NovelToon NovelToon
Behind The Teärs

Behind The Teärs

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Crazy Rich/Konglomerat / Cinta pada Pandangan Pertama / Cinta Seiring Waktu / Identitas Tersembunyi / Romansa
Popularitas:2.1k
Nilai: 5
Nama Author: lavenderoof

Juliette, terlahir dari keluarga yang minim simpati dan tidak pengertian.

Membuat ia tumbuh menjadi gadis mandiri dan sulit berekspresi.

Di tengah perjalanan hidupnya yang pahit, ia justru bertemu dengan yang Pria semakin membuat perasaannya kacau.

Bagaimana kelanjutan hidup Juliette?
Akankah ada seseorang yang memperbaiki hidupnya?

Simak kelanjutannya, Behind The Teärs by Nona Lavenderoof.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lavenderoof, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 34 Pusat Perhatian

Aksesoris itu tidak hanya menambah keanggunan penampilannya tetapi juga memberi kesan kuat, seolah ia adalah seorang ratu yang tanpa sadar tengah memikat kerajaannya sendiri.

Rambutnya yang tergerai lembut sedikit berantakan oleh keringat halus akibat suasana yang ramai dan lampu ballroom yang hangat.

Beberapa helai rambutnya menempel di kulit lehernya yang bercahaya, memberikan kesan sensual yang natural.

Ia tampak gelisah, berusaha menyibak helai rambut itu dengan gerakan kecil yang justru semakin menarik perhatian, apalagi dengan cincin yang sempurna di jari telunjuknya.

Topeng setengah wajah berwarna hitam dengan detail perak dan permata biru menghiasi wajahnya, menyembunyikan sebagian ekspresinya namun sekaligus mempertegas misteri di balik sorot matanya.

Permukaan topeng itu berkilauan setiap kali ia bergerak, memantulkan cahaya lampu gantung yang bergemerlap.

Kontras antara kesederhanaan dress-nya dan keanggunan topeng itu membuatnya tampak seperti tokoh dari sebuah dongeng yang tiba-tiba hidup.

Jika memang benar bertema kerajaan, maka saat itu Juliet adalah yang paling sederhana. Tapi mata tak bisa dibohongi, ia memiliki aura indah dari dirinya sendiri.

Langkahnya perlahan saat ia menyusuri lantai ballroom yang penuh dengan tamu.

Juliet merasakan panasnya tatapan dari berbagai sudut, tapi ia tidak tahu bahwa itu bukan hanya karena gaun atau topengnya, melainkan aura alami yang ia pancarkan.

Bahkan saat ia tampak berusaha menenangkan diri, mengusap lehernya yang sedikit berkeringat, gerakan itu seolah memaku perhatian semua orang.

Langkah Juliet yang perlahan menyusuri ballroom telah memikat banyak perhatian.

Dengan tinggi 172 cm yang semakin menjulang oleh heels 6 cm yang ia kenakan, sosoknya menyerupai model papan atas.

Setiap langkahnya memancarkan aura elegan yang sulit untuk diabaikan, membuat para tamu wanita diam-diam iri dan para pria ragu-ragu untuk mendekatinya.

Bukan hanya karena kecantikannya, tetapi juga karena posturnya yang begitu mendominasi.

Juliet memutuskan berjalan ke sudut ballroom, niatnya hanya satu, menghindari sorotan dan menikmati sedikit ketenangan.

Namun, yang ia temui justru kebalikannya. Beberapa pria mendekat, masing-masing membawa senyuman yang penuh maksud.

“Ah, nona misterius, kau tampak memikat di balik topeng itu. Mau berdansa denganku?” ujar seorang pria dengan tuxedo abu-abu selaras dengan topengnya, senyumnya lebar seolah tawarannya adalah sesuatu yang tak bisa ditolak.

Juliet menatapnya dengan dingin, matanya yang tajam menembus topeng hitam yang menghiasi wajahnya. “Tidak tertarik,” jawabnya datar, langkahnya bergeser ke arah lain tanpa memberi kesempatan pria itu untuk melanjutkan.

Namun, tidak butuh waktu lama sebelum pria lain muncul. Kali ini, seorang pria dengan jas biru gelap yang langsung berdiri di jalannya, tinggi pria itu sama dengannya.

“Tidak perlu sungkan, aku jamin aku bisa membuat malam ini lebih berkesan. Ayo, berdansa denganku.”

Juliet menghela napasnya, mencoba menahan keinginannya untuk melepaskan topeng dan menunjukkan betapa tajam dan galaknya wajahnya. Namun, ia tahu itu hanya akan menciptakan lebih banyak drama.

“Lupakan. Jangan membuang waktumu,” katanya dingin, sebelum melangkah lagi, menyisakan pria itu dalam kebingungan.

Ia mendekati sudut ruangan yang tampaknya lebih sepi, berharap tidak ada yang mengikutinya. Namun harapannya pupus saat seorang pria lain yang lebih pendek darinya datang mendekat dengan segelas anggur di tangannya.

“Kau benar-benar mencuri perhatian malam ini, nona,” ujarnya, pria itu mendongak untuk bisa menatap wajah Juliet.

“Pasti sulit menjadi pusat perhatian seperti ini. Bagaimana kalau kita bersulang dan berbincang sebentar?” Mencoba merayu dengan nada suara yang dibuat-buat.

Juliet menoleh perlahan, tatapannya menusuk. “Kalau sulit, aku tidak akan ada di sini,” ucapnya, nadanya datar tapi cukup tajam untuk membuat pria itu terdiam.

Ia tidak menunggu jawaban, hanya berbalik dan berjalan menjauh.

Namun, di dalam dirinya, Juliet mulai merasa frustrasi. Bagaimana mungkin, mencoba menikmati malam saja terasa begitu rumit? Pria-pria itu seperti tidak mengerti batasan.

Saat seorang pria lain mendekatinya lagi, kali ini dengan senyum licik dan tangan terulur, Juliet mengangkat satu alis di balik topengnya.

Sebelum pria itu sempat berbicara, Juliet memotong, “Aku tidak mencari pasangan dansa. Pergilah mencari yang lain.”

Pria itu tertawa kecil, mencoba meraih perhatiannya. “Kau terlalu keras, nona. Semua pria di sini akan berebut demi mendapat satu dansa darimu. Mungkin aku lebih beruntung?”

1
Putri Anissa Hdy
Sejauh ini bagus sih, Alurnya menarik, gak pasaran👌
adelia
masih sedikit jadi belum tau, semoga bagus ceritanya . semangat, nona!!
nona lavenderoof
Jangan Lupa Dukungannya ya, Lavendears!
Hope you enjoy this bab!
Thank you and happy reading!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!