Novel ini menceritakan tentang kisah anak Satria dan Dinda, yang bernama Ratu. Jika berkenan bisa baca novel sebelum nya " Suami yang di anggap miskin". Tidak baca juga tidak apa-apa, langsung baca novel ini saja juga bisa.
Ratu adalah anak dari Pemilik perusahaan STR Group, demi mendapatkan pasangan hidup yang tulus, dia menyembunyikan identitasnya. Pada umur 22 tahun dan sudah menyandang S1 nya, dia menikah dengan lelaki yang bernama Arya Herlambang berusia 27 tahun.
Kedua orang ini awalnya sangat harmonis, namun kehidupan pernikahan yang diharapkan Ratu tidak terwujud, hampir semua keluarga suaminya menganggap dia tidak pantas menjadi istri Arya.
Kehidupan yang serba kekurangan membuat Ratu harus menerima tudingan dan keluhan dari keluarga suaminya, namun bagaimana ceritanya jika mereka mengetahui bahwa perusahaan tempat suami dan kakak iparnya bekerja ternyata milik ayah Ratu?
Apakah sikap mereka yang tidak bersahabat akan berubah?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dhewy R, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kebohongan Rani
.
.
.
💕 HAPPY READING 💕
Sudah 4 hari Arya dan Ratu menempati rumah barunya. Mereka menjalani rumah tangganya dengan tenang, tanpa adanya ibu mertua dan ipar nya toxic yang selalu mengganggu kesehariannya. Teriakan ibu mertua juga sudah tidak dia dengar lagi, Ratu benar-benar merasa tenang.
Di rumah barunya ini, semua pekerjaan rumah masih di kerjakan sendiri oleh Ratu. Terkecuali bagian luar rumah, ada tukang kebun yang menyapu halaman dan merawat tanaman. Dan juga ada pak Satpam yang berjaga di gerbang depan, hampir semua rumah di komplek itu mempunyai satpam masing-masing demi keamanan.
" Mas, nanti kalau aku jemput bapak untuk makan siang disini tidak apa-apakan?." Tanya Ratu meminta izin sang suaminya lebih dulu.
" Loh Dek, untuk apa kamu harus izin dulu sama mas. Rumah ini kan rumah kamu, jadi tidak perlu izin mas."Jawab Arya sambil menyunggingkan senyum manisnya.
" Tidak bisa begitu dong mas, walaupun ini rumah ku tapi mas itu suamiku. Mas imamku dan kepala rumah tangga, aku harus tetap izin dengan suamiku. Itu yang mama papa ajarkan kepadaku."Seru Ratu bicara dengan tenang.
" Iya dek. Kalau begitu nanti saat jam makan siang mas pulang ya, makan siang bareng bapak. Emm.. bapak pasti kaget dek saat kamu ajak kesini. Apa tidak apa-apa bapak tahu secepat ini?." Tanya Arya lagi.
Ratu hanya mengangguk sembari mengunyah maakanannya. Dia sama sekali tidak keberatan jika bapak mertuanya tahu semuanya. Selama inu bapak mertuanya memang sudah baik dan menyayanginya seperti anaknya sendiri.
Sarapan pun selesai, Arya berpamitan berangkat ke kantor. Setelah Arya berangkat ke kantor, Ratu pergi ke supermarket untuk belanja sayuran dan stok bahan makanan. Selama tinggal di rumah barunya dia memang belum belanja sama sekali. Hanya menghabiskan stock yang ada di kulkas, tentunya sang mama yang sudah mengisi kulkas nya sebelum Ratu menempati rumah barunya.
" Loh itu bukannya mbak Rani? Kok dia tidak bekerja malah jalan-jalan di sini?."Ucap Ratu bermonolog pada dirinya sendiri.
Saat Ratu ada di supermarket, ternyata disana dia melihat Rani. Rani tidak menyadari keberadaan Ratu, karena Rani sibuk memilih barang belanjaan dengan seorang wanita paruh baya yang Ratu yakini itu orang tua dari Rani.
Ratu tidak ada niat untuk menghampiri ataupun menyapa Rani. Dia memilih sibuk memelih sayuran dan bahan makanan yang akan dia beli.
" Hemm aku harus menanyakan sama Lisa, kenapa mbak Rani tidak masuk kerja. Hanya ingin tahu saja alasan apa yang dipakai mbak Rani." Ucap Ratu.
Ratu mengambil ponsel dalam tasnya lalu dia menghubungi Lisa. Hanya satu kali panggilan Lisa langsung mengangkat teleponnya.
[ Hallo, Assalamualaikum Lisa.] Sapa Ratu dengan Ramah.
[ Waalaikumusalam Bu Ratu. Bu Ratu ada apa, tumben telepon? Mau ke butik ya?.] Tanya Lisa secara beruntun.
[ Ohh belum waktunya aku ke butik, aku lagi sibuk dengan urusan yang lainnya. Oh iya, aku mau tanya, apa karyawan atas nama Maharani tidak masuk kerja?.]
[ Oh sih Rani, iya Bu dua hari ini dia izin tidak masuk, katanya sakit dan dirawat di klinik makanya nanti anak-anak ada yang mau menjenguk dia.]
[ Oh ya sudah. Butik aman kan?]
[ Alhamdulillah aman bu. Untuk laporan keuangan bulan ini memang belum waktunya Lisa kirim kan bu.]
[ Iya, ya sudah saya tutup teleponnya ya. Oh iya nanti aku kirim foto untuk kamu dan tolong besok saat dia masuk kamu kasih peringatan untuk dia.]
[ Emm maksudnya bagaimana bu?]
[ Sudah nanti kamu pasti tahu. Dan bilang yang lainnya tidak perlu menjenguk Rani.]
[ Iya bu ]
Klik
Ratu mematikan sambungan teleponnya lalu mengarahkan fotonya ke arah Rani dan ibunya. Ratu mengambil 2 foto dan vodie singkat agar semuanya real dan jelas.
" Dengan begini, mbak Rani tidak bisa mengelak lagi."Ucap Ratu lalu mengirim foto dan video itu kepada Lisa.
" Tapi bukannya orang tua mbak Rani itu ada di kampung ya. Apa memang lagi berkunjung kesini?."Ucap Ratu pada dirinya sendiri.
Ratu mencoba mendekati Rani karena ingin tahu apa yang dibicarakan Rani dan ibunya. Beruntung sekali Ratu memakai masker dan pakaiannya pun modis, tidak seperti Ratu saat di rumah mertuanya. Sehingga Rani tidak akan menyadari jika itu Ratu.
" Masih ada yang mau di beli bu? Mumpung ibu ada di kota, siang ini kan ibu sudah mau pulang."Ucap Rani.
" Ini sudah banyak Rani, memangnya suami kamu tidak akan curiga kalau kamu memakai uangnya untuk kebutuhan keluarga kamu. Apalagi untuk renovasi rumah saja sudah habis 30 juta, buat beli motor bapak kamu sudah 16 juta. Belum yang kamu kirimkan tiap bulan 3 juta, semua itu uang nya Bima kan?."Seru ibu Marni serius.
Apa? Ratu kaget saat mendengar penuturan dari ibu mertua Bima. Ternyata selama ini uang gaji Bima dipakai istrinya untuk menghidupi keluarga istrinya. Ratu benar-benar tidak menyangka jika Rani setega itu dengan Bima.
" Jadi mereka belum ada rumah itu karena uang nya dipakai mbak Rani untuk menghidupi keluarganya. Kasihan sekali mas Bima."Ucap Ratu.
Ratu menghidupkan mode perekam pada ponselnya lalu dia berdiri tepat di belakang Rani dan ibunya.
" Bu, mas Bima tidak akan curiga jika uang itu aku kirimkan untuk bapak dan ibu. Yang penting bapak sudah punya motor dan rumah kita sudah bagus, aku dan mas Bima bisa kerja cari uang lagi. Dan kamipun tinggal di rumah mertua ku, untuk kebutuhan rumah kami tidak pusing. Dulu sih si Arya yang mencukupi nya tapi sekarang Arya sudah pindah, mau tidak mau ya harus bapak mertua dong. Ogah banget aku keluar uang untuk kebutuhan rumah."Ucap Rani dengan jelas.
" Ya sudah kalau Bima tidak curiga. Jangan sampai dia tahu kalau kamu menggunakan uangnya untuk bapak dan ibu. Sekarang bapak dan ibu hanya mengandalkan uang gaji Bima saja, toko sembako kita sudah bangkrut dan sudah kami jual untuk melunasi hutang-hutang. Beruntung sekali sudah tidak punya hutang lagi."Ucap ibu Darti, ibu dari Rani.
Setelah dirasa cukup, Ratu pun menjauh dari Rani dan melanjutkan belanjanya. Selesai belanja Ratu langsung menjemput bapak mertuanya untuk di ajak ke rumahnya.
Saat Ratu sampai di depan toko pak Santo, terlihat ada satu mobil yang sedang kan menaikan lemari.
" Alhamdulillah, lemari bapak laku juga."Ucap Ratu sambil tersenyum.
Setelah mobil yang mengangkat lemari itu pergi, Ratu pun turun dari mobil dan menghampiri bapak mertuanya.
" Ratu ."Ucap pak Santo kaget.
" Iya pak ini Ratu. Assalamualaikum pak." Seru Ratu.
" Waalaikumsalam, Ya Allah bapak kira tadi siapa. Ternyata kamu, kamu bawa mobil ? Kamu bisa setir mobil?." Tanya pak Santo secara beruntun.
" Iya pak. Emm.. Pak, Ratu datang untuk menjemput bapak. Bapak ikut Ratu yuk, kita makan siang di rumah yang sekarang Ratu dan mas Arya tempati. Bapak mau kan?." Tanya Ratu.
Sudah pasti pak Santo tidak akan menolaknya, sebab dia memang ingin sekali tahu tempat tinggal Ratu dan Arya. Dengan cepat pak Santo mengangguk dan segera menutup tokonya.
Setelah toko sudah di tutup, pak Santo dan Ratu langsung naik ke mobil. Pak Santo nampak kagum saat ada di dalam mobil, baru pertama kali ini dia naik mobil bagus sebagus mobil Ratu.
" Bapak tidak menyangka jika kamu bisa mengendarai mobil, Ratu. Ini mobil siapa Ratu?."Tanya pak Santo penasaran.
" Mobil Ratu pak."Jawab Ratu dengan singkat sambil menyunggingkan senyum.
Pak Santo tidak mau banyak bertanya, dia pun hanya menganggukkan kepalanya saja. Dia tahu, Ratu tidak berbohong dan pasti nanti dia akan menjelaskan apa yang terjadi. Pak Santo cukup menikmati perjalanannya menuju rumah yang menjadi tempat tinggal Ratu dan Arya.
Mata pak Santo takjub saat mobil yang di kendarai Ratu memasuki area komplek perumahan. Dimana disana berderet rumah yang bagus dan besar-besar.
* Ini komplek perumahan elite, sebenarnya siapa sih menantuku ini?.* Gumam pak Santo.
**********