Sekuel dari "Anak Tersembunyi Sang Kapten"
Ikuti saya di WA 089520229628
FB Nasir Tupar
Setelah beberapa kali mendapat tugas di luar negara, Sakala akhirnya kembali pulang ke pangkuan ibu pertiwi.
Kemudian Sakala menjalin kasih dengan seorang perempuan yang berprofesi sebagai Bidan.
Hubungan keduanya telah direstui. Namun, saat acara pernikahan itu akan digelar, pihak perempuan tidak datang. Sakala kecewa, kenapa sang kekasih tidak datang, sementara ijab kabul yang seharusnya digelar, sudah lewat beberapa jam. Penghulu terpaksa harus segera pamit, karena akan menikahkan di tempat lain.
Apa sebenarnya yang menyebabkan kekasih Sakala tidak datang saat ijab kabul akan digelar? Dan kenapa kekasih Sakala sama sekali tidak memberi kabar? Apa sebenarnya yang terjadi?
Setelah kecewa, apakah Sakala akan kembali pada sang kekasih, atau menemukan tambatan hati lain?
Nantikan kisahnya di "Pengobat Luka Hati Sang Letnan".
Jangan lupa like, komen dan Vote juga
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Deyulia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 3 Seira Mengulur Waktu
Sakala benar-benar mempersiapkan persyaratan untuk pengajuan nikah baik di tempat tinggalnya maupun di kedinasan. Perlahan-lahan tapi pasti, satu per satu mulai terpenuhi.
Baik Syafana maupun Dallas, merasa senang melihat antusias Sakala dalam mempersiapkan pernikahan dengan calon kekasihnya. Semua keperluan pernikahan, mulai dari gedung atas permintaan Seira dan segala tetek bengeknya, Sakala sanggupi.
Sebagai orang tua, Dallas dan Syafana tidak tinggal diam, mereka ikut andil baik materil maupun immateril. Syafana dan Dallas setuju dengan Sakala, keluarga perempuan tidak perlu menyiapkan apa-apa, mereka hanya ditunggu kehadirannya disaat perhelatan besar itu dilaksanakan.
"Lalu kapan calon istrimu mau diajak kemari, kami juga ingin kenalan? Bukankah sebelum kami mendatanginya untuk melamar, minimal kami bertemu dengan kekasihmu itu, Ka?" ungkap Syafana.
Sebulan lagi waktu menuju hari pernikahan akan digelar. Tapi, kekasih Saka masih belum dipertemukan dengan Syafana dan Dallas. Sementara persyaratan untuk menikah termasuk semua administrasi, sudah lengkap dan disetujui.
"Tentu saja Saka akan memperkenalkan Seira setelah ini. Besok Saka akan bawa calon istri Saka ke rumah," ucap Sakala berbunga-bunga.
"Kenapa tidak hari ini saja, Ka? Mumpung hari ini Sabtu, Kaka juga kebetulan libur kerja. Papa juga ada di rumah," sela Syafana memberi ide.
"Tidak, Ma. Hari ini Saka ingin melihat rumah dulu, berapa persen lagi kira-kira rumah itu selesai. Saka ingin memastikan rumah itu seminggu sebelum pernikahan sudah beres dan langsung bisa ditempati," sanggah Sakala.
"Oh iya, ya. Tapi, mama rasa dalam waktu beberapa hari lagi rumah itu akan selesai, saat ini saja sudah mulai finishing, kan, Pah?" Syafana menoleh ke arah Dallas.
"Iya betul, Ka. Hari ini sudah mulai finishing, jadi tiga minggu sebelum kalian menikah, rumah itu sudah beres, dan kalian bisa langsung tempati setelah menikah. Sementara waktu tiga minggu itu, bisa kamu gunakan untuk melengkapi perabotan rumah," timpal Dallas.
Sakala terlihat senang saat mendengar penjelasan sang papa tentang rumahnya yang dibangun beberapa bulan sebelum ia pulang dari satgas di Papua, sudah pada tahap finishing.
"Sudah finishing? Saka sudah tidak sabar ingin segera melihatnya," balas Saka girang. Betapa tidak, jerih payahnya selama ini rupanya membuahkan hasil. Sakala bisa membangun rumah dan memiliki mobil. Tentu saja itu suatu kebanggaan, menikah lalu membawa istrinya tinggal langsung di rumahnya sendiri.
"Baiklah, setelah melihat rumah, besok Saka harus bawa dia kemari. Kalau bisa, Mama juga ingin antar dia fitting baju pengantin. Sekalian bisa kenalan dengan orang tua kekasihmu, Ka."
"Tentu saja, Ma. Saka senang Mama sudah mau menerima Seira dengan senang hati, padahal Mama belum pernah bertemu," ujar Sakala.
"Pastinya. Masa iya mama tidak senang dengan calon istri pilihan kamu. Mama yakin perempuan yang Saka pilih adalah perempuan yang sangat istimewa, jadi mama tidak akan ragukan lagi untuk menyambutnya dengan senang hati," ungkap Syafana penuh senyum. Sakala lega, sebab dengan begitu ia meyakini, mamanya dengan Seira akan cocok.
***
"Sei, mama dan papaku besok mengundang kamu ke rumah. Mereka ingin berkenalan denganmu. Kamu bisa, kan?" Sakala mengirimkan pesan WA pada Seira. Sakala berdebar-debar saat menunggu balasan WA dari Seira.
Namun, sampai satu jam lamanya, Seira masih belum membalas pesan WA darinya, membuat Sakala gelisah.
"Kenapa Seira belum membalas WA aku? Apakah dia sedang sibuk?" Sakala bertanya-tanya tentang Seira yang sejak tadi belum membalas pesannya.
"Atau jangan-jangan hari ini ia tiba-tiba masuk kerja?" tanyanya lagi, padahal setahunya hari Sabtu poli yang ditangani Seira libur. Kebetulan Seira berdinas di salah satu Puskesmas di kotanya. "Baiklah, aku akan sabar menunggu balasan WA dari Seira." Akhirnya Saka memutuskan menunggu pesan balasan dari Seira dengan sabar.
Dua jam kemudian, balasan WA dari Seira baru muncul. Saka sangat gembira.
"Aku minta maaf, Kak. Besok aku ada penyuluhan di kampung sebelah bersama ibu-ibu hamil. Mungkin minggu depan aku bisa. Sebab minggu depan, aku baru bisa santai dari tugas," balasnya. Sakala tertegun, ia sedikit kecewa dengan balasan Seira.
"Baiklah tidak apa-apa. Aku tunggu minggu depan." Akhirnya Sakala menerima keputusan Seira yang dinilai waktunya begitu berdekatan dengan hari pernikahan.
***
"Gimana, Ka? Tiga minggu lagi pernikahan kalian akan digelar. Kalau dia tidak datang kemari dan belum kamu kenalkan, terpaksa kita harus mendatangi rumahnya dan menyerahkan seserahan lamaran ini." Syafana merasa gelisah karena Seira masih belum diperkenalkan dengan dirinya dan Dallas.
"Mama sabar dulu, Seira bilang dia hari ini mendadak ada tugas ke luar kota dari Puskesmas tempat dia berdinas." Saka memberikan alasan.
"Baiklah, besok kami tunggu kedatangannya. Tapi, jika besok dia tidak datang, lebih baik kita yang datang untuk menyerahkan seserahan lamaran sekalian melamar Seira," pungkas Syafana yang diangguki Sakala.
Sakala segera menghubungi Seira setelah tadi mendengar keputusan sang mama. Sakala ingin memberitahukan Seira, jika Seira memang sibuk dan belum bisa datang dalam minggu ini, maka pihaknya yang akan mendatangi rumah Seira untuk menyerahkan seserahan dan melamar Seira.
"***Tidak perlu, Kak. Besok aku bisa datang ke rumah orang tua Kak Saka. Besok malam, Kak Saka bisa jemput aku setelah Isya***," balas Seira meyakinkan. Sakala lega dan dia mengabarkan hal ini pada sang mama dan papa.
"Baiklah. Besok kita persiapkan untuk menyambut calon mantu mama dan papa," ujar Syafana gembira.
***
Sementara itu besoknya di kediaman orang tua Seira. Seira sudah berdandan cantik di depan cermin.
"Sei, mau ke mana? Sudah cantik?" Seorang wanita paruh baya menghampiri Seira yang masih duduk di depan meja rias.
"Seira mau bertemu seseorang, Ma," jawab Seira sembari berdiri.
"Bertemu siapa, Sandi?" kerut sang mama merasa heran.
"Iya dong, Ma. Siapa lagi?" jawab Seira berbohong.
"Baiklah. Hati-hati, ya. Kenapa tidak dia saja yang datang ke rumah, ini sudah jam tujuh malam? Tidak biasanya kamu bertemu di jam segini, biasanya Sandi yang ke rumah?" heran sang mama mengerutkan kening dalam.
"Salah satu tantenya Mas Sandi yang datang dari luar kota, ingin bertemu dan kenalan dengan Seira. Seira terpaksa menemuinya. Mas Sandi sebentar lagi juga menjemput. Sudah dulu, ya, Ma. Seira juga mau memanaskan mobil." Seira segera berpamitan pada sang mama, lalu buru-buru keluar dari kamar.
Perempuan paruh baya itu menatap kepergian sang anak bungsu dengan sedikit tidak biasa.
Di luar rumah, perempuan cantik berambut panjang hitam tergerai itu, segera memanaskan mobil, ia segera keluar gerbang. Mobilnya melaju menuju sebuah rumah.
"Untung saja Sakala belum tiba di sini," gumam Seira lega, di depan sebuah rumah, seraya mengawasi mobil Sakala yang masih belum kelihatan.
Sambungannya kalau tidak dini hari, besok pagi, ya. Soalnya bab selanjutnya masih baru akan ditulis. 🙏🙏🙏
kalo bikin cerita ga pernah gagal....ga banyak konflik yg berat dan ga monoton jg ceritanya..... pokoknya author the best laaah❤️