⛔:TYPO BERTEBARAN
Velisa adalah gadis berusia 22 tahun.Setelah lulus kuliah Velisa di jodohkan oleh ayahnya dengan anak dari sahabatnya. Dengan ikhlas Veli menerima permintaan Ayahnya. Namun selama pernikahannya Veli tidak pernah di anggap oleh suaminya sendiri.
Dewanga Raharja adalah seorang CEO dengan kepribadian yang dingin, cuek dan ketus, suami dari Velisa.
*******
"Veli....!!".Suara teriakan dari Dewa yang baru pulang dari Kantornya mengema di Ruang tamu.
"Kenapa mas?" jawab Veli dengan setengah berteriak dari Dapur berjalan terburu buru menghampiri suaminya."Mas sudah pulang.Mau makan, aku siapin sekarang ya" ucap Veli dengan suara lembutnya dan senyum manis yang menghiasi wajahnya.
"Nggak perlu!" jawab Dewa dengan ketus."Nanti malam Mama sama Papa mau kesini," lanjutnya seraya berlalu menuju kamarnya dilantai atas.
"Sebegitu sulitkah kamu menerimaku dihidupmu, sudah 7 Bulan lebih kita menikah. Tapi sikapmu selalu dingin dan acuh dengan keberadaanku." Lirih ve
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon alfiatus.s, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab19
Mery menuntun Veli menuju ke sebuah ruangan yang sudah di penuhi dengan kamera. Photographer sudah bersiap di belakang kamera, beberapa tim juga sudah siap dengan alat mereka.
Veli berdiri di depan camera, dengan layar putih yang membentang sebagai background. Dia terlihat sangat gugup.
"Bergayalah sesukamu, dan usahakan senatural mungkin." Ujar sang photographer yang sudah siap membidik camera.
Veli gugup. Sunguh dia sedikit ngeblank, keringat dingin keluar, dengan tangan yang bergetar. Nessa yang paham dengan keadaan Veli pun, dia lekas menghampirinya.
"Tarik nafas, ingat apa yang kamu pelajari kemaren, berposelah sesukamu. Aku akan membantu" ucap Nessa, sambil memberi arahan bagaimana Veli harus berpose.
Veli mengatur nafasnya. Dia mengikuti arahan Nessa, setelah berhasil mengatasi kegugupanya, kini Veli terlihat lebih rileks, dan fokus berpose dengan baik. Memamerkan dress yang ia pakai. Maklum Veli masih pemula.
Pemotretan pertama selesai. Kini Veli tengah beristirahat, sambil merubah riasan wajah, serta gaya rambutnya.
Setelah beberapa menit. Ia kembali ke ruang pemotretan, dengan pakaian yang berbeda. Veli memakai sport bra berwarna putih, dengan di lapisi jacket berwarna hitam. Celana pendek bermotif brand yang Veli pamerkan, berwarna born. Serta memakai topi di kepalanya. Veli terlihat swag dan sexy tentunya.
Riasan wajah bold, membuat wanita itu tampak sangat mengagumkan.
Kini Veli sudah tidak cangung lagi, dia berpose dan bergaya dengan sangat baik.
Setelah berjam-jam, akhirnya sekitar pukul 5 sore, sesi pemotretan selesai, Veli merasa lega. Dia sangat lelah sekali setelah bergati-ganti pakaian dan bermacam riasan. Ia kini telah berganti dengan pakaian yang ia pakai dari rumah.
"Apa sudah selesai?" tanya Bastian, menghampiri Nessa dan Veli. Bersama Reza.
Saat Veli masih melakukan pemotretan tadi, Bastian dan Reza terpaksa pergi, karena ada pekerjaan yang mendadak, jadi mereka tidak bisa menemani sampai selesai. Sedangkan Nessa dia sedang free, jadi bisa menemani Veli sampai selesai.
"Sudah sayang, gimana kerjaan kamu tadi, ada masalah?" jawab Nessa.
"tidak, hanya ada kerjaan sedikit yang harus segera di selesaikan" ucap Bastian.
"Wah-wah Veli, aku tidak menyangka. Ternyata kamu bisa menjelma seperti tadi" celetuk Reza dengan antusias.
"Menjelma menjelma, kamu pikir aku siluman!"ucap Veli dengan memutar bola matanya. Dia jengah dengan Reza yang terus mengodanya saat pemotretan tadi. Dia sudah seperti juri yang banyak sekali komentar.
"Ya, kamu adalah siluman yang cantik dan juga sexy" ucap Reza dengan tersenyum manis.
"Bodo amat..! sudah aku mau pulang"ucap Veli bersiap-siap hendak pulang.
"Aku anter ya" tawar Reza
"Tidak usah, aku sedah pesan taxi online. Ness, aku pulang dulu ya, terima kasih banyak kalian sudah nemenin aku pemotretan."ucap Veli, sambil memeluk Nessa.
"Ih, kamu itu, kayak sama siapa aja!"ucap Nessa membalas pelukan Veli. Setelah pelukan mereka terlepas Veli berpamitan langsung pergi.
Sedangkan Nessa dia tidak ikut pulang, karena dia akan pergi bersama Bastian. Sedangkan Reza dia akan pergi dengan pancarnya ke antah brantah.
Di sisi lain, Dewa mengerjakan beberapa proyek. Namun dia terlihat tidak konsen, pikiranya selalu tertuju pada istrinya.
"Sial..! kenapa aku terus kepikiran Veli!"umpat Dewa, dengan melempar berkas di tanganya keatas meja.
Bima yang memang berada di ruangan Dewa pun, terkejut saat Dewa melempar berkasnya
"Kenapa Wa? ada masalah?" tanya Bima, dia mengira ada yang salah dengan berkas tersebut dan membuat Dewa marah.
Dewa mengelengkan kepalanya.
"Tidak..! oh ya, aku minta kamu cari tau, dimana tempat Veli bekerja dan kerja apa dia" titah Dewa tegas.
"Oh, jadi dari tadi kamu masih kepikiran Veli?" tanya Dewa dengan mengeryitkan dahinya.
"Sok tau!" jawab Bima ketus
"Ck, bilang aja iya, apa salahnya. Tingkatan gengsinya sudah seperti namanya saja, tingkat Dewa!" gerutu Bima kesal.
"Aku heran, aku ini bosmu, tapi kenapa kamu tidak ada takut-takutnya denganku?"tanya Dewa kesal, Bima sunguh tidak ada takut-takunya denganya selalu ceplas ceplos dari dulu.
"Sorry. Udah terbiasa, jadi sulit" ucap Bima sambil cengegesa.
Karena memang mereka sudah berteman lama semenjak kuliah, jadi Bima tidak merasa sungkan pada Dewa. Bima akan berbicara formal kepada Dewa, saat sedang bersama Klein saja.
"Terserah, yang penting laksanakan perintahku tadi!"titah Dewa.
"Aku lihat, setelah Veli berubah. Kamu jadi sering uring-uringan karena dia. apa kamu sudah menyukainya?" tanya Bima serius, selain kepo, Bima. Juga sangat peka dengan keadaan sekitar. Dari pengamatanya semenjak Veli cuek kepada Dewa dan bersikap acuh, maka sebaliknya, Dewa justru berubah. Yang tadinya tidak peduli, sekarang jadi selalu ingin di perhatikan oleh istrinya itu. Selain itu Dewa juga jadi suka kepo dengan kegiatan Veli.
"Entahlah, aku sendiri ragu dengan perasaanku, aku takut Veli sama saja dengan wanita itu. Apalagi sebelumya aku tidak mengenal Veli sama sekali"ucap Dewa, Dewa takut jika suatu saat dia sudah memberikan cintanya kepada Veli tapi berakhir di hianati oleh Veli, dia tidak mau kejadian yang dulu terulang lagi. Pasti rasanya akan lebih sakit saat di hianati oleh istrinya sendiri, begitulah pikirnya.
"Haiss, berhenti berfikir yang tidak-yidak. Jangan hanya karena wanita itu, kamu menyakiti Veli. Jangan samakan Veli denganya, karena mereka sangat berbeda. Aku tau sebenarnya di hatimu sudah menerima Veli, jadi sebelum semuanya terlambat, ungkapkanlah, hilangkan gengsimu itu!"ucap Bima panjang lebar
Dewa hanya terdiam mendengar perkataan Bima.
"Apa sudah saat nya aku melupakan masalaluku, dan mulai menjalin hubungan yang serius dengan Veli. Apa Veli dapat di percaya" ucap Dewa dalam hati, bergelut dengan pikiranya sendiri.
TBC.