bahwa foto itu memang kau, dan formulir hotel itu milikmu.”

Reina terdiam, tubuhnya menegang mendengar keyakinan Devid.

“Kalau aku ingin bukti lebih, aku hanya butuh waktu 30 menit untuk memastikannya,” lanjut Devid sambil melipat tangannya di depan dada. “Tapi aku tidak ingin mengambil langkah sejauh itu, Reina. Aku sebenarnya di pihakmu.”

Reina mendongak dengan wajah terkejut. “Di pihakku? Tidak mungkin. Anda biasanya selalu mendukung Celine.”

Devid tersenyum kecil, tapi tatapannya dingin. “Memang benar, aku selalu di pihak Celine. Tapi lain cerita kalau ini menyangkut Briyon.”

“Briyon?” ulang Reina dengan nada bingung.

“Ya. Sejak dulu aku ingin menyingkirkan dia. Tapi tak kusangka, seseorang melakukannya lebih dulu dariku,” ucap Devid, tatapannya penuh arti.

Reina terkejut, pikirannya kacau mendengar pengakuan Devid. Ia tak tahu apakah harus merasa lega atau justru takut.

“Sekarang, jelaskan semuanya padaku. Apa yang sebenarnya terjadi?” desak Devid, nadanya lebih rendah namun jelas berisi perintah.

Reina masih diam, ragu untuk membuka mulut. Wajahnya menunjukkan kekhawatiran yang mendalam.

“Jangan khawatir dengan ancaman Celine,” lanjut Devid dengan nada meyakinkan. “Aku pastikan nama baikmu tetap terjaga. Polisi tidak akan menyentuhmu, karena aku akan melindungi mu.”

Reina menatap Devid dengan mata penuh kebingungan. Kata-katanya terdengar seperti janji, tapi ada sesuatu yang membuat Reina merasa terjebak. Namun, rasa takut pada ancaman Celine lebih besar.

Setelah beberapa saat, Reina mengangguk perlahan. “Baiklah, Boss. Aku akan menceritakannya.”

Devid tersenyum tipis, wajahnya penuh rasa puas. Ia merapatkan tangan di atas meja, menunggu Reina membuka mulut.

...Bersambung …...

1
Ulfa Ariani
good Briyon 👌🏻🔥
Ulfa Ariani
iri aja, Briyon juga udah profesional kelezzzz
Nanda Sari
maaf ya reina, briyon udah punya Celine:)
Syelina Putri
nah bagus briyon ajak istri mu makan bareng. 😤
ball
lanjutin aja Briyon biar dia kaget -______-
ball
maaf ya mba Reina dia suami orang. 😑
Gebi Simamora
jgn tarik tarik Briyon heh sana cewek lenjeh /Grimace/
Gebi Simamora
gak enak juga ya kalau harus nutupin, gak bisa bareng-bareng 🥺
Acil Supriadi
hadewwwwhhh kasian Celine
Acil Supriadi
belum apa-apa udah cemburu😒 situ siapa ya?
Acil Supriadi
wahhh Reina suka Briyon nih kaya nya 😔
Ellana_michelle
Noooo😭
Tania Laras
aku jadi Celine sakit hati/Cry/
Syelina Putri
tanda tanda tukang tikung
Sasa Bella
iya si devid kek nya posesif+ obsesi bgt sama Celine 😒
Sasa Bella
terus aja nyari alasan 🗿
Tania Laras
apaan si devid uler banget
AmSi
bermuka dua/Speechless/
ball
gak tau kenapa ya, kesel bgt sama si devid
Gebi Simamora
ngeles mulu kaya bajai si reina/Right Bah!/
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!