NovelToon NovelToon
Since You Married Me

Since You Married Me

Status: tamat
Genre:Tamat / Cintapertama
Popularitas:58.4M
Nilai: 4.9
Nama Author: Tiwie Sizo

DALAM TAHAP REVISI TANDA BACA

Jangan lupa follow IG Author : tiwie_sizo08

Karena insiden yang tak diinginkan, Zaya terpaksa harus mengandung benih dari seorang Aaron Brylee, pewaris tunggal Brylee Group.
Tak ingin darah dagingnya lahir sebagai anak haram, Aaron pun memutuskan untuk menikahi Zaya yang notabenenya hanyalah seorang gadis yatim piatu biasa.
Setelah hampir tujuh tahun menikah, rupanya Aaron dan Zaya tak kunjung mejadi dekat satu sama lain. perasaan yang Zaya pendam terhadap Aaron sejak Aaron menikahinya, tetap menjadi perasaan sepihak yang tak pernah terbalaskan, hingga akhirnya Aaron pun memilih untuk menceraikan Zaya.
Tapi siapa sangka setelah berpisah dari Zaya, Aaron justru merasakan perasaan asing yang tak pernah ia rasakan sebelumnya. Jatuh cintakah ia pada Zaya?
Akankah akhirnya Aaron menyadari perasaannya dan kembali bersama Zaya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Tiwie Sizo, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bertemu Kembali

Kara masih menatap Zaya dengan tatapan yang tidak bisa ditebak. Wajahnya menunjukkan lebih dari satu ekspresi. Marah, sedih, dan kecewa. Perasaan itu kini bercampur aduk didalam hatinya.

Zaya telah menceritakan alasan kepergiannya tujuh tahun yang lalu. Dan apa yang baru saja didengar oleh Kara benar-benar membuatnya syok.

Sahabatnya itu diperkosa dimalam saat mereka bekerja disebuah pesta, lalu terpaksa menikah dan menghilang setelahnya karena terlanjur hamil. Meski tentu saja Zaya tidak menyebut identitas lelaki yang menghamilinya itu.

Kara marah pada lelaki yang telah merenggut paksa kehormatan Zaya. Ia juga sedih karena mendapati dirinya lah yang mengajak Zaya bekerja dipesta itu, hingga secara tidak langsung dialah penyebab bencana yang menimpa Zaya. Lalu yang terakhir, ia kecewa pada Zaya karena Zaya tidak menceritakan semua kesusahannya itu pada Kara. Kara merasa jika Zaya tidak mempercayainya dan tidak nenganggapnya sebagai teman.

"Aku sudah curiga saat itu ada yang tidak beres padamu. Tapi kamu benar-benar jahat karena sudah tidak mempercayaiku. Seandainya kamu cerita, walaupun aku tidak bisa membantu banyak, setidaknya kita bisa menghadapi lelaki brengsek itu bersama-sama." Ujar Kara kemudian dengan geram.

Zaya masih diam dan menunduk.

"Maaf..." lirihnya.

"Kamu tahu Zaya, saat kamu menghilang, aku benar-benar seperti orang gila. Siang malam aku mencarimu. Sampai-sampai aku dipecat dari restoran tempat kita bekerja dulu karena sering tidak masuk kerja."

Kara tampak marah dan kesal.

"Bahkan aku sampai meminta bantuan polisi. Tiap hari menyusuri sungai yang biasa jadi tempat orang bunuh diri, takut jika sebenarnya kamu itu ternyata sudah bunuh diri. Dan kamu tahu hal yang paling gila?"

Kara berhenti sesaat dan memandang Zaya.

Zaya hanya bisa diam dan balik menatap Kara dengan penuh tanda tanya.

"Setiap ditemukan mayat perempuan muda, entah didalam kota atau diluar kota, aku akan datang kesana untuk melihatnya. Aku ingin memastikan jika yang mati itu bukan kamu. Aku sangat berharap kamu masih hidup dan kembali. Aku sangat takut, Zaya.... Aku tidak mau kehilangan sahabatku." Kara kembali tergugu. Kali ini isakannya sungguh terdengar menyedihkan.

Zaya hanya bisa menundukkan kepalanya sambil ikut tersedu.

"Maafkan aku, Kara. Aku memang bersalah.... Aku tidak memikirkan bagaimana keadaan kamu dengan keputusanku pergi secara diam-diam. Tapi sungguh waktu itu aku tidak punya pilihan. Aku tidak bisa melibatkanmu karena kupikir itu lebih baik." Zaya berujar sambil terisak.

"Sekarang kamu bisa memarahiku sepuasnya. Kamu juga boleh memukulku. Tapi jangan memutuskan hubungan denganku, Kara. Kamu satu-satunya teman dan juga keluargaku." sambung Zaya lagi.

Kara yang mendengar kata-kata terakhir Zaya langsung menghentikan tangisnya dan seketika menoyor dahi Zaya dengan gemas.

"Dasar bodoh! Kamu ini selain jahat ternyata juga bodoh! Untuk apa aku susah-susah mencarimu kalau hanya sekedar ingin memutus hubungan denganmu? Kalau memang aku tidak menganggapmu teman lagi, untuk apa aku mencarimu sampai kehilangan pekerjaan. Kamu kira cari kerja itu mudah, apa?" Kara kembali menyergah Zaya sambil mendelikkan matanya.

Zaya hanya bisa meringis sambil memegang dahinya. Hatinya menghangat. Ternyata setelah tujuh tahun, Kara benar-benar tidak berubah. Kara masih tetap sahabat yang menerimanya dalam keadaan apapun, bahkan setelah melakukan sebuah kesalahan sekalipun.

Zaya kembali merasa emosional. Dipeluknya Kara erat seolah tak ingin dilepasnya lagi.

"Terima kasih, Kara... Maaf sudah membuatmu susah." lirihnya.

Kara tampak melunak. Dibalasnya pelukan Zaya tak kalah erat. Lalu mereka pun berpelukan cukup lama sebelum akhirnya sama-sama saling mengurainya.

"Jadi sekarang kamu kerja apa?" tanya Zaya kemudian.

Kara tak langsung menjawab dan terlihat menghela nafas.

"Sejak dipecat dari restoran, aku tidak dapat pekerjaan tetap lagi. Aku kerja serabutan. Kadang aku mengambil jasa membersihkan rumah orang secara harian. Atau juga menerima jasa loundy kecil-kecilan. Pokoknya apa saja selama aku bisa beli makanan dan bayar kontrakan. Tapi, akhir-akhir ini aku membuat kue dan menjualnya secara online." jawab Kara.

"Kamu jual kue?" tanya Zaya.

Kara mengangguk.

Zaya tahu jika Kara cukup mahir membuat aneka kue. Tapi selama ini Kara tidak cukup percaya diri untuk menjual kue hasil buatannya itu. Sepertinya desakan ekonomi telah membuatnya melewati batasan yang ia buat sendiri.

Zaya menjadi semakin merasa bersalah mendengar cerita Kara.

"Aku kira kamu sudah tidak tinggal disini lagi, Kara." ujar Zaya kemudian.

Kara terdiam sesaat.

"Kalau aku pergi dari sini, bagaimana kamu bisa menemukanku." jawabnya kemudian.

Berganti Zaya yang terdiam.

"Apa sebegitu yakinnya kamu jika aku akan kembali?" tanya Zaya akhirnya.

Kara mengangguk sambil melihat kearah lain.

"Aku yakin kamu akan kembali. Walaupun aku harus menunggu lebih lama dari perkiraanku. Tapi tidak apa-apa, asalkan kita masih bisa bertemu lagi, tujuh tahun bukan masalah." Kara tersenyum.

Zaya tertegun. Ia tidak menyangka jika Kara menganggapnya seberarti itu.

Kara sebenarnya masih punya kedua orang tua. Hanya saja mereka telah bercerai dan sudah punya kekuarga masing-masing. Ayah Kara sudah menikah lagi dan punya anak. Begitu pula dengan Ibu Kara.

Kara menjadi seperti anak yang terbuang. Baik dikeluarga ibunya, maupun dikeluarga ayahnya, Kara menjadi sosok yang tak dianggap. Hal itu membuatnya memutuskan untuk hidup sendiri dan pergi merantau.

Hingga kemudian, karena pekerjaan ia bertemu dengan Zaya. Mungkin karena kondisi mereka yang sedikit banyak punya kesamaan, mereka pun cocok satu sama lain dan menjadi dekat.

Hanya saja, Zaya agak tidak menyangka jika kini Kara menyayanginya melebihi keluarganya sendiri. Zaya pun berjanji setelah ini akan memperlakukan Kara dengan lebih baik lagi.

Mereka terus berbincang-bincang melepas rindu hingga hari menjelang sore.

Akhirnya Zaya pamit dan berjanji akan kembali esok hari untuk membawa Kara ketempat kerja yang baru.

Kara melepas kepulangan Zaya dengan raut wajah tak terlukiskan. Matanya sempat mendelik tak percaya saat melihat Zaya memasuki sebuah mobil dan mengendarainya sendiri.

Ada banyak pertanyaan dibenak Kara untuk Zaya, tapi tentu saja belum bisa ia tanyakan sekarang.

Zaya pun meluncur meninggalkan kontrakan Kara menuju kediamannya.

Zaya memarkir mobilnya dihalaman rumah. Kemudian matanya tertuju pada sebuah mobil mewah yang terparkir diluar pagar rumahnya.

Bergegas Zaya turun dan mengamati lebih seksama.

Deg!

Zaya mengenali mobil itu. Itu adalah mobil milik Aaron. Tapi kenapa sekarang ada didepan rumahnya? Apa Aaron ada disini?

"Mama."

Tiba-tiba saja sebuah suara membuyarkan lamunan Zaya. Suara yang sangat ia kenal dan juga ia rindukan. Suara malaikat kecilnya, Albern.

Zaya menoleh.

Terlihat Albern telah berdiri diteras rumahnya dengan tersenyum lebar. Dan tampak juga Aaron berdiri dibelakang Albern.

Zaya tertegun. Setelah hampir dua bulan bercerai, ini adalah kali pertama ia bertemu kembali dengan Aaron.

Mendadak tubuh Zaya membeku. Ia tidak tahu ada apa dengan dirinya. Lidahnya tiba-tiba saja kelu dan tak kuasa untuk bersuara, bahkan sekedar membalas sapaan Albern sekalipun.

Zaya mematung, tak tahu harus berbuat apa.

Bersambung....

Tuh....udah ketemu, kan.😅😅

Ntar malem up lagi ga ya......,

vote dulu dong, biar abis itu author semangat buat up sekali lagi( hahaha... modus)😂😂😂😂😂

tetep like dan komen selalu ya,

Happy reading❤❤❤

1
Ki Ki
namanya perempuan d ksih perhatian bgitu y baper y
Erlin Pusfita Sari
sudh sejauh in,,novel ini yg terus buat aku nangis bacanya.😭
Resdianti Sungkono
dimana bisa baca yang versi sebelum direfisi..../Sob//Sob//Sob//Sob/
Nurmintaito Pulungan
Luar biasa
Nurmintaito Pulungan
Kecewa
widya kartika
Luar biasa
Trisna
dengar itu petuah dari mertua mu zaya.
jangan sedikit-sedikit marah, menangis 😭 dan Mengabaikan suami.
Trisna
astaga Albert .....
bisa-bisanya mamanya dikasi. zombie
Trisna
ehem-ehem Aaron siap-siap aja ya
qiana shanum
Luar biasa
Trisna
setelah berpisah....
baru merasa kehilangan ya Aaron
waktu zaya kau menghina dan menyeretnya seperti sampah di rumah mu menyakiti nya di tempat tidur dia tetap memaafkan dan bertahan padamu.
dia tidak meminta hartamu Aaron hanya kasih sayang perhatian atau lebih tepatnya CINTA.

tapi setelah berpisah baru kau merasa kehilangan
masih waras kah Aaron?
Trisna
tetap lah Aaron....
karena zaya patut di perjuangkan
Trisna
Terlalu lemah jadi perempuan
seganti g apapun laki-laki kalau tak bisa menghargai ya percuma
Deasy Dahlan
Mau dong thorr
Trisna
istimewa tapi hanya menurutmu saja
Deasy Dahlan
Arron.... Dasar laki laki gk punya perasaan
Deasy Dahlan
Kadian... Zat.. Semangat zaya
Deasy Dahlan
Salam kenal ya thorr.. Semoga ceritanya selalu menarik thorr
Anonymous
keren
Supiah Susilawati
Luar biasa
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!