satu wanita dengan empat pria sekaligus, memiliki wajah cantik sekaligus senyuman yang dapat memikat semua mata kaum adam yang melihat kearahnya.
kania ratu ovalia mempunyai wajah yang cukup terbilang sempurna, hingga tak ada cela sedikitpun untuk mengatakan kekurangan fisik yang gadis itu punya.
di sisi lain ke empat pria tampan dan menduduki pria-pria paling terpopuler di SMA internasional school. hidup ditengah huru hara persoalan yang sering dijumpai di sekolah umum biasanya, Garvin, Ervan, Danu, Alex , dan satu wanita yang bernama kania.
memperebutkan satu hati dari gadis biasa akan tetapi memiliki wajah sempurna. serta memiliki kepribadian yang berbeda, akan kah salah satu dari mereka dapat merebut hati kania atau malah tak ada satupun dari mereka yang dapat memenangkan hati kania.
semua tergantung seberapa besar perjuangan yang akan mereka lakukan dan berikan pada kania.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rifa Riris, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 11
cuman mau ingetin yuk follow akun aku ☺
dan jangan lupa taburkan bintang di setiap chapter nya yah 🥰
selamat membaca
...****************...
"kamu nggak papa. " Danu pun berucap dengan posisi yang masih memeluk perut ramping Kania.
merasa tak nyaman akan sentuhan pria terhadap tubuh nya. tanpa membalas ucapan Danu, ia langsung meminta untuk pria itu melepaskan rangkulan pada perut ramping Kania.
"emm.... tolong lepasin! " seru Kania sembari tatapan yang seakan tengah menghindar dari penglihatan Danu.
"ah iya maaf. "
kini Kania dapat bernafas dengan lega, sekaligus tubuh yang tadinya sangat sulit untuk ua kendalikan. akhirnya dapat ia gerakkan leluasa kembali.
"aku nggak maksud nguping pembicaraan kamu tapi tadi... " belum sempat Kania menyelesaikan ucapannya.
"maaf." sela Danu.
"ha... "
Kania terkejut oleh satu kata yang terlontar dari mulut Danu. bukan apa tapi yang seharusnya minta maaf adalah dirinya. bukan pria itu, dengan sangat kekanakkan Kania tak mengerti bahwa setiap manusia memiliki privasi sendiri. tanpa rasa malu ia ingin tahu urusan yang sebenarnya tak harus ia tau.
"kenapa minta maaf? seharusnya aku yang minta maaf karna udah dengerin percakapan kamu sama.... " Kania menggantungkan ucapannya, tentu karna ia takut akan menyinggung perasaan pria itu.
"ayah ku." sahut Danu.
tersenyum canggung. hanya itulah yang dapat Kania perlihatkan pada Danu.
seperti yang telah ia dengar tadi bahwa ada sedikit perdebatan antara Danu dan orang tuanya itu. tentu bisa saja menyebut panggilan ayah akan sangat sensitif untuk saat ini.
"kamu nggak perlu ngerasa nggak enak gitu, seharusnya aku yang merasa nggak enak. udah tinggal numpang malah bikin kamu terganggu dengan percakapan kurang mengenakkan tadi." ungkap Danu.
"enggak enggak...." sambil menujukkan kedua telapak tanggan nya untuk mengutarakan ucapannya.
"emm, kamu nggak ganggu kok, kalau gitu aku pergi dulu yah." pamit Kania, seakan mulai tak nyaman dengan obrolan nya bersama Danu.
ketika Kania hendak melangkah pergi, Danu yang melihat itu pun langsung mencegah kepergian gadis itu.
"tunggu! " seru Danu, hendak memegang pergelangan tangan Kania. akan tetapi ia urungkan karna masih ingat betul akan batasannya.
Merasa dihalangi kepergiannya, Kania pun membalikkan tubuh mungil nya menghadap kearah Danu.
"ha... eh maksud aku ada apa? "
"emm, kita belum kenalan."
Danu menyodorkan tangan kanannya pada Kania. sebagai tanda perkenalan dirinya pada gadis cantik yang jujur saja telah membuat nya terposana. sekaligus telah membuat debaran hatinya tak karuan detakkannya.
"kenalin nama aku Danu maheswara, kamu bisa panggil aku Danu."
"Ma-hes-wara!" Kania mengucap kembali nama belakang Danu.
"apa ada yang salah? "
"eh nggak kok, cuman nama itu kayak nama.... "
ucapan Kania terpotong kembali.
"nama Ayah Mahes. iya kan." tebak Danu sambil menunjukkan jari telunjuknya seakan ingin membenarkan ucapannya sendiri.
Kania tertawa ringan dan mengangguk pertanda mengiyakan ucapan Danu.
"ini nggak dibales." imbuh Danu dan memberi isyarat melalui lirikan mata pada tangan kanannya yang ingin berkenalan pada gadis didepan nya.
"oh iya lupa." dengan cepat Kania pun membalas jabatan tangan itu."nama aku Kania ratu ovalia kamu bisa panggil aku Kania." lanjut Kania.
tak seperti tadi kecanggungan yang meliputi obrolannya dengan Danu. kini mereka berdua lebih leluasa mengobrol. bahkan terasa seperti sudah berkawan cukup lama.
"oh iya kata Ayah, kamu satu sekolah sama aku." ucap Kania.
"em, kamu kelas 1 SMA internasional school kan."
"iyah betul banget. jadi kita beneran satu sekolah." antusia Kania.
pria yang tengah memakai kaca mata itu pun tersenyum, akan respon Kania.
"jangan bilang kamu juga kelas 1 di SMA internasional school." menunjuk kearah Danu seperti mengintrogasi pria berkacamata akan tetapi tak mengurangi ketampanan pria itu.
"kurasa kita memang di takdirkan bertemu." Balas Danu dengan nada becanda.
Sedangkan Kania yang selalu menganggap pria yang tengah berada disekitarnya hanyalah teman. tentu tak terlalu ambil perasaan oleh penuturan Danu. ia hanya akan menyukai pria pada pandangan pertama, untuk teman ataupun sahabat dengan cepat akan langsung ia skip.
"mungkin, kalau gitu berarti kita teman sekolah sekaligus teman satu rumah." sahut Kania dengan candaan pula.
Kini Danu pun ikut tertawa ringan, melihat senyuman gadis didepannya. membuat kehangatan hatinya sungguh terasa. bahkan tak menutup kemungkinan kalau kini hatinya tengah di buka secara mudah oleh gadis bernama Kania.
"ya udah kalau gitu aku kedapur dulu yah, mau ambil air. haus banget soalnya. " ucap Kania.
"ha, oh maksud aku iyah."
Seakan sangat berat membiarkan Kania pergi meninggalkan dirinya. rasa ingin lebih lama berbincang dengan gadis cantik yang tak lain adalah Kania.
Tapi ia harus sadar dirinya bukan lah siapa-siapa, bahkan hanyalah tamu di rumah itu atau lebih kasarnya numpang di rumah Kania. bukan Danu namanya kalau tidak mengutarakan apa yang tengah ia rasakan saat ini.
"Kania! " panggil Danu secara tiba-tiba.
Entah mengapa Danu tak tahan dan langsung memanggil nama indah sekaligus orang yang memiliki nama itu terlihat sangat sempurna di mata nya.
"iyah ada apa? " tanya Kania dan langsung menghentikan langkahnya sembari menatap kearah Danu.
"emm, nggak cuman mau ngasih tau besok kesekolah kita berangkat bareng yah." jawab Danu.
"em, tentu! "
"kalau gitu ati-ati, eh maksud aku ati-ati jalan ke dapur." imbuh Danu.
Kania tersenyum.
"okky." jawab singkat Kania pada ucapan Danu.
Kania pun langsung melanjutkan langkah kakinya yang sempat terhenti oleh panggilan Danu terhadap dirinya.
"aneh tapi lucu, kakak kelas SMA ku emang nggak pernah mengecewakan kalau soal muka." gumam Kania.
Sedangkan Danu masih menatap Kania. yang bahkan sudah tak terlihat wujudnya.
"kalau kayak gini bisa betah aku buat tinggal disini."
Danu tersenyum bahagia dengan penuturan ucapannya sendiri.
"kak Danu, ngapain berdiri disini."
Aidan tiba-tiba datang dari arah belakang Danu.
"ha, em ini aku tadi habis telfonan. kalau gitu aku kemar dulu yah." sahut Danu.
Aidan hanya mengangguk paham dan tak menaruh curiga apapun pada ucapan Danu.
Bersambung.