NovelToon NovelToon
Obsesi Sang CEO

Obsesi Sang CEO

Status: sedang berlangsung
Genre:Konflik etika / Cinta Paksa / Angst / Dijodohkan Orang Tua / Menjual Anak Perempuan untuk Melunasi Hutang / KDRT (Kekerasan dalam rumah tangga)
Popularitas:6.6k
Nilai: 5
Nama Author: QurratiAini

Firda Humaira dijual oleh pamannya yang kejam kepada seorang pria kaya raya demi mendapatkan uang.

Firda mengira dia hanya akan dijadikan pemuas nafsu. Namun, ternyata pria itu justru menikahinya. Sejak saat itu seluruh aspek hidupnya berada di bawah kendali pria itu. Dia terkekang di rumah megah itu seperti seekor burung yang terkurung di sangkar emas.

Suaminya memang tidak pernah menyiksa fisiknya. Namun, di balik itu suaminya selalu membuat batinnya tertekan karena rasa tak berdaya menghadapi suaminya yang memiliki kekuasaan penuh atas hubungan ini.

Saat dia ingin menyerah, sepasang bayi kembar justru hadir dalam perutnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon QurratiAini, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Tiga empat

Kalau saja Firda punya cukup keberanian, dia ingin berteriak keras di depan wajah Abraham agar pria itu tidak menyia-nyiakan kehadiran ayahnya yang begitu berarti bagi anak-anak lain di luar sana, dan salah satunya adalah Firda sendiri.

"Baik apanya?" tanya Abraham balik. Nada suaranya langsung terdengar sangat sinis membuat nyali yang telah Firda kumpulkan dengan susah payah, kini langsung lenyap entah ke mana.

"Kuliah tidak harus ke London kan? Jelas dia sengaja menguliakanku ke luar negeri untuk memisahkanmu dariku! Kalau saja aku tidak kuliah di luar negeri, maka kita tidak akan berpisah lima tahun lamanya!"

Mendadak Firda merasa seperti ada beban berat yang menekan dadanya hingga dia kesulitan bernafas dengan normal. Ketakutan satu ketika menyelinap ke relung hatinya. "A-aku? Kenapa Tuan Tono ingin memisahkanku darimu? Lagi pula malam itu kan pertemuan pertama kita," tanya Firda dengan suara bergetar.

"Firda," Abraham segera menggeleng. Ia menangkup wajah Firda dengan kedua tangannya, membuat gadis itu tak punya pilihan selain menatapnya. "Ayahku mengira kamu adalah pacarku yang memberikan pengaruh buruk padaku. Melihat pakaianmu yang terbuka dan tidak senonoh seperti seorang pelacur, ayahku langsung menganggapmu sebagai wanita nakal. Itulah sebabnya dia langsung mengirimku ke luar negeri agar kita berpisah."

Jantung Firda berdegup kencang. "A-apa?" katanya sangat terkejut. "T-tapi pertemuanku dengan keluargamu kemarin malam, a-apakah mereka masih mengingatku?"

Namun, Abraham justru hanya mengendikkan bahu, memberikan jawaban yang tidak memuaskan bagi Firda. "Aku tidak tahu. Tapi aku sama sekali tidak butuh restu mereka. Kamu adalah satu-satunya alasan aku bisa bertahan selama ini. Lima tahun aku berada di London, setiap hari aku hanya memikirkanmu. Ayahku benar-benar tidak mengizinkanku pulang sebelum aku menyelesaikan pendidikanku di sana. Dia memang tua bangka bajingan."

Umpatan yang Abraham lontarkan kepada ayahnya sendiri tanpa beban itu jelas membuat Firda terkejut hingga matanya membesar tanpa sadar.

"T-tuan...." suara Firda terdengar sedikit putus asa. Hati Firda merasa hangat karena ini kali pertama ada pria yang jatuh cinta kepadanya hingga sampai di titik tergila-gila. Namun, tak ayal Firda juga merasakan perasaan takut.

Abraham benar-benar pria gila dan nekat. Setelah dibeli olehnya dan dinikahi, Firda merasa kebebasannya benar-benar telah terenggut secara paksa. Ucapan pria itu sejak tadi penuh dengan obsesi dan penekanan bahwa Firda kini telah menjadi miliknya.

Jelas hal itu membuat Firda merasa terkekang dan terikat dengan sempurna berada di sisi pria itu.

Sekujur tubuh Firda merinding ketika Abraham menjemput sehelai rambutnya, lalu mendekatkan helaian rambutnya itu ke hidung pria itu untuk ia tumbuh. Gerakannya sangat perlahan, tapi mampu membuat Firda merasa sangat terintimidasi. Sosok Abraham dan segala obsesi pria itu kepada Firda membuatnya menjadi tampak sangat menyeramkan.

Firda menelan ludahnya susah payah. "T-tuan... Ayahmu sudah mengancam akan menghapusmu dari daftar pewaris keluarga Handoko jika kamu masih nekat ingin menikahiku. Aku... aku bukanlah siapa-siapa, Tuan. Aku tidak bisa berharga itu jika dibandingkan dengan seluruh kemewahan dan kekayaan yang Tuhan dapatkan dari keluarga Handoko."

Firda menggeleng lemah. "Aku tidak mengerti kenapa Tuan begitu menginginkanku. Aku... aku bukan siapa-siapa. Aku tidak punya apa-apa. Aku hanya—"

"Jangan katakan itu," potong Abraham tegas. Tangan besar pria itu kini kembali melingkari pinggang Firda, menariknya lebih dekat hingga gadis itu bisa merasakan detak jantung Abraham yang stabil, berbanding terbalik dengan kondisi jantung Firda yang terasa akan copot dari sarangnya karena kedekatan intens mereka berdua.

"Kamu adalah segalanya bagiku, Firda. Kamu adalah satu-satunya orang yang memberiku perhatian, kasih sayang, tanpa meminta apa pun sebagai balasan. Kamu tulus, polos, dan... sangat indah. Aku tidak pernah merasa dicintai sebelumnya, Firda. Bahkan oleh keluargaku sendiri."

Firda terdiam. Ia tidak tahu bagaimana harus merespons. Di satu sisi, kata-kata Abraham menyentuh hatinya. Tapi di sisi lain, ada rasa takut yang masih menguasai dirinya. Rasa takut karena perasaan pria ini begitu mendalam padanya, begitu menguasai, hingga Firda merasa dirinya terjebak dalam genggaman kuat yang tak bisa ia lepaskan.

Telapak tangan Abraham yang besar dan kasar mengelusi dengan lembut surai hitam dan panjang Firda. Sementara itu, suaranya terdengar sangat berat. "Kamu tenang saja, Sayang. Di London aku sudah membangun sesuatu untuk kita," ujarnya dengan nada yang begitu yakin. "Aku tahu, cepat atau lambat, aku akan kembali. Dan ketika saat itu tiba, aku ingin memastikan bahwa tidak ada seorang pun—bahkan ayahku—yang bisa memisahkan kita lagi. Itu sebabnya aku mendirikan perusahaan sendiri. Sekarang, aku tidak lagi membutuhkan keluargaku atau warisan mereka. Aku hanya membutuhkanmu."

Firda tertegun. Ia tidak tahu harus berkata apa. Perasaannya campur aduk—antara bingung, marah, dan sedih. Namun, di balik itu semua, ia juga merasa hangat karena tahu bahwa Abraham benar-benar memikirkan dirinya selama ini.

"Firda," suara Abraham kembali memecah keheningan. "Aku tahu kamu masih takut kepadaku." Jelas, tatapan dengan sorot mata yang gemetar ketakutan sudah sering Abraham dapatkan dari para pesaing bisnisnya, dari mereka yang menjadi musuhnya, dan dari mereka yang menjadi penghalang Abraham untuk menggapai tujuannya.

Jadi, ia sudah sangat terbiasa mendapatkan tatapan penuh ketakutan dari banyak orang di dunia ini. Dengan kata lain, Abraham ingin menegaskan bahwa sikap yang Firda tunjukkan padanya tidak berarti apa-apa dan tidak akan mengubah apa pun.

Abraham kembali melanjutkan, "Aku tahu perasaanku ini mungkin membuatmu merasa terkekang. Tapi aku tidak peduli."

Abraham kemudian tertawa dengan suara rendah, membuat sekujur tubuh Firda merinding ketakutan. Sekarang semuanya sudah jelas... pria di hadapannya ini yang saat ini sedang memangkunya dengan begitu tenang, tidak akan pernah sudi melepaskannya.

Air mata tanpa sadar mengalir di pipi Firda. Ia tahu, dalam hati kecilnya, ia begitu mendamba kehidupan yang bebas. Dia ingin hidup normal seperti gadis di luaran sana yang menjalin hubungan sehat dan dicintai dengan cara yang benar oleh suaminya.

Tapi bayangan masa lalu, bayangan kekejaman pamannya, bibinya, adik sepupunya, ... semua itu benar-benar masih menghantui pikiran Firda hingga kini.

Sepertinya Firda memang ditakdirkan untuk tidak bisa memilih hidup dengan jalan yang diinginkannya sendiri. Dia hanya dihadapkan oleh dua pilihan yang menyulitkannya, dan semuanya bukanlah sesuatu yang baik.

"Jika aku harus memilih... hidup dengan keluargaku atau hidup denganmu, aku memilih untuk hidup denganmu," katanya akhirnya, suaranya hampir berbisik, terlihat begitu putus asa.

Firda kini telah memutuskan untuk menaruh harapan dan kepercayaan pada Abraham, laki-laki yang telah menjadi suaminya.

Abraham tersenyum puas, senyum yang penuh kemenangan. Ia mengusap pipi Firda dengan lembut, menghapus jejak air mata yang mengalir. "Keputusan yang bagus, Sayang," pujinya.

Di pelukan Abraham, Firda merasa hangat. Namun, jauh di dalam hatinya, ia tahu bahwa perjalanan ini baru saja dimulai, dan masih banyak hal yang harus ia hadapi dengan pria ini.

1
Heulwen
Bagaimana cerita selanjutnya, author? Update dulu donk! 😡
Qurrati Aini: ditunggu yaaa, author bakal update setiap jam 10 malam, okeyy.
total 1 replies
Azure
Author-im, kalau tidak update cepat, reader-im bakal pingsan menanti T.T
Qurrati Aini: duh di tunggu ajaa ya hehe, author bakal update setiapp jam 22:00 WIB yaa.
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!