Namaku Vira, seorang ibu dengan dua balita. Aku bekerja di sebuah rumah sakit swasta. Ritme kerjaku tentu berbeda dengan ritme kerja suami yang seorang pegawai sebuah bank.
Sering jika aku tinggal dinas malam, anak-anak kutitipkan pada ibu mertua dengan alasan suami tak ingin direpotkan saat berangkat kerja keesokan hari karena aku belum pulang.
Pembawaanku yang supel dan ramah pada siapa saja, kadang disalah artikan.
Hingga ada seorang teman kerja sebut saja namanya Jonathan dengan jujur mengatakan kalau dia suka padaku. Segala macam cara dia lakukan untuk merengkuh hatiku.
Apa yang terjadi berikutnya? Lanjut baca di part demi part ya guyssss.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Moena Elsa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tes Darah
Di kamar operasi, Jonathan mengerjakan operasi dengan hati tak tenang.
"Dokter Jo, ada masalah?" tanya residen senior Jonathan menegur.
"Aman Bang," Jonathan memberi isyarat dengan jempolnya dengan mata tetap fokus ke lapangan operasi.
Hampir satu jam lebih, Jonathan mantengin perut pasien dengan usus buntu itu.
"Oke, sukses," ucap senior Jonathan memberikan selamat. Jonathan mengangguk hormat.
Jonathan meraih ponsel yang sedari tadi dia taruh di loker.
Beberapa panggilan tak terjawab.
Ada nama papa yang tersemat. Padahal Jonathan berharap Vira yang menghubunginya.
"Apa nih?" gumam Jonathan.
"Tumben papa nelpon?" alis Jonathan mengernyit.
Sejak memutuskan pergi dari kehidupan keluarga Alexander, papa dan mama nya tak pernah menelpon.
Penolakan Jonathan untuk bertunangan membuat Jonathan diusir oleh kedua orang tuanya.
Tak berniat untuk menelpon balik, Jonathan memasukkan ponsel ke dalam saku celana.
"Bang, dua hari ini aku boleh ijin nggak?" tanya Jonathan yang barusan teringat akan niat Vira tadi pagi.
"Kemana lo?" tanya balik seniornya yang sedang serius mantengin komputer yang isinya data-data pasien yang mereka rawat.
"Ada keperluan dikit," sambung Jonathan beralasan.
"Oke, gue ijinin. Karena gue tak mau kena semprot dokter Mulya," imbuh dokter itu.
"Thanks bang," balas Jonathan sambil menepuk bahu sang senior.
Dengan hati senang, Jonathan keluar dari ruang bedah sentral.
Ruang apalagi yang dituju selain ruangan IGD, di mana Vira sedang jaga di sana.
Banyak orang menyapa, Jonathan membalas dengan senyum karena moodnya sedang baik.
"Siang dokter Jo," sapa Zaskia yang melihat dokter tampan itu memasuki ruang IGD.
"Cari siapa dok?" sela bu Win.
"Hhhmmmm, Vira nya ada?" tanya Jonathan dengan tenang.
"Vira sedang istirahat tuan," sela Zaskia memotong membuat bu Win melotot ke arah anak buah baru nya itu.
"Kenapa? Dia sakit?" tanya Jonathan cemas.
"Vira tadi pingsan," jelas Zaskia.
"Silahkan dokter, saya antar ke ruang istirahat," bu Win menyilahkan dokter Jo.
Jonathan dapat melihat dari celah pintu, Vira sedang melamun sambil menatap jendela yang ada di sampingnya.
"Heemmmm....," Jonathan berdehem membuat Vira menoleh.
Jonathan memegang kening Vira, "Nggak panas," canda Jonathan.
"Apaan sih dok?" tukas Vira dengan panggilan formal karena ada Zaskia di belakang Jonathan.
"Katanya sakit, mau aku obatin? Gini-gini aku ini dokter loh" sambung Jonathan.
Vira menolak.
Karena sudah merasa baikan, Vira mencoba bangun dari tidur.
Jonathan dapat menangkap kalau Vira mencemaskan sesuatu.
"Ada yang kamu pikirkan?" Jonathan duduk di kursi samping tempat tidur Vira.
"Hhhmmm," Vira ragu mengungkapkan. Matanya melihat ke arah Zaskis diikuti netra Jonathan memandang ke arah yang sama.
Zaskia mengerti, dan dia pun keluar dari ruangan itu.
Vira menceritakan kegalauannya.
Jonathan diam setelah mendengar semua.
'Kasihan lo Vir, seharusnya lo tak ikut menanggung apa yang suami lo perbuat,' batin Jonathan.
"Gimana kak?" Vira minta pertimbangan.
"Hhhmm, kita ke lab sekarang," ajak Jonathan.
"Nggak kak. Aku tak mau. Aku tak mau karir aku hancur, hanya karena hasil tes itu," tolak Vira mentah-mentah.
Jonathan memahami penolakan Vira.
"Oke, kapan saja aku akan mengantar kalau kamu sudah siap," bilang Jonathan.
"Oh ya Vir, jadi tengokin Celly nggak? Kebetulan aku ada cuti dua hari ke depan. Kita barengan aja," imbuh Jonathan.
"Ngapain kak Jo cuti? Apa karena aku?" tanya polos Vira.
"Isssshhh kepedean," Jonathan terkekeh seraya mengacak rambut Vira.
"Kangen aja sama mama," kata Jonathan berbohong. Jonathan belum ada niatan untuk menengok mamanya. Dia semata-mata ijin cuti karena ingin bersama Vira.
Vira manggut-manggut.
Jonathan beranjak.
"Kemana kak?"
"Mau ijinkan kamu pulang duluan, biar bisa istirahat," terang Jonathan.
Saat melewati ruang di pojok belakang, sekilas Jonathan melihat sosok Daniel.
Meski tak mengenal langsung, sedikit banyak Jonathan tahu akan sosok Daniel.
.
Jonathan dan Vira sudah berada dalam mobil yang sama setelah bu Win mengijinkan Vira pulang duluan.
"Makasih kak," gumam Vira saat mobil mulai melaju.
"Vir, sebaiknya secepatnya kamu ke lab," saran Jonathan pelan-pelan agar tak menyinggung perasaan Vira.
"Bener kak. Aku tahu. Tapi biarkan aku menyiapkan hati dulu," jawab Vira lirih.
Hubungan tak sehat antara mantan suami dan Daniel, bisa saja berimbas ke Vira.
Bukannya tak mau tes darah, tapi Vira takut akan hasil yang keluar. Vira belum siap.
Ponsel Jonathan bergetar. Jonathan membiarkan saja.
Getaran ketiga, "Nggak diangkat? Kali aja penting," ucap Vira karena melihat Jonathan tak merespon suara ponselnya.
Jonathan menghela nafas karena ada papa calling.
"Halo Pah," Jonathan membuka pembicaraan.
"Mama sakit Jo, dan nyariin kamu terus," kata papa.
Sepertinya pak tua itu mau juga menurunkan egonya untuk menghubungiku terlebih dahulu. Batin Jonathan.
"Jonathan atur waktu dulu deh," jawab Jonathan.
"Hari ini papa harap kamu sudah datang. Kasihan mama kamu Jo. Mama dirawat di ICCU ini," jelas tuan Alexander.
Mendengar mama rawat di ruang ICCU, Jonathan bisa menebak kalau penyakit jantung mama kambuh.
Pembicaraan itu terputus begitu saja.
"Siapa yang sakit?" tanya Vira memberanikan diri.
"Mama aku," Jonathan menjawab singkat.
Tak ada pembicaraan lagi, yang ada hanya hening dan isi otak masing-masing yang berkecamuk.
.
Dua hari Vira menemani Celly dan kini saatnya tuk balik mengais rejeki.
Kondisi putrinya telah membaik.
Meski dengan rasa berat dan banyak drama sebelum pergi, kini Vira telah berada dalam kereta yang melaju cepat ke kota tempat Vira bekerja.
Vira tak berani menghubungi Jonathan terlebih dahulu, takut merepotkan sang dokter.
Vira mengingat ucapan Jonathan dua hari yang lalu. Vira memantabkan hati untuk melakukan tes seperti yang disarankan oleh Jonathan, apapun hasilnya.
Sementara itu di mansion keluarga Alexander, Jonathan berpakaian jas rapi lengkap dengan dasi.
Jonathan melonggarkan dasi, karena tak nyaman.
Jonathan melengos saat papa gabung di meja makan, sementara mama tengah duduk di kursi roda.
Dua hari ini papa memaksa Jonathan untuk meneruskan acara tunangan dengan Angel dengan dalih kesehatan mama.
"Jo, papa harap kamu sudah ada keputusan," kata papa.
"Pertimbangkan kesehatan mama," sambung papa.
Jonathan membuang nafas kasar karena tekanan papa.
Dari waktu ke waktu, selalu dengan topik yang sama jika bertemu kedua orang tuanya. Tunangan. Jonathan sampai bosan membacanya. Apalagi para readers ya? He... He...
"Kali ini, jadilah anak yang berbakti Jo," lanjut papa.
"Pah, Jonathan mau tunangan. Tapi tidak dengan Angel," jawab Jonathan.
"Lantas? Dengah wanita yang statusnya tak jelas itu?" nada suara papa mulai naik.
"Pah, statusnya sudah jelas sekarang," bela Jonathan.
"Ha... Ha... papa sudah tahu semua Jo," tukas papa.
"Jangan berbelit-belit deh Pah," tanggap Jonathan.
"Kalau wanita itu penyakitan gimana? Lo tetep maju?"
"Kamu itu dokter Jo, mustinya paham hal begituan. Hidup tak melulu tentang cinta, tapi musti realistis juga," kata tuan Alexander sambil geleng kepala.
Putra tunggalnya itu bodoh kali tentang cinta.
🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻
apa kabar dgn Teddy ?
turuti saja apa kata Jonathan itu Vira,masak kamu gk tahu maksud dari Andreas.
jangan2 yg ditabrak Vira dr.Jo
thanks 🥰
bener apa kata Vano, pasti nama Vira sudah diblacklist jadi gk bisa diterima di rs manapun
dan sakitmu ini karena hubungan acdc mu selama ini Teddy.
Teddy sudah dalam kendali Daniel.
Ayo Vira ngomong jujur ke orangtua Teddy tentang statusmu, jangan ditutup2i