Ada sebuah legenda yang mengatakan jika penguasa dunia akan bangkit kembali. Saat fenomena aneh membentang memenuhi langit. Dan naga abadi terbangun dari tidur panjangnya. Dia pasti kembali dari tempat persembunyiannya setelah ratusan ribu tahun meninggalkan dunia.
***
Ratusan ribu tahun berlalu begitu saja. Legenda yang telah menjadi sebuah cerita dongeng perlahan menjadi kenyataan. Hingga, bayi laki-laki kecil di temukan tanpa busana terbuang di bawah pohon yang telah membeku di ujung Utara. Yang selalu di sebut tempat terdingin di dunia. Seorang pemburu bersama anaknya yang masih berusia sepuluh tahun, menemukan bayi kecil itu kemudian membawanya pulang. Mereka memberinya nama Lie Daoming. Dan menjadikannya anak angkat. Selama sepuluh tahun, kehidupan mereka sangat tenang dan damai. Hingga pembantaian dan penculikan membuat Lie Daoming harus kehilangan keluarganya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sri Wulandari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kehancuran Sekte Hua
Daoming mengikuti saran dari pengemis yang ia mintai informasi. Jika dia ingin melihat keluarganya, dia harus datang ketempat pembuangan orang-orang yang sudah tidak di inginkan. Tempat itu berada di ujung timur kota Jung, yang telah menjadi tempat terlarang untuk di kunjungi. Kebengisan sekte Hua telah di ketahui seluruh lapisan masyarakat yang ada di kota. Walikota Qing Chuan bahkan tidak bisa berbuat banyak karena anaknya juga telah menjadi korban.
Di tengah kegelapan malam, Daoming melihat dari kejauhan tempat yang di maksud pemulung itu. Di tempat itu hanya ada dua penjaga yang berada di gerbang utama. Sedangkan tempat lain terlihat kosong tanpa penjagaan. Dia melihat ke beberapa arah menentukan jalan yang cukup aman untuk dirinya lalui. Hingga dia memutuskan untuk masuk melalui hutan yang berada tepat di belakang tempat pembuangan. Dia berjalan mengandalkan semak belukar agar bisa masuk tanpa di ketahui dua penjaga yang ada di sana.
Setelah dia sampai di bagian belakang tempat pembuangan, dia langsung masuk dan menahan nafas untuk sesaat. Tumpukan mayat telah menggunung dengan tubuh yang masih utuh. Dia berjalan dengan cukup hati-hati menyingkir dari mayat-mayat yang berserakan tidak tentu arah. Saat ini dia hanya takut kakaknya akan menjadi seperti mayat-mayat itu. Tertumpuk begitu saja tanpa ada tempat persemayaman yang selayaknya. Kini dia melihat kejamnya dunia. Rasa sesak di dada tertahan cukup kuat.
Dengan perlahan dan hati-hati dia membalik setiap mayat yang ada di hadapannya. Berharap kakaknya tidak ada di antara mereka. Puluhan mayat telah ia lihat dan dia masih belum bisa menemukan keberadaan kakaknya. Salju turun perlahan membuat hawa dingin menjadi semakin kuat. Meski di kota ini cuaca tidak seekstrim tempat tinggalnya. Tetap saja salju yang turun semakin lama semakin membuatnya kesulitan untuk melihat keadaan di sekitarnya. Delapan jam berlalu begitu saja, namun Daoming masih belum bisa menemukan keberadaan kakaknya. Cahaya matahari perlahan menghangatkan tempat itu. Namun dia masih saja mencari. Hingga suara langkah kaki terdengar dari arah luar.
"Kamu membawa mayat lagi? Berapa usianya?" kata salah satu penjaga yang ada di depan gerbang utama.
"Sebelas tahunan," kata penjaga yang baru datang. Dia bersama penjaga lainnya membawa pemuda dengan keadaan mengenaskan. Tubuhnya penuh dengan koreng, bahkan wajahnya juga sudah hampir melepuh. "Dia masih hidup. Percobaan gagal lagi," membuang tubuh yang mereka bawa ke arah tumpukan mayat-mayat manusia lainnya.
"Aku kira percobaan akan berhasil. Ternyata masih saja memiliki hasil yang sama," saut penjaga gerbang.
Dua penjaga yang baru datang itu langsung pergi setelah membuang tubuh yang sudah gagal dalam pengujian.
Setelah semua aman, Daoming berjalan mendekat kearah anak yang lebih tua satu tahun dari dirinya. "Huh," terhentak saat melihat wajah yang hampir tidak bisa di kenali.
Anak laki-laki itu masih membuka kedua matanya namun tubuhnya sudah tidak bisa di gerakkan. "Daoming," ujarnya lirih dengan nafas berat.
Mendengar hal itu Daoming langsung mendekat kembali. Dia berusaha mengenali suara yang sangat familiar itu. Dan dia menemukan pemilik suara, "Lie Ke," ujarnya menyebutkan sebuah nama. "Apa kamu Lie Ke?"
Anak laki-laki itu menganggukkan kepalanya. "Iya," ujarnya dengan suara yang mulai berat.
"Bagiamana kamu bisa menjadi seperti ini? Orang-orang itu bahkan lebih kejam dari binatang," air matanya menetas. "Aku akan membawa mu pergi," mencoba menggendong tubuh yang sudah tidak bisa bangkit lagi. Teman masa kecilnya itu kini hanya bisa berbaring dengan keadaan yang mengenaskan.
"Daoming, aku sudah tidak memiliki waktu lagi. Kakak mu sudah tidak ada lagi di tempat ini. Aku mendengar dari," berusaha bertahan dengan rasa sakit di tubuhnya. "Aku mendengar dari para penjaga jika kakak mu juga telah meninggal tanpa wujud yang tersisa," suaranya terdengar semakin berat.
Tubuh Daoming mulai gemetar mendengar kakaknya telah tiada. "Aku akan membunuh semua orang yang ada di sini," tangannya mengepal dengan kuat.
"Daoming. Sebelum kakak mu di bawa pergi. Dia berpesan kepada ku. Jika aku masih bisa melihat mu lagi, dia ingin kamu hidup dengan baik. Jangan membalaskan dendamnya. Jika tidak, dia tidak akan pernah bisa tenang di dunia bawah," dia sudah menahan nafasnya beberapa kali agar bisa meneruskan perkataannya. "Kekuatan mereka sudah mencapai batas tertinggi. Orang biasa seperti kita tidak akan bisa menyentuhnya. Daoming, aku ingin mengatakan satu hal lagi. Orang yang sudah membuat semua ini terjadi dia... Ping Yuan," dia menghembuskan nafas terakhirnya dengan rasa sakit menghujam kuat di tubuhnya.
Rasa marah menekan kuat hati Daoming. Kakaknya kini telah tiada, dan sahabatnya telah menjadi penyebab semua ini terjadi. "Aku bersumpah akan menghancurkan semua yang ada di tempat ini dengan tangan ku sendiri. Aaaaaa..." teriakan kuat menggema. Kekuatan yang selalu ia simpan langsung keluar begitu saja. Angin kencang memutar menyelimuti tubuh Daoming.
Dua penjaga yang ada di sana langsung masuk kedalam tempat pembuangan setelah mendengar teriakan dan merasakan kekuatan yang sangat kuat. "Ada penyusup. Cepat beritahu ketua," kata salah satu penjaga.
Belum sempat mereka pergi, sebuah kekuatan langsung menembus tubuh mereka dengan sangat cepat. Hingga mereka terjatuh dan mati seketika. Semua penjaga terlihat berlarian mencari sumber teriakan.
Saat ini Daoming sudah tidak bisa menahan kekuatan yang ada di tubuhnya. Dia tidak bisa mengendalikan kekuatan yang hampir merenggut kesadarannya. Di luar tempat pembuangan, anak itu diam dengan tatapan yang sudah berbeda. Kedua pupil di matanya telah berwana kuning keemasan.
Penguasa sekte Hua datang dengan seringaian puas melihat mangsa yang sangat ia nantikan. "Kekuatan murni ini akan menjadi milik ku," yang langsung menyegel tubuh Daoming dengan kekuatan yang ia miliki.
Tatapan mata Daoming langsung melihat kearah pria yang telah menyegelnya. Hanya sedikit gerakan saja, segel pecah. Pria itu juga terpental jauh hingga tubuhnya membanting tanah dengan sangat kencang.
Brururu...
Darah segar keluar dari mulut pria itu. Dia menekan kuat dadanya karena merasakan rasa sakit yang luar biasa.
"Aaaaaaa..." Daoming mengibaskan tangannya kearah bangunan megah sekte Hua.
Bummmm...
Ledakan terdengar menggetarkan tempat itu, hanya dalam hitungan detik saja bangunan sekte Hua terbelah menjadi dua bagian.
Kreeekek...
Bumm...
Sekte Hua runtuh tanpa sia.
Semua orang yang ada di sana sangat ketakutan melihat kekuatan yang mengerikan. Para pengikut sekte Hua berhamburan pergi menuju tempat yang aman. Namun Daoming langsung menebaskan kekuatannya menghabisi semua pengikut sekte Hua. Daoming yang melayang turun perlahan menghampiri Penguasa sekte yang masih tersungkur di tanah tanpa tenaga. Daoming hanya menggerakkan tangannya. Pria itu langsung melayang dengan kekuatan mencekik lehernya. "Kamu harus mati. Kalian semua harus mati," ujarnya menatap lekat kearah pria yang masih berusaha memberontak. Mereka berdua melayang dengan keadaan sebaliknya.
Tuan Hu terkejut melihat kekuatan yang Daoming miliki. Namun saat dia melihat lebih jauh, dia hanya bisa menyimpulkan jika kekuatan besar di tubuh Daoming masih belum bisa menyatu sempurna. Sehingga saat kekuatan keluar dari tubuhnya, Daoming dalam keadaan setengah sadar. Dan hal ini tentu sangat berbahaya. "Yang Rui, kamu tunggu sebentar di sini. Ayah akan pergi menyelamatkan kakak Daoming," ujarnya menatap anaknya yang berada di sebelahnya.
Yang Rui mengangguk setuju dengan apa yang di katakan ayahnya.
Dengan cepat taun Hu langsung terbang menghampiri Daoming menekan kekuatan yang terus keluar dari tubuh anak itu. Karena fokus Daoming hanya ada di satu tempat. Tuan Hu bisa dengan mudah menekan kekuatan yang ada di tubuh Daoming. Dia memejamkan kedua matanya, sebuah cahaya terlihat di ujung jari tuan Hu. Saat dia membuka mata, dia letakkan ujung jari yang bercahaya di kening Daoming. Seketika Daoming langsung tidak sadarkan diri dan tubuhnya di tahan tuan Hu agar tidak terjatuh dari ketinggian. Saat ini dia tidak bisa mengurusi hal lain. Dia hanya ingin membawa Daoming pergi bersama anaknya keluar dari kota.
Penguasa sekte Hua langsung pergi dengan ketakutan dan bersembunyi di tempat yang aman, agar pengawal dari kediaman Walikota tidak bisa menemukan jejaknya.