valerie agtha colla yang harus mengulang hidupnya karena sebuah kesalahan dimasa lalu. penyesalan yang ia kira hanya untuk sementara nyatanya membuatnya terpuruk, hingga tuhan memberinya kesempatan untuk merubah jalan hidupnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon aisyila_senja, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
chapter 34
...****************...
grebbb....
Valerie terlonjak kaget saat ia merasakan ada sebuah tangan yang melingkar dipinggangnya posesif.
"mengapa berdiri disini? Angin malam gak baik untuk tubuhmu" deru nafas axel menerpa kulit leher valerie.
Glek.. Nafas valerie terasa tercekat ditenggorokan. Salivanya sangat sulit untuk ditelan sungguh ia sangat gugup. karena sudah dua kehidupan ia hidup ini adalah hal baru baginya. Axel mengeratkan pelukannya ketubuh ramping valerie sambil mengecup leher samping valerie dengan posesif.
"masuk yuk" ucap axel lagi karena tidak mendapatkan tanggapan dari valerie. Gadis itu mengangguk pasrah ia mengikuti langkah axel yang sedang menuntun dirinya masuk kedalam kamar tanpa melepaskan pelukannya.
Dengan terpaksa axel melepas pelukannya karena akan menutup pintu balkon. Valerie terpekik kaget karena dengan tiba tiba axel menggendongnya dan mendudukkan dirinya diatas meja yang berada disudut ruangan samping kamar mandi.
Mata valerie menatap mata axel yang sedang menatapnya dalam. Entah sadar atau tidak kedua tangan valerie berada tepat di pundak axel.
"cantik banget" puji axel dengan tatapan yang tak pernah putus dari iris coklat madu milik valerie itu.
"emang gue mah cantik" jawab valerie terkekeh geli mendengar ucapannya sendiri.
"ini bibir ternyata nakal juga yah" ucap axel dengan mengapit bibir valerie menggunakan kedua jarinya.
"ha?" tanya valerie sebab ia kurang fokus karena nafas axel yang beraroma mint itu terus menerpa wajahnya.
"sekali pelanggaran langsung dapat hukuman" ucap axel ia menaruh kedua tangannya diatas meja tempat valerie duduk untuk menopang berat badannya sendiri.
Pelanggaran? Otak valerie masih lemot entah mengapa jika berhadapan dengan axel kewarasannya seakan hilang entah kemana. Degupan jantungnya berdetak 2 kali lebih kencang dari biasanya. Telapak tangan gadis itu sudah berkeringat dingin inilah suasana yang valerie tak sukai.
Cup....
Axel mengecup bibir valerie yang sedari tadi telah mencuri perhatiannya. Yang awalanya hanyalah kecupan ringan berubah menjadi lum****. Axel menggigit kecil bibir bawah valerie agar wanita itu membuka mulutnya. Axel menggunakan kesempatan itu dengan baik ia mengakses setiap rongga mulut valerie.
Hah... Valerie meraup udara dengan rakus saat axel melepaskan tautan bibir mereka. Axel terkekeh melihat gadisnya yang sangat seksi dimatanya. Jari jempol axel terangkat mengelus bibir bawah valerie menghapus jejak salivanya disana.
Axel kembali meraih tengkuk gadis itu dan melabukan ciuman hangat disana. Panas itulah yang valerie rasakan dibibirnya. Bibirnya terasa kebas karena axel terus melumatnya secara bergantian.
Tangan axel juga tidak tinggal diam, ia sudah menyingkap masuk kedalam dress yang digunakan valerie. Valerie terbawa suasana ikut membalas ciuman axel meski terasa sangat kaku. senyuman muncul disudut bibir axel disela ciumannya.
Axel mengangkat dan menggendong tubuh mungil valerie seperti seekor koala. Lalu membawanya menuju tempat tidur dengan pelan ia menidurkan gadis itu diatas tempat tidur tanpa melepaskan tautan bibir mereka.
Umhhhhhh desahan valerie yang berhasil lolos dari bibir mungilnya saat axel dengan sengaja meremas bagian sensitifnya. Entah sadar dan tidak sadar namun, dress yang digunakan valerie sudah teronggok manis diatas lantai.
Desahan valerie kembali terdengar saat bibir axel menyentuh kulit leher mulus valerie. Ini yang pertama kali baginya terasa aneh sangat aneh, logikanya berusaha untuk menolak namun, tubuhnya terus merespon setiap sentuhan yang axel berikan.
Kewarasan valerie pergi entah kemana yang ia rasakan saat ini adalah lagi dan lagi. Semua sentuhan yang axel berikan pada tubuhnya seakan ada sengatan yang membuat tubuhnya menggelinding nikmat tiada terkira. Rasa yang baru dengan sensasi yang baru valerie rasakan sungguh membuat logikanya terkalahkan.
"jangan menutupnya" axel mencoba menyingkirkan tangan valerie yang sedang berusaha menutupi gunung kembarnya. Kepala valerie ia miringkan kesamping menyembunyikan wajahnya yang sudah sangat merah karena menahan malu.
Drtttttt.... Drttttt... Drtttt
belum lagi bibir axel mendarat sempurna di gunung kembar yang ranum itu. Suara getar yang berasal dari ponsel valerie terus bergetar. Sejenak mata valerie menatap mata axel yang juga tengah menatapnya kemudian pandangan mereka teralihakan diatas meja nakas dimana ponsel valerie berada. Ponsel itu terus bergetar tak mau berhenti seakan ada hal yang genting tengah terjadi.
Dengan berat hati axel bangkit dari atas tubuh polos valerie. mata valerie menatap axel yang tengah berusaha menggapai ponselnya. Sejak kapan lelaki itu telanjang dada? Kemana baju yang tadi axel gunakan? Kapan pria itu membuka bajunya mengapa ia tak menyadarinya.
"dari bunda" ucap axel dengan suara yang serak karena ia menahan sesuatu.
Gadis itu segera duduk dan meraih selimut untuk menutupi tubuh polosnya. Dengan sigap axel memungut baju valerie yang berada diatas lantai lalu membantu memakaikannya kepada gadisnya. Tidak memakai bra itu salah satu kebiasaan valerie jika sudah mau tidur entah mengapa rasanya pengap jika memakai bra saat akan tidur malam.
Setelah baju valerie terpasang sempurna gadis itu kembali menelepon nomor sang bunda. Axel duduk disisi ranjang sambil menyandarkan kepalanya dibahu valerie. Kepalanya terasa cenat cenut karena ada sesuatu yang belum tuntas.
"halo" sapa valerie saat telepon tersambung.
"......"
"iya. Bun, arie baik kok disini bun. Gimana dengan bunda disana?" tanya valerie.
"........"
"iya. Gak papa bun, arie hanya khawatir sama bunda dan ayah. Aya lagi apa bun?" tanya valerie lagi.
"........"
"oh, baiklah selamat istirahat. Good night" ucap valerie kembali mematikan sambungan teleponnya.
Setelah selesai menelpon ia berbalik hendak menyimpan ponselnya diatas meja nakas. Namun, tatapannya terkunci pada mata sayu axel yang tengah menatapnya. Kabut gairah yang sudah sampai diubun ubun itu masih sangat jelas terpancar dari matanya. Valerie meneguk ludanya dengan kasar ia fikir rasa itu telah usai namun, harapan tinggal harapan axel langsung menyerangnya tanpa sisa.
Pergelutan itu pun berlanjut meski sulit untuk menerobos masuk kedalam diri valerie namun, axel tidak menyerah. Berulang kali valerie berteriak dan menggigit punggung axel namun, kondisi itu dapat terlewatkan dan kini suasana berganti menjadi desahan hangat memenuhi ruang kamar.
Peluh saling membanjiri satu sama lain mereka salin berlomba memacu untuk mendapatkan kenikmatan masing masing. Hingga surga dunia mereka raih bersama nafas valerie tersegal segal keringat membanjiri tubuhnya.
"terima kasih istriku" axel kembali mengecup seluruh sisi wajah valerie. Tak terlewatkan seinci pun dari kecupan maut yang axel layangkan.
Mendengar kata istriku pipi valerie memerah ia menolehkan wajahnya kesamping. Mendengar kekehan dari suaminya itu valerie semakin blushing.
"aku menginginkanmu lagi" bisik axel ditelinga gadis itu. Seketika valerie meresakan denyutan dibawahnya yang masih memenuhi inti dirinya itu. Dengan sedikit sentuhan rasa lelah yang sebelumnya valerie rasakan kini berganti dengan desahan yang kembali memenuhi seluruh kamar.
tetap semangat,aku tunggu episode selanjutnya jangan lama up nya dan yang banyak 🤭
sbb ceritanya semakin menarik n keren abis.. ☺☺
smpai buat istri sendiri gila🤔