NovelToon NovelToon
Fantasi Liar Gadis Introvert

Fantasi Liar Gadis Introvert

Status: sedang berlangsung
Genre:Mengubah Takdir / Fantasi Wanita
Popularitas:10.2k
Nilai: 5
Nama Author: 🌹Ossy😘

Aluna gadis lugu yang penuh dengan cobaan hidup. Sebenarnya dia gadis yang baik. Namun sejak dia dikhianati kekasih dan sahabatnya dia berubah menjadi gadis pendiam yang penuh dengan misteri. Banyak hal aneh dia alami. Dia sering berhalusinasi. Namun siapa sangka orang-orang yang datang dalam halusinasinya adalah orang-orang dari dunia lain. Apakah Aluna akan bahagia dengan kejadian tersebut. Atau malah semakin terpuruk. Ikuti kisahnya...

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon 🌹Ossy😘, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode 24

Jadikan pengalaman untuk bahan eksperimen mu, dan gunakan untuk mencapai ekspektasi mu .

🔥🔥🔥

"Lepaskan, sakit." Aluna menghentakkan tangannya. Dia berteriak. Dia tidak mau diperlakukan seenaknya oleh orang yang tak dikenalnya.

" Maaf beb." Juan melepaskan pegangannya. Dia menatap Aluna dengan raut sedih.

" Kenapa berlaku seenaknya. Anda melakukan pelanggaran hak asasi manusia." Aluna terlihat kesal. Mukanya sampai merah dan bibirnya ditekuk. Aluna meninggalkan Juan yang berdiri mematung. Namun saat Aluna menjauh Juan berteriak.

" Tunggu." Juan berlari menyusul Aluna. Kakinya yang panjang dan langkah yang lebar memudahkannya segera bisa menyusul. Juan menarik pergelangan tangan Aluna.

"Ada apa lagi? Saya mau rapat tuan." Aluna semakin kesal dia yakin pasti akan terlambat.

" Kamu cantik kalau seperti ini." Bisa-bisanya dalam keadaan seperti itu, Juan masih saja menggombal. Aluna hanya bisa mendelik.

" Hah, cuma mau bilang seperti itu. Anda membuang waktu saya saja." Aluna menghentakkan tangannya agar terlepas dari cengkeraman Juan. Tapi tidak bisa karena Juan mencengkram sangat kuat.

"Masuk bersama gue." Juan menarik Aluna berjalan menuju ruang rapat. Jantung Aluna berdebar kencang. Dia tidak bisa membayangkan masuk ke ruangan dengan digandeng oleh cowok tampan.

Aluna menarik tangannya berusaha untuk lepas. Juan menoleh dan tersenyum.

"Diam atau gue cium ."

Aluna diam tak berkutik. Tak mungkin dia mau dicium dihadapan begitu banyak orang. Lagian mereka belum muhrim. Enak saja.

Aluna bersungut-sungut. Dia sangat kesal dengan perlakuan lelaki tersebut. Selalu berbuat seenaknya saja. Namun sejurus kemudian Aluna terdiam.

" Ini pasti mimpi bukan?" Aluna tersenyum membayangkan itu semua. Sebentar lagi dia akan terbangun dan sedang berada di ruangannya sedang tertidur dengan kepala diletakkan di atas meja, dengan berbantal kedua tangannya.

Tiba-tiba dia terkejut. Tangannya terasa sakit karena cubitan. Aluna menoleh dan di dapatinya Juan sedang tersenyum.

" Sakit kan, ini bukan mimpi seperti biasanya. Ini nyata." Juan tersenyum jahil.

Aluna terdiam. Dia memandang ke sekeliling. Ternyata dia sudah berada di depan pintu ruang rapat. Semua orang memandang ke arahnya. Aluna menoleh ke arah Juan yang tersenyum.

" Bagaimana? Ikuti saja apa yang aku perintahkan." Bisik Juan ditelinga Aluna.

" Selamat datang tuan. Silahkan masuk."

Ucap pria yang berdiri di depan. Aluna tidak mengenalnya. Aluna hanya diam berdiri di samping Juan tanpa tahu harus berbuat apa. Dia peluk erat map berkas yang dari tadi dia pegang. Dia yakin wajahnya sudah pucat. Ditatap sedemikian banyak orang yang berada di ruang rapat.

Di ujung sana terlihat Arga menatap dengan rahang mengeras. Aluna semakin ciut. Dia yakin akan kena marah. Tapi dia tidak bisa berbuat apa-apa saat ini.

" Selamat siang semuanya." Dengan langkah tegap Juan memasuki ruangan. Suara yang keluar dari mulut Juan seperti menghipnotis semua yang hadir . Kecuali Arga dan Azlan yang menatap penuh kesal ke arahnya.

Juan mengambil tempat duduk yang telah disediakan untuknya. Sedangkan Aluna masih berdiri di depan pintu. Dia benar-benar bingung mau melakukan apa. Saat Juan menyadari, dia segera berbalik dan mendekati Aluna.

" Maaf kenalkan ini kekasih saya, Aluna. " Ternyata Juan kembali lagi dan menggandeng Aluna yang terlihat berdiri kaku, saat mendengar apa yang Juan ucapkan. Matanya melotot menatap Juan. Sedangkan Juan hanya tersenyum jahil.

"Sekali lagi maaf. Saya terlambat karena saya bertemu dengannya terlebih dahulu." Juan mengatupkan kedua tangannya didepan dada sambil tersenyum lebar. Dia melihat ke satu titik. Melihat seseorang yang terlihat kesal mendengar pengakuannya.

Juan memang sengaja melakukan hal tersebut. Dia punya maksud tertentu. Walaupun dia tahu Aluna pasti akan membantah ucapannya.

Namun terlihat Aluna hanya mendelik sebentar ke arah Juan. Lalu tersenyum ke arah semua orang yang berada di dalam ruangan. Matanya yang melihat ke sekeliling berhenti pada satu titik, senyumnya semakin lebar saat dia melihat seseorang yang terlihat sangat kesal.

"Silahkan kalian mengambil tempat duduk yang telah disediakan. Rapat akan segera di mulai." Terdengar suara Azlan memecah perhatian para hadirin. Mereka yang tengah berbisik-bisik segera diam dan memperhatikan Azlan. Azlan menatap Aluna yang berjalan ke arahnya.

Tempat Aluna memang di sebelah Azlan dan Arga. Hanya di sanalah terdapat bangku kosong. Dan memang sudah seharusnya Aluna disana karena sekarang Aluna adalah sekretaris Arga.

" Mari kita mulai rapat ini. Aluna silahkan kamu jelaskan apa yang maksud dan tujuan rapat ini diadakan."

Aluna tersentak kaget mendengar ucapan Arga. Tidak ada sedikitpun pemberitahuan padanya tentang hal ini. Aluna panik melirik Azlan dan Arga bergantian.

Arga hanya tersenyum sedangkan Azlan melotot ke arah Arga. Azlan tahu Arga sedang kesal pada Aluna yang terlambat datang, ditambah lagi dia datang bersama Juan.

" Karena Aluna baru datang dan belum siap, untuk sementara, rapat saya ambil alih." Ucap Azlan melihat bagaimana gugupnya Aluna yang terlihat dari wajahnya yang pias. Keringat membasahi wajah Aluna. Dia benar-benar tidak siap.

Azlan memimpin rapat dengan suara tegas. Sebenarnya memang yang harus memimpin rapat adalah tugas Azlan. Tapi karena Arga kesal, dia sengaja mengerjai Aluna. Namun saat Aluna harus presentasi, dia mampu dan bisa, karena memang dia sudah mempersiapkan semuanya.

Rapat berjalan dengan lancar. Aluna bisa bernafas lega. Tugasnya kali ini bisa dia jalankan dengan baik. Walaupun di awal dia sempat gugup.

Aluna bergegas keluar ruangan begitu rapat selesai, karena ingin buang air kecil. Dari tadi dia menahannya.Di tambah gugup, jadilah rasa itu berkali lipat. Untung tidak sampai keluar saat di tengah rapat.

" Aluna mau kemana. " ucap Azlan saat dilihatnya Aluna buru-buru keluar ruangan.

" Maaf pak, mau ke toilet. Sudah tidak tahan." Jawab Aluna yang sudah tidak bisa menahan, terlihat dari mimik mukanya.

" Kan di ruangan ini ada toiletnya. Kenapa ke arah Sono." Azlan bergumam pelan. Apalagi saat menoleh dilihatnya Arga yang masih terlihat kesal.

" Kamu kenapa bos. Dari tadi yang kulihat muka ditekuk terus. Senyum dong biar ganteng gitu." Azlan mencolek pipi Arga.

" Apaan sih, diam kamu."

"Bos kenapa, marah-marah terus. Lagi pms ya. " Azlan tersenyum jahil. Dia tahu kenapa Arga kesal. Tapi pura-pura bertanya.

" Makan yuk, lapar." Jawab Arga sambil bangkit dan berjalan mendahuluinya Azlan.

" Tunggu bos, kita tunggu Aluna. Kasian dia. Dari tadi kamu kerjain. Seharusnya kan yang mimpin rapat kan saya kenapa kamu alihkan ke dia. mana dia siap. Dadakan begitu."

" Terserah saya. Kenapa kamu yang ngatur. Ini kantor saya." Arga semakin kesal. Apalagi saat disebut nama Aluna. entah apa sebabnya dia jadi marah-marah terus.

" Kak, makan yuk. Lapar gue." Juan mendekati Arga. Langkahnya tidak terdengar. Tahu-tahu sudah berada di dekat Arga. Bahkan Azlan sampai terlonjak kaget.

" Kamu... Heh.." Arga membuang nafas kasar saat melihat Juan ada di dekatnya.

" Kakak marah , kenapa? " Juan menatap Arga.

" Siapa yang marah." Arga menjawab ketus.

" Kakakmu lapar. Dia akan melebihi singa kalau lapar. Hahahah.." Ujar Azlan sambil tertawa.

" Diam."

" Jangan sok galak sama saya." Jawab Azlan sambil mengedipkan mata.

Arga hanya memandang dengan kesal. Tapi hanya sebentar. Sesaat kemudian dia sudah terlihat biasa saat dilihat Aluna berjalan mendekati mereka.

" Darimana beb." Juan yang melihat kedatangan Aluna tersenyum senang.

Aluna hanya menatap sekilas tanpa ingin menjawab. Kemudian mengambil berkas yang tertinggal di meja. Dia tidak berani menatap Arga maupun Azlan.

" Jangan seenaknya memanggil orang. Kamu tidak tahu dia nyaman atau tidak." Arga menatap Juan kemudian melangkah meninggalkan mereka bertiga yang hanya berdiri mematung.

"Kenapa dengan kakak, bang."

Azlan hanya mengangkat bahu. Dia hanya menatap kepergian Arga. Dia yakin Arga akan berbalik. Karena tidak mungkin Arga pergi sendirian.

" Kenapa diam, jadi makan tidak, saya lapar." Teriak Arga saat menyadari tidak ada satupun dari mereka yang mengikuti.

Azlan dan Juan segera menyusul Arga . Tapi tidak dengan Aluna. Dia masih berdiri dengan pikiran yang berkecamuk. Banyak pertanyaan di kepalanya. Kenapa mereka bisa akrab padahal baru hari ini dia melihat Juan datang ke kantor.

" Ayo beb, kenapa diam saja." Juan yang menyadari Aluna yang masih diam berbalik dan menarik Aluna.

" Kemana?" Dengan polosnya Aluna bertanya. Dia memang tidak tahu. Tidak satupun dari mereka yang mengajaknya. Makanya dari tadi Aluna hanya diam saja.

"Makan, gue lapar. Lagian ini sudah siang.": Juan meraih pergelangan tangan Aluna dan menariknya mengikuti Arga dan Azlan yang sudah berjalan terlebih dahulu ke tempat parkir.

 Kali ini Aluna tidak menolak. Apalagi saat tidak sengaja matanya melihat alisha diujung ruangan sedang menatapnya. Aluna tersenyum. Dia yakin akan ada yang kepanasan.

Semua itu tidak lepas dari perhatian Juan. Juan semakin erat menggandeng Aluna. Dia tahu semua yang terjadi pada Aluna . Makanya dia hadir, dikirim untuk itu. Entah oleh siapa.

" Bagaimana teman, sahabatku. Ambil mas Bram, aku bisa mendapatkan yang lebih." Gumam Aluna sambil tersenyum puas.

Tidak perlu membalas, biarkan keadaan yang memberikan pelajaran secara tidak langsung. Karena semua hal akan berbalik pada diri sendiri.

Iya tidak sih ya...🤭🤭🤭🤭

Bersambung

Terima kasih untuk yang sudah mampir.

Jangan lupa like dan Komeng.

1
RAIN
untung tidak ngompol 🤣
RAIN
Azlan keren jd penyelamat Aluna
RAIN
Arga ,mah seenaknya nyuruh .. mentang2 bos
RAIN
kenapa Arga kesal ya jgn2 dia suka sama Aluna
RAIN
nyata ya , kirain mimpi kaya biasanya
RAIN
iya mau enaknya saja
RAIN
benar2 membuang waktu
RAIN
siplah
Fitri Yani
ku tnggu up-nya thor
🍊🥀Forget Me 🥀
bos selalu begitu
🍊🥀Forget Me 🥀
terima saja Aluna , bisa membuat Alisha kepanasan
🍊🥀Forget Me 🥀
bisa saja Azlan mengerjai Arga
🍊🥀Forget Me 🥀
memang nya apa yang diinginkan Azlan
🍊🥀Forget Me 🥀
rasanya hampa bukan
JL Pro
masih ingat pada makanan
🥀Ossy🔥: kan mubazir kalo ga dimakan
total 1 replies
JL Pro
Azlan bisa saja menggoda arga
🥀Ossy🔥: iya 🤣🤣🤣
total 1 replies
JL Pro
ada yang disembunyikan
🥀Ossy🔥: betul bang
total 1 replies
JL Pro
jangan takut nona, Arga baik
JL Pro
hemm
🥀Ossy🔥: hem juga 🤭
total 1 replies
🆆🆄🅻🅰🅽ιиɑ͜͡✦🍂🍁
Ngapain Sibuk Sih..🙄🙄
🥀Ossy🔥: sok sibuk 🤣🤣
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!