"Puas lo udah ngehancurin hidup gue. Inikan yang lo mau? gue tahu lo bahagia sekarang?" Ucap Delmar setelah dia sah menjadi suami Killa.
"Kenapa aku yang disalahin? disini yang korban itu aku apa dia? Aku yang diperkosa, aku yang hamil, tapi kenapa aku yang salah?" Killa bertanya dalam hati.
Siapa sih yang gak mau nikah sama orang yang dicintai? Begitupun Killa. Dia pengagum Delmar sejak dulu. Tapi bukan berarti dia rela mahkotanya direnggut paksa oleh Delmar. Apalagi sampai hamil diusia 16th, ini bukanlah keinginannya.
Cerita ini sekuel dari novel Harga sebuah kehormatan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yutantia 10, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
OLAHRAGA
Satria, ketua kelas XI IPA 1 menyuruh teman temanya melakukan pemanasan keliling lapangan basket sesuai pesan Pak Joko guru olah raga mereka yang tak masuk hari ini.
"Habis pemanasan jam bebas kan Sat?" tanya Gio penuh harap.
"Enggak bebas juga sih, kita bakal olah raga gabung bareng kelas XII IP___"
"XII IPA 5 ya?" Potong Laura dengan sangat bersemangat. Gimana gak semangat, itu kelas cowoknya.
"Yaelah, tahu banget jadwal olah raga cowoknya." Cibir Andra sambil memutar bola matanya malas.
"Cowok cowok gue, ngapa lo yang ribet. Bilang aja lo masih sakit hati gara gara cinta lo gue tolakkan?" Ejek Laura sambil melipat kedua tangannya didada dan smirk dibibirnya.
"Gak usah ge er. Gue udah move on dari lo." Sahut Andra tak terima.
"Gue belum move on Ra. Jadiin gue yang kedua dong." Teriak Yusuf dengan lantang sambil menatap Laura.
"Najis." Gumam Laura lirih sambil memutar kedua matanya jengah.
"Jangankan jadiin lo yang kedua. Yang kesepuluhpun, Laura ogah. Kayaknya, orang tua lo salah kasih nama deh. Harusnya yang namanya Yusuf itu ganteng abiz. Sedangkan lo, kehabisan ganteng, sampek ngutang." Cibir Gio sambil terkekeh dan disambut gelak tawa oleh semua temennya.
"Bilangin Kak Delmar dong Ra. Gue pengen ngutang gantengnya dikit aja, boleh kagak?" Goda Yusuf sambil bergaya sok ganteng hingga bikin Laura pengen muntah.
"Orangnya ada dilapangan belakang Sup. Kedengaran godain Laura mampus lo." Gio menyenggol lengan Yusuf.
"Udah udah, Yuk buruan lari keliling lapangan 3x. Habis itu kita gabung ke lapangan belakang." Satria menginterupsi teman temannya.
"Capek 3x, sekali aja boleh gak?" protes Greta.
"Lo pikir beli cabe lo tawar, buruan lari." Titah Satria dengan nada tegasnya.
Setelah pemanasan, mereka menuju lapangan bola yang ada dibagian belakang. Disana sudah ada Pak Endro dan anak kelas XII IPA 5.
Pak Endro memberi pilihan kepada anak anak kedua kelas, antara pertandingan futsal, basket atau voli. Dan ternyata mereka kompak memilih futsal.
Pak Endro memberi waktu 10 menit untuk mereka mempersiapkan tim yang akan bertanding.
...*******...
Tuk tuk tuk
Killa mengalihkan pandangannya dari buku yang dia baca saat seseorang yang tiba tiba duduk didepannya mengetuk meja.
"Kak Manu." Lirih Killa saat melihat Manu duduk didepannya.
Killa tengah berada diperpustakaan sekarang. Dia sedang membuat rangkuman tentang materi olahraga. Dengan mengandalkan koneksi, Sean bisa mendapatkan ijin dari kepala sekolah dan guru olahraga agar Killa tak perlu mengikuti pelajaran olahraga dengan alasan suatu penyakit. Dan sebagai gantinya, Killa wajib membuat rangkuman tentang materi olahraga.
"Serius amat, sampai gak liat gue ada disini."
Killa hanya tersenyum menanggapi ucapan Manu.
"Jangan sering sering senyum."
"Kenapa?" Killa menautkan kedua alisnya.
"Senyum lo bikin beper parah. Takut saingan gue makin banyak." Goda Manu sambil bertopang dagu menatap Killa.
"Apaan sih kak, gak usah natap Killa kayak gitu malu." Sahut Killa sambil menutup wajahnya dengan buku.
"Kenapa? gak boleh?" Tanya Manu sambil menarik turun buku yang dipakai Killa untuk menutupi wajahnya.
"Gak boleh." Killa menekankan kata katanya.
"Emang ada yang marah? Kata Laura lo jomblo."
"Killa gak pengen pacaran dulu."
"Rugi." Celetuk Manu
"Kenapa?"
"Masa putih abu gak akan menyenangkan kalau dilewati tanpa pacaran. Kurang lengkap, kayak gue, tanpa lo, kurang lengkap." Manu mengeluarkan jurus gombalnya.
"Idih, ngegombal." Killa terkekeh. Dia tak menyangka jika pria yang terlihat sangat dingin itu bisa juga merayu.
"Lo tahu gak, mie apa yang paling gue suka?"
"Mie instan, mie ayam?"
Manu menggeleng sambil tersenyum. "Mielikin kamu."
Blush, pipi Killa langsung memerah gara gara gombalan Manu.
"Kakak ngapain kesini?"
"Nyariin lo, kata Laura lo sakit dan gak ikut olahraga. Emang lo sakit apa sih?"
"Sakit jantung."
Manu membulatkan mata tak percaya. "Gak usah becanda, gue nanya serius. Lo sakit apa?"
"Udah gih kembali ke lapangan, ntar dicariin guru loh." Killa mengalihkan topik pembicaraan.
"Kelas gue tanding futsal sama kelas lo. Ke lapangan yuk, biar gue bisa makin semangat main."
Apa Kak Del juga lagi main? tanya Killa dalam hati.
"Kok malah bengong, Yuk ikut gue ke lapangan. Temen temen pasti udah nyariin gue." Ajak Manu dan langsung diangguki oleh Killa. Setelah membereskan bukunya, Killa dan Manu menuju lapangan.
"Tuh dia si Manu." Ujar Miko sambil menunjuk ke arah Killa dan Manu yang baru tiba dilapangan. "Dicariin dari tadi taunya malah asik pacaran." Gerutu Miko. Tentu saja semua anak mencarinya, karena Manu yang paling jago main bola diantara teman sekelasnya.
Del melihat kearah kedua orang itu. Dia tersenyum sinis saat matanya beradu dengan mata Killa.
"Lo duduk sini aja." Ucap Manu sambil menunjuk dagu kearah tribun tempat anak kelas XI IPA 1 berkumpul. Dan Killa hanya menjawabnya dengan anggukan. "Semangatin gue ya. Selesai tanding, gue tunggu di kantin."
"Cie... " Teman teman sekelas Killa yang juga duduk di tribun itu langsung menyorakinya hingga membuat Killa malu.
"Kalian udah jadian?" tanya Shani yang kebetulan juga duduk ditribun itu.
"Apaan sih, enggak." Sangkal Killa.
Pertandinganpun dimulai, dua kubu itu saling berusaha keras untuk membobol gawang lawan.
"Kak Delmar semangat." Teriak Laura sambil melambaikan tangan ke arah Delmar. Delmar tersenyum sambil membalas lambaian tangan Laura.
"Kok lo malah nyemangati tim lawan sih Ra?" protes Andra yang sedang ada ditengah lapangan. Laura hanya menyebikkan bibirnya, malas sekali menanggapi cowok itu.
Del menautkan alisnya saat Killa melambaikan tangan ke arahnya sambil tersenyum. Dia tak menyangka Killa berani melakukan itu saat ada Laura yang duduk tak jauh darinya.
"Fokus Man, jangan ngeliatin Killa mulu." Suara Miko membuat Del menoleh kebelakang. Dia melihat Manu yang sedang menebar senyum sambil melambaikan tangannya ke arah Killa.
Seketika Del sadar jika Killa melambaikan tangan pada Manu, bukan dirinya. Del menunduk sambil menyeringai. Lebih tepatnya dia sedang menertawakan dirinya sendiri yang terlalu ke GR an.
"Fokus Del." Teriak Manu yang saat itu menjadi kapten tim mereka. Delmar terlihat tak fokus, dia bahkan tak sadar saat Romi mengoper bola padanya. Alhasih bola itu berhasil direbut tim lawan.
Pertandingan berjalan sangat sengit karena dua tim sama sama kuat. Suporter kedua kubu juga makin riuh. Mereka terus berteriak teriak menyerukan nama jagoan mereka.
"Shitt." Teriak Del saat dia gagal menjebol gawang lawan. Lagi lagi karena kurang fokus tendangannya meleset.
"Lo kenapa sih Del? Padahal posisi lo udah pas banget, kenapa tendangan lo melenceng jauh." Kesal Feri.
"Sabar bro, belum waktunya." Manu menepuk bahu Feri. Manu tak mau timnya jadi tak kompak. Suasana yang panas seringkali membuat pikiran juga panas.
"Semangat guys." Teriak Manu sabil menepuk tangannya keatas beberapa kali untuk menyemangati teman temannya.
"Goll." Semua anak kelas XII IPA 5 berteriak sambil bertepuk tangan saat Manu berhasil membobol gawang lawan. Cowok itu memang paling jago main bola. Berbeda dengan Del yang lebih jago bermain basket.
Manu membuat tanda salib menggunakan tangannya sebagai selebrasi lalu menatap ke arah Killa. Dan cewek itu segera mengacungkan dua jempol tangannya ke arah Manu. Perhatian sekecil itu sudah membuat hati Manu berdebar debar.
Pertandingan kembali dimulai. Tim yang dipimpin Manu makin bersemangat menyerang pertahanan lawan saat sudah berhasil mencetak satu gol.
"Goll." Teriakan kembali menggema dilapangan belakang. Lagi lagi Manu berhasil menambah skor menjadi 2-0.
Kali ini Manu melakukan selebrasi yang berbeda dengan gol pertama. Dia berlari kearah tribun yang yang diduduki Killa sambil berteriak.
"KILLA I LOVE U."
Hal itu sontak mengundang perhatian semua siswa sekaligus Pak Endro. Killa yang merasa jadi pusat perhatian langsung menunduk. Sumpah demi apapun, dia sangat malu saat ini. Wajahnya sudah seperti kepiting rebus.
Suit suit
"Cie... "
"Huuu...."
Semua siswa menyoraki aksi Manu yang mereka anggap keren, gantleman.
"Keren Manu." Teriak Miko begitu lantang.
...******...
**Kalian tim mana nih?
Delmar Killa
Manu Killa
Jangan lupa like dan komen**.
🥹😭😭dada aq Thor sesak juga baca chapter ini
belajar dri sikapnya Del yg terdahulu, awalnya manis berakhir dengan kata2 yg bener2 GK masuk di akal saking sakitnya.