Mencintai atau dicintai?
Tapi kenyataannya memang tidak seindah dalam khayalan.
Antara mementingkan perasaan atau ego yang didahulukan.
Tapi cinta memang tidak pernah salah. Karena cinta bisa hadir di hati siapapun , kapanpun , dan di manapun.
Entah itu di sengaja atau tidak disengaja , cinta akan bersemi walaupun terpaksa.
Tapi , bagaimana dengan cinta yang terpendam?
Ego yang tinggi itu apakah bisa terhempas oleh kekuatan cinta?
Let's go , follow my story...
Dan kamu akan tau , betapa rumitnya kisahku.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ErvhySuci, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Eps 034
Udara dingin karena AC yang hidup itu memang terasa sekali di kulit. Derry mengelus wajah cantik itu dengan lembut. Lalu di kecup nya sekali lagi pipi yang begitu menggemaskan itu.
"Udah udah , nanti lama-lama jadi kemana-mana! Reputasi baik kamu nanti jadi down gara-gara tingkah laku kamu sendiri yang berada di luar batas." ucap Aera dengan berusaha melepaskan dirinya dari rangkulan lelaki itu.
"Aku nggak seburuk itu ya , aku juga tau batasannya dimana." ucap Derry dengan tersenyum.
"Tapi ya sama aja , namanya juga cinta. Bisa bikin lupa. Kalau di mobil aja kamu berani berbuat seperti itu , kemungkinan besar disini kamu bisa melakukan lebih kan?" ucap Aera dengan fokus kembali pada layar televisi.
"Ya maaf sayang , aku nggak ngerti kenapa bisa begitu. Mungkin seperti yang pernah kamu bilang , aku harus mulai belajar mencintai seorang perempuan. Tapi ternyata perempuan itu adalah kamu." ucapan Derry membuat hati Aera kembali menghangat.
Rasanya ingin sekali ia memeluk lelaki itu. Perasaannya pun juga sebenarnya sama. Namun apa daya , ia takut untuk memulai sesuatu. Ia tidak mau membuat lelaki itu justru melakukan sesuatu yang tidak ia kira.
"Aku tau kamu takut disini berduaan sama aku. Tapi aku janji , aku nggak akan melakukan kesalahan yang fatal." ucap Derry dengan santainya sembari memainkan beberapa helai rambut panjang milik Aera itu.
"Janji ya , awas aja kalau sampai macem-macem" ucap Aera yang tampak menatap tajam kearah lelaki itu.
"Paling juga cuma main sebentar kayak biasanya." ucap Derry dengan tersenyum.
"Apaan sih jangan ngomong kayak gitu!" ucap Aera dengan kesal.
"Sebentar aja." ucap Derry dengan santainya sembari meraih tengkuk gadis itu agar lebih dekat lagi dengannya.
Detak jantung keduanya mulai tidak beraturan. Derry mencium bibir ranum gadis itu. Ia rindu sekali. Rasanya ingin sekali ia melakukan itu sedari tadi. Namun tampaknya ia masih ragu.
Walaupun Aera juga merasakan rindu yang teramat dalam ,
namun ia berusaha mengumpulkan segenap kesadarannya untuk tetap menjaga akalnya.
Ia mengikuti permainan lembut yang di ciptakan oleh lelaki itu. Tanpa sadar , tangan halusnya bergerak menarik kaos di dada Derry . Meskipun matanya terpejam , namun ia tetap tersadar dengan permainan ini.
Apa yang sedang di lakukan saat ini memang benar-benar memabukkan. Aera mendorong tubuh Derry agar segera menyudahinya. Ia tiba-tiba tersadar jika mungkin akan ada seseorang mengantarkan makanan yang ia pesan tadi.
Derry tersenyum dan kembali memeluk Aera yang kini terdiam di dalam dekapannya. Di kecupnya sekali lagi kening gadis itu dengan lembut.
"Aku rasa kamu sebenarnya juga masih kangen kan? Nggak usah ditahan , kamu boleh melakukan apapun ke aku. Peluk aku semau kamu." ucap Derry dengan santainya sembari membelai rambut panjangnya Aera .
"Aku sebenarnya..." ucap Aera terhenti oleh suara ketukan pada pintu.
"Sebentar." ucap Aera dengan tampak hendak berdiri.
"Aku aja , kamu tunggu disini." ucap Derry dengan menahan Aera untuk tetap duduk.
Derry menuju arah pintu dan membukanya. Tampak terlihat , di depan pintu ada seorang pemuda yang mengantarkan makanan yang ia pesan tadi.
Pintu tertutup kembali dan Derry membawa kantong berisi makanan itu untuk di letakkan di meja.
Aera menatap kantong plastik itu dengan tatapan mata yang tampak kosong. Entahlah rasanya canggung sekali saat ini.
"Kita makan dulu. Kamu nggak pesan minuman ?" ucap Derry dengan santainya seolah tidak terjadi sesuatu.
"Minuman ? Enggak. Emang di sini nggak air?" ucap Aera dengan menatap lelaki itu. Heran sekali ia , lelaki tampan itu membuatnya bingung saja.
"Iya ada dong , ada buah juga di kulkas kalau kamu mau kamu boleh bikin jus." ucap Derry sembari membuka makanan.
"Oh ya? Aku bikin dulu deh." ucap Aera yang kemudian pergi menuju dapur.
Aera membuka kulkas dan terkejut oleh isi dari kulkas tersebut. Mangga , strawberry , apel , peach , anggur , dan jeruk. Buah memang banyak , namun tidak ada sayuran yang bisa di masak.
Stok makanan ringan , cemilan , ada kue pula , serta minuman yang berupa susu , minuman botol dan kaleng pun ada. Di atas , ada pula es krim dengan berbagai macam rasa.
Gadis itu tampak heran sekali , rupanya Derry memang suka berbelanja.
"Kamu mau bikin apa ? " ucap Derry tepat di depan telinga dan sukses membuat Aera terkejut.
"Ngagetin aja ! " ucap Aera yang tampak kesal sembari menatap lelaki itu.
Namun sayang sekali lelaki itu hanya tersenyum manis.
"Aku mau bikin jus. Kamu mau ?" ucap Aera pada Derry sembari mengambil buah strawberry yang tampak begitu merah segar dan besar-besar.
"Mau." ucap Derry dengan terus saja menatap Aera.
"Mau jus apa ?" ucap Aera bertanya.
"Kita join aja , satu untuk berdua. Aku mau jus sih tapi nggak banyak. Aku tuh lebih suka makan buahnya langsung. Nanti aku ikut minum jus yang kamu bikin aja." ucap Derry dengan tersenyum.
"Pantesan stok minuman banyak banget udah kayak orang mau jualan aja." ucap Aera sembari menutup pintu kulkas.
Aera menuju ke wastafel dan mencuci strawberry yang ia ambil. Setelah tercuci dengan bersih , ia memotong strawberry itu menjadi potongan yang lebih kecil.
Derry menyiapkan blender untuk Aera . Gadis itu pun memasukkan potongan buah ke dalam blender , ia tuangkan susu segar , dan ia masukkan beberapa sendok gula pasir.
"Nggak pakai es?" tanya Derry .
"Pakai." ucap Aera.
"Aku ambilkan." ucap Derry yang kemudian mengambil es batu.
"Nggak usah banyak-banyak." ucap Aera yang tampak memperhatikan Derry .
Es batu setengah gelas itu di masukkan ke dalam blender. Blender pun mulai menghancurkan isi di dalamnya.
"Kamu makan aja dulu. Nanti aku nyusul." ucap Aera yang melihat Derry sedang menunggunya sembari meminum minuman kaleng.
"Nanti aja kita makan bareng." ucap Derry dengan melipat kedua tangannya di dada.
Derry tampak menghela nafasnya berat sembari memandang gadis yang sedang menatap blender.
"Tinggal berdua kayaknya akan lebih menyenangkan ya? " ucap Derry dengan tersenyum yang membuat Aera menatapnya dengan penuh kebingungan.
"Gimana gimana ?" ucap Aera ingin memastikan lagi.
Derry justru tersenyum memandang Aera yang tampak begitu menggemaskan.
"Kamu belum punya rencana untuk menikah ?" ucap Derry yang kemudian meneguk minuman kaleng yang ia genggam.
"Menikah ? Eumm... Kemarin ibu ku sempat cerita sih , katanya ibu pengen aku secepatnya menikah." ucap Aera sembari menatap jus strawbery yang mulai lembut.
"Respon kamu gimana ?" ucap Derry.
"Ya aku bilang besok kalau udah waktunya ya aku pasti menikah. Dan ibu ngerti gimana kemauan aku." ucap Aera dengan santainya.
"Heum gitu ya... Tapi kamu harus tau satu hal yang menurut aku itu penting." ucap Derry yang membuat Aera penasaran.
"Apa itu?" ucap Aera.
"Mamaku bilang , aku harus sama kamu." ucap Derry.
Aera terkejut oleh pembicaraan itu.
"Gimana bisa kok ibu Henny sampai ngomong gitu? Kamu udah bilang kalau kita punya hubungan ?" ucap Aera.
"Aku nggak bilang apa-apa. Mama sendiri yang bilang gitu , aku juga nggak tau kenapa. Mungkin itu memang firasat dari seorang ibu , jadi mama tau yang terbaik untuk anaknya." ucap Derry dengan tersenyum.
Ucapan Derry membuat pikirannya Aera kemana-mana. Ia bingung harus bagaimana. Tapi yang jelas , ia merasa lebih tenang dan tentunya bahagia.
Aera terdiam dengan pikiran yang sibuk menerawang entah kemana. Ia pun menuangkan jus yang sudah lembut itu ke dalam gelas .
Perasaan bahagia hadir di lubuk hatinya. Namun , ia belum bisa menentukan bagaimana keputusannya.
Dan lelaki itu , ah sial sekali. Membuatnya perasaannya kacau saja.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
...Next......