NovelToon NovelToon
Puncak Pesona

Puncak Pesona

Status: tamat
Genre:Tamat / Ketos / Teen Angst / Cinta Seiring Waktu / Kehidupan di Sekolah/Kampus / Cinta Murni / Cinta Karena Taruhan
Popularitas:4.5k
Nilai: 5
Nama Author: El Nurcahyani

Di SMA Gemilang, geng syantik cemas dengan kedatangan Alya, siswi pindahan dari desa yang cantik alami. Ketakutan akan kehilangan perhatian Andre, kapten tim basket, mereka merancang rencana untuk menjatuhkannya. Alya harus memilih antara Andre, Bimo si pekerja keras, dan teman sekelasnya yang dijodohkan.

Menjadi cewek tegas, bukan berarti mudah menentukan pilihan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon El Nurcahyani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Geng Syantik Kalap

Bab4

 

"Kita harus memastikan Alya tertangkap basah mencontek. Itu akan membuatnya dikeluarkan dari sekolah," kata Rina dengan tegas.

 

Siska mengangguk. "Kita bisa menaruh kunci jawaban di mejanya sebelum ujian dimulai."

 

Gea menambahkan, "Aku bisa memastikan tidak ada yang melihat kita melakukannya."

 

**Hari Ujian Matematika**

 

Hari ujian tiba. Alya merasa sedikit gugup, tapi ia sudah belajar dengan giat dan yakin bisa menghadapi ujian ini. Ketika ujian dimulai, Alya duduk di mejanya dan mulai menjawab soal-soal.

 

Tiba-tiba, Bu Rahma, guru matematika, berjalan mengelilingi kelas untuk memastikan tidak ada yang menyontek. Saat ia mendekati meja Alya, Bu Rahma melihat sesuatu yang mencurigakan di bawah meja.

 

"Alya, apa ini?" tanya Bu Rahma dengan nada serius, sambil mengangkat kunci jawaban yang ditemukan di bawah meja Alya.

 

Alya terkejut dan merasa sangat bingung. "Bu, saya tidak tahu. Itu bukan milik saya."

 

Bu Rahma mengernyitkan dahi. "Kita akan membahas ini setelah ujian selesai."

 

Seketika suasana kelas menjadi tegang, tidak menyangka murid baru berani melakukan kecurangan saat ulangan. Kecuali geng syantik yang merasa bahagia melihat rencananya berjalan dengan lancar.

 

Setelah ujian selesai, Alya merasa sangat tertekan. Ia berjalan keluar kelas dengan perasaan campur aduk. Lita dan Bimo segera mendekatinya.

 

"Alya, aku yakin kamu tidak bersalah. Kita harus buktikan siapa yang sebenarnya menaruh kunci jawaban itu," kata Lita dengan tegas.

 

Bimo menambahkan, "Kita bisa mulai dengan mencari tahu siapa yang berada di dekat mejamu sebelum ujian dimulai."

 

Alya mengangguk. "Aku benar-benar tidak tahu harus bagaimana tanpa kalian. Terima kasih atas dukungannya."

 

“Tentang pencarian siapa dalang di balik peristiwa ini mending kita ke kantin dulu yuk!” ajak Lita, sambil tangannya segera meraih tangan Alya.

 

Alya yang sebenarnya tidak semangat ke kantin, mau tidak mau ikut karena sudah terlanjur ditarik oleh Lita. Begitu juga Bimo mengikuti dari belakang, secara dia memang anak yang disiplin, istirahat pasti harus makan. Bersyukur ibunya menjadi petugas kantin di sana.

 

Kantin sekolah Gema ini sangat besar, di area kantin ada beberapa stand penjual makanan. Ada yang menjual makanan pokok seperti nasi dan lauk, berbagai macam mie, berbagai macam minuman berbagai macam jajanan olahan juga makanan-makanan ringan seperti snack dan sejenisnya.

 

Sampai di kantin seperti biasa Bu Ayu – Ibunya Bimo – menyambut dengan ramah. Membuat Alya merasa lebih ringan beban di hatinya yang semula merasa kusut. Berbincang dengan Bu ayu terasa merontokkan seluruh racun-racun yang dia terima dari geng syantik.

 

“Bu, pesan seperti biasa aja ya.” Lita memulai pesan makanan.

 

Bimo memang sering membantu ibunya saat istirahat memberikan pesanan-pesanan kepada siswa yang memesan di kantin. Kantinnya Ibu ayu  menjual berbagai macam mie  Ada mie ayam, mie bakso, mie kwetiau, pokoknya sejenis mie makanan anak muda, meskipun begitu ada nasi juga dan minuman-minuman sederhana.

 

Setelah membantu ibunya beberapa pesanan, barulah dia makan seperti teman-teman yang lainnya. Kali ini Bimo makan satu meja dengan Lita dan Alya. Biasanya Bimo makan dekat dengan ibunya, sendiri. Namun, kali ini karena ada murid baru, ditambah Lita, dia jadi selera makan di meja tempat siswa lain makan juga.

 

Di tengah hiruk-pikuknya kantin SMA Gemilang, suasana hari itu terasa sedikit lebih panas dari biasanya. Meja-meja dipenuhi siswa yang sedang makan siang, sementara aroma makanan yang menggugah selera memenuhi udara. Namun, di sudut kantin, ada sesuatu yang tampak tidak biasa.

 

Rina dan geng syantiknya—Sari, Siska, serta  Gea—berkumpul di meja yang strategis, tepat di tengah area kantin. Mereka tampak asyik berbicara dan tertawa, tetapi ada sesuatu yang janggal dalam sikap mereka. Tatapan mereka sesekali mengarah ke meja Alya yang terletak agak jauh dari kerumunan. Alya duduk di meja bersama Lita dan Bimo, berusaha menikmati makan siangnya meski merasa ada yang tidak beres.

 

Tiba-tiba, Rina berdiri dan memanggil pelayan kantin dengan nada keras. “Hei, pelayan! Kemari, kita ada masalah di sini!” suaranya menggema di seluruh kantin, menarik perhatian hampir semua siswa.

 

Siswa-siswa yang awalnya asyik berbicara menjadi tenang dan memandang ke arah meja Rina. Beberapa wajah terlihat penasaran, sementara yang lain mulai merasa tidak nyaman. Rina, dengan senyum yang tampaknya tidak tulus, menunjukkan satu piring besar yang berisi makanan yang tampak tumpah dan berantakan. “Lihat ini! Piring ini terlalu kotor untuk dimakan! Bagaimana bisa makanan semacam ini ada di sini?”

 

Pelayan kantin, yang terlihat panik, mencoba menjelaskan bahwa itu adalah kesalahan kecil. Namun, Rina tidak memberi kesempatan untuk menjelaskan. “Ayo, lihat, lihat!” Rina terus berteriak, menarik perhatian semua orang ke mejanya.

 

Dalam keramaian yang dibuat oleh Rina, Sari, Siska, dan Gea mulai mengeluarkan makanan dari meja mereka dan dengan sengaja menumpahkannya ke lantai. Mereka tertawa dengan keras, seolah-olah mereka sedang melakukan sesuatu yang sangat lucu. “Jangan bilang kalau kamu tidak tahu, Alya! Lihat betapa kotor dan berantakannya kantin ini,” Siska berteriak sambil menempelkan potongan makanan pada seragam Alya yang baru.

 

Alya merasa matanya terbakar. Suasana yang awalnya tenang kini dipenuhi dengan tatapan penasaran dan tertawa sinis dari beberapa siswa. Lita berusaha menjaga ketenangan Alya, tetapi suasana semakin memanas. Bimo berdiri dan dengan tegas meminta agar mereka menghentikan tindakan tersebut, namun Rina hanya meliriknya dengan sinis dan mengatakan, “Kau tahu, Alya, kalau kau tidak bisa berperilaku  baik di sini, mungkin memang lebih baik  kau pergi dari sini saja.”

 

Suasana kantin kini penuh dengan gelak tawa dan bisikan-bisikan. Rina dan gengnya berhasil menciptakan suasana yang memalukan dan penuh tekanan. Alya, yang kini merasa benar-benar terpojok, berusaha menahan emosinya. Dia menduga bahwa apa yang terjadi adalah bagian dari rencana besar Rina untuk merusak reputasinya. Namun, apakah Rina sejahat itu? Alya masih menolak pemikiran buruknya.

 

Dengan air mata yang hampir menetes, Alya mencoba untuk tetap tenang dan kembali ke meja. Lita dan Bimo berusaha membantunya membersihkan seragamnya, tetapi Alya merasa hatinya terbebani. Seluruh kantin tampak sibuk dengan kehebohan yang dibuat oleh geng syantik. Kemudian mereka pergi meninggalkan Alya dalam keheningan yang memilukan.

 

Kejadian tersebut meninggalkan jejak yang mendalam di hati Alya. Dia menyadari bahwa Rina dan gengnya tidak akan berhenti sampai mereka mencapai tujuan mereka untuk mempermalukannya. Namun, di tengah segala kesulitan dan penghinaan, dukungan dari teman-teman dekat serta paman bibinya, memberi Alya sedikit kekuatan untuk terus berjuang.

 

Kantin sekolah yang biasanya penuh dengan keceriaan dan aktivitas kini menjadi saksi dari sebuah drama yang memperlihatkan betapa kuatnya niat dan tekad Rina untuk menghancurkan reputasi Alya. Di tengah kekacauan itu, Alya tahu bahwa dia harus menemukan cara untuk menghadapinya, tidak hanya untuk dirinya sendiri tetapi juga untuk mengembalikan ketenangan di kehidupannya yang terganggu.

 

***#

 Di sudut sekolah, Rina dan gengnya masih merencanakan sesuatu yang baru untuk menyingkirkan Alya.

 

Bersambung...

1
Sodikin Jin
hmmmm...kak, saya lebih suka, cerita tentang kultifasi. 🙏
El Nurcahyani -> IG/FB ✔️: Tapi sayang, sepertinya tidak dilanjutkan. Jika ingin audionya dilanjut, harus banyak yang beri saran langsung pada pihak Mangatoon
Sodikin Jin: tidak apa kak... saya tunggu setiap audio kakak tentang kultifasi.
total 3 replies
Kamaya
kenapa ya, geng cewek ky gini merasa harus memiliki cowok populer di sekolahny. pdhal aslinya dia gak dilirik samsek ma tuh cowok. tapi ttp aja mngklaim jgn direbut org lain. hm.,..
Kamaya
Pasti jodoh Alya cowok. Iya kan tor? 🤣
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!