NovelToon NovelToon
Tertawan Cinta Pria Pilihan

Tertawan Cinta Pria Pilihan

Status: tamat
Genre:CEO / Anak Genius / Cinta Paksa / Cinta Seiring Waktu / Angst / Dijodohkan Orang Tua / Tamat
Popularitas:14.9k
Nilai: 5
Nama Author: Mami Al

Mayra begitu bahagia dijodohkan dengan pria pilihannya, akan tetapi harapannya dicintai harus pupus dan kandas. Rayyan Atmadja sangat membenci Mayra namun dirinya enggan untuk melepaskan.

Apakah Mayra mampu mempertahankan dan membuat Rayyan mencintainya atau Mayra lama-lama menjadi bosan lalu meninggalkan pria pilihannya itu?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mami Al, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 34 - Bagian Kedua

Esok paginya, ketika di meja makan. Rara yang mulutnya tak mampu dijaga malah memberitahu kedua orang tuanya bahwa semalam Rama mengantarkan seorang wanita.

"Apa benar yang dikatakan adik kamu, Rama?" tanya Mayra memastikan kebenaran informasi yang diterima dari putri bungsunya.

"Iya, Ma. Aku juga tidak mengenalnya, aku hanya sekedar membantu saja," jawab Rama.

"Tidak pernah kamu membantu wanita yang tak dikenal sampai harus mengantarkannya pulang ke rumah," ucap Mayra.

"Aku hanya kasihan saja kepadanya, Ma. Lagian rumahnya juga tidak terlalu jauh dan searah dengan rumah kita," jelas Rama lagi.

"Tapi, Mama minta kepada kamu untuk berhati-hati. Sekarang banyak modus perampokan dan penipuan menggunakan wanita-wanita cantik, Mama tidak mau kamu tertipu dengan wajah sedih dan mulus mereka," nasehat Mayra.

"Iya, Ma. Aku pastinya akan berhati-hati," ucap Rama agar sang mama tak khawatir.

"Memangnya wanita itu bekerja di mana?" tanya Rayyan yang sedari tadi hanya mendengar pembicaraan istri dan anaknya.

"Dia sales wanita, Pa. Kebetulan aku dan Lucky pernah bertemu dia di salah satu kafe," jawab Rama.

"Apa dia sales ro***?" tebak Rara.

"Bukan, sales sabun wajah," kata Rama.

"Oh," ucap Rara.

Selesai sarapan, Rama berangkat ke kantor terlebih dahulu sedangkan Rayyan mengantarkan Rara ke kampus dan Mayra ke rumah orang tuanya Rayyan.

Ditengah perjalanan menuju kantor, Rama melihat Karin keluar dari mobil bersama dengan beberapa teman wanitanya dan seorang teman pria sebagai sopir. Mereka memasuki sebuah kafe. Rama tetap melanjutkan laju kendaraannya tanpa berhenti untuk sekedar menyapa lagian mereka tidak memiliki hubungan apa-apa hanya sekedar membantu Karin malam itu.

Sementara, Karin berusaha menawarkan produk dagangannya. Berkali-kali ia dan temannya mendapatkan perlakuan tidak pantas. Godaan yang menganggap dirinya wanita bayaran tak dapat dihindari meskipun ada temannya yang tergiur dan rela dibawah ke atas ranjang.

"Teman kamu apa dia tidak mau menemani aku?" tanya seorang pria kepada salah satu temannya Karin.

"Dia wanita baik-baik, Tuan!" jawab temannya Karin yang juga malas meladeni pria-pria mata keranjang.

"Baik-baik, kenapa kalian berpakaian seperti ini?" cetus pria lainnya.

"Mungkin kami salah, jika ada pekerjaan lainnya kami juga pasti akan pindah!" ucap temannya Karin yang segera mengambil produknya di meja kemudian berlalu.

Karin yang tadi berdiri di depan pintu sambil menunggu temannya sampai selesai menawarkan produk dagangan kepada pengunjung gegas menyusul.

"Karin, sepertinya kita harus mencari pekerjaan lain," usul teman Karin bernama Lula.

"Aku maunya begitu, tapi di mana?" Karin juga setuju mereka pindah kerja.

"Setelah gajian ini aku harus mencari pekerjaan baru," ucap Lula.

"Aku juga, kita cari sama-sama, ya!" kata Karin kemudian Lula mengangguk setuju.

***

Satu bulan berlalu...

Karin sudah berdandan rapi mengenakan kemeja putih dan rok panjang warna hitam, ia keluar dari kamar dan bersiap menikmati sarapan bersama kedua orang tuanya.

"Kenapa kamu berpakaian seperti itu?" tanya Lita heran, biasanya Karin memakai kaos dengan celana panjang ketat.

"Hari ini aku mau melamar pekerjaan, Ma, Pa!" jawab Karin.

"Jadi, kamu sudah berhenti bekerja?" Lita begitu terkejut mendengar putrinya telah resign.

"Iya, Ma."

"Memangnya kamu mau melamar pekerjaan di mana?" tanya Papa Karin bernama Darwis.

"Tidak tahu, Pa. Aku dan Lula mau coba berkeliling, siapa tahu ada ada pekerjaan yang cocok buat kami," jawab Karin.

"Karin, kenapa kamu bodoh sekali?" omel Lita. "Pekerjaan kamu 'kan tidak terlalu berat," lanjutnya.

"Memang tidak berat, tapi aku tidak suka ditatap para pria nakal," ucap Karin menjelaskan.

"Harusnya kamu mengambil kesempatan untuk menjerat mereka, bisa saja kamu mendapatkan pria kaya," ujar Lita.

"Aku tidak suka pekerjaan itu, Ma. Buat aku tidak nyaman," jelas Karin.

"Sudahlah, Ma. Biarkan saja dia mencari pekerjaan yang disukainya," sahut Darwis.

"Bagaimana jika Karin hanya mendapatkan pekerjaan sebagai petugas kebersihan?" tebak Lita.

"Memangnya kenapa, Ma? Yang penting pekerjaan itu tidak melanggar norma-norma," ucap Karin.

"Tapi, tak membuatmu cepat kaya!" cetus Lita.

"Karin...Karin...!"

Karin hendak membalas ucapan ibunya namun terdengar suara Lula memanggilnya membuat dirinya mengurungkan niatnya.

"Aku sudah dijemput, aku harus pergi. Do'akan aku cepat dapat pekerjaan!" Karin lantas berdiri meraih tangan kedua orang tuanya secara bergantian dan mengecupnya.

Karin bergegas keluar rumah menghampiri temannya. Karin menerima helm dari Lula dan memakainya. Ia pun duduk di bagian belakang.

"Perusahaan mana yang kita datangi?" tanya Lula sebelum menyalakan mesin motornya.

"Terserah kamu," jawab Karin.

"Bagaimana kita ke perusahaan SR Group?" usul Lula.

"Perusahaan yang lagi membuka lowongan menjadi office girl ?" tanya Karin.

"Iya, tidak apa-apa 'kan?" Lula balik tanya.

"Ya, tidak masalah bagiku yang penting dapat uang," jawab Karin.

"Kamu yakin? Apalagi kamu lulusan terbaik di sekolahmu?" tanya Lula, ia takut Karin menolak pekerjaan yang tak sesuai dengan jurusan sekolahnya.

Karin tertawa kecil mendengar pertanyaan temannya itu.

"Kamu tidak malu 'kan?" Lula baru mengetahui beberapa hari terakhir sebelum mereka resign jika Karin seorang sarjana.

"Menjadi sales saja aku tidak masalah," kata Karin tersenyum.

"Baiklah, kalau begitu kita ke sana. Semoga saja masih ada rejeki kita berdua!" ucap Lula menghidupkan mesin motornya dan melesat ke perusahaan tujuan.

Begitu sampai di sana, Karin dan Lula duduk sembari menunggu diwawancarai.

"Katanya di sini gajinya lumayan besar!" bisik Lula.

"Ya, semoga saja mencukupi kebutuhan kita sehari-hari," ucap Karin.

Tak terasa waktu menunjukkan pukul 3 sore, Lula dan Karin akhirnya selesai diwawancarai. Keduanya juga diterima oleh perusahaan SR Group. Mereka pun pulang dengan hati senang.

Karin tiba di rumahnya pukul 6 sore, sebelumnya ia mampir ke kedai bakso bersama Lula.

"Bagaimana? Apa kamu sudah mendapatkan pekerjaan? Di perusahaan mana?" cecar Lita sesampainya Karin di rumah.

"Sudah, Ma. Besok pagi aku dan Lula mulai bekerja," jawab Karin.

"Bekerja di mana? Dan bagian apa?" cecar Lita lagi.

"Di perusahaan SR Group," kata Karin. "Tapi, aku mendapatkan pekerjaan di bagian bersih-bersih," lanjutnya.

"Kamu kerja di perusahaan besar itu hanya sebagai pesuruh?" Lita tampak tak senang.

"Apa ada yang salah, Ma?" tanya Karin heran.

"Jelas salah, Karin!" jawab Lita kesal.

"Ma, apa yang salah?" tanya Karin lagi.

"Kamu salah satu lulusan terbaik, Karin. Papa kamu juga dulu pernah memiliki perusahaan. Apa kamu tidak bisa mendapatkan pekerjaan yang lebih baik? Misalnya sebagai manajer atau sekretaris CEO?" ujar Lita.

"Ma, tidak semudah itu. Masih banyak proses yang harus aku lalui, lagian perusahaan SR Group tidak membuka lowongan pekerjaan yang Mama bilang tadi," kata Karin.

"Kamu sungguh payah!!" geram Lita karena ia tak senang mendengar putrinya bekerja sebagai karyawan rendahan di perusahaan besar.

1
Listya ning
Haiii....
Salam kenal
Terus semangat berkarya
Jangan lupa mampir ya 💜
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!