NovelToon NovelToon
Diam-Diam Sayang

Diam-Diam Sayang

Status: sedang berlangsung
Genre:Berbaikan / Diam-Diam Cinta
Popularitas:22.5k
Nilai: 5
Nama Author: Nurul Widyastutik

Rivandra,, menjadi seorang penerus perusahaan besar membuatnya harus menjadi dingin pada setiap orang. tiba-tiba seorang Arsyilla mampu mengetuk hatinya. apakah Rivandra akan mampu mempertahankan sikap dinginnya atau Arsyilla bisa merubahnya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nurul Widyastutik, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

bab 23

Rivandra menciumi puncak kepala Arsyilla saat mobilnya sudah hampir dekat dengan kos-kosan Arsyilla. Rasanya tidak rela kebersamaannya dengan Arsyilla benar-benar akan berakhir hari ini.

"Pak, saya minta ijin mau ke toilet di pom bensin depan ya Pak." kata pak supir.

"Silahkan, Pak." jawab Rivandra.

Mobil sudah menepi masuk ke pom bensin. Pak supir sudah turun dari mobil. Rivandra memberanikan diri mencium kening Arsyilla sedikit lama. Entah kenapa air matanya luruh begitu saja, merasa seolah ini hari terakhir mereka bertemu.

Arsyilla terbangun saat ada setetes air yang jatuh di hidungnya. Dan bingung melihat Rivandra yang mencium keningnya sembari menangis.

"Ada apa, Mas?"

Tangan Rivandra terulur ke pipi Arsyilla. lalu tersenyum untuk menenangkan Arsyilla.

"Rasanya, aku enggan menyudahi kebahagiaanku, Syilla." kata Rivandra sambil mencium tangan Arsyilla.

"Mas,, aku harap Mas Rivan bisa berusaha melupakanku. Sudah cukup Mas Rivan menyakiti diri sendiri." ujar Arsyilla sedih.

"Aku bisa mengatasinya."

Arsyilla terdiam, "Boleh aku minta satu hal?"

"Apa itu?"

"Bisakah Mas Rivan berjanji untuk tidak mabuk lagi? Meskipun selelah dan seterluka apapun nantinya?" kata Arsyilla sambil menatap mata Rivandra yang masih terlihat tajam di mata Arsyilla.

"Aku janji. Aku juga boleh minta sesuatu?"

"Apa itu?" tanya Arsyilla penasaran.

"Jangan terlalu dekat dengan Zaen! Jangan membelikan kopi lagi untuknya! Aku tidak mau melihatmu dekat dengan pegawai laki-laki lainnya." ancam Rivandra.

Arsyilla hanya bisa bengong mendengar permintaan Rivandra. Akhirnya Arsyilla hanya bisa menggelengkan kepalanya heran.

"Apa maksudnya dengan menggelengkan kepalamu? Kamu gak mau menuruti permintaanku?" protes Rivandra kesal.

"Permintaan Mas Rivan itu aneh."

"Aneh bagaimana? Apa aneh meminta pacarnya untuk tidak dekat dengan laki-laki lain?"

Arsyilla berdehem untuk mengatasi salah tingkahnya. Pacar?

"Kalau permintaanku tentang Mas Rivan agar gak mabuk lagi itu memang demi kesehatan Mas Rivan sendiri. Sedangkan permintaan Mas Rivan?"

"Apa? Kenapa dengan permintaanku?"

"Lalu aku harus alasan apa pada Pak Zaen kalau beliau nitip kopi lagi? Dia bosku Mas."

"Aku gak mau tahu. Pokoknya aku gak mau kamu membelikan Zaen kopi lagi. Kalau kamu masih bandel membelikannya kopi, itu berarti kamu harus membelikan kopi juga untukku."

Arsyilla menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Permintaan Rivandra memang aneh.

"Masa iya aku ke divisi Pak Rivandra hanya untuk memberikan kopi?"

"Kenapa gak? Toh, ke kantor pacarnya sendiri." gumam Rivandra kesal.

"Mas, sudah aku bilang. Mas harus mencoba melupakan aku. Sedikit demi sedikit menghilangkan perasaan Mas Rivan."

"Itu biar menjadi urusanku. Sudah aku bilang, aku bisa mengatasinya."

"Hanya akan menyakiti Mas Rivan." tegas Arsyilla kesal.

"Aku lebih sakit melihat kamu dekat, bahkan tertawa dengan Zaen! Aku cemburu, Syilla. Mengertilah. Apa kamu tidak bisa berjanji akan melakukan permintaanku?!" seru Rivandra sambil menatap Arsyilla dengan sorot mata yang lebih tajam pertanda marah.

"Baiklah,,, baiklah,,, terserah Mas Rivan saja." kata Arsyilla mengalah. Daripada mendengar omelan Rivandra sebelum bekerja.

"Pacarku memang yang terbaik." kata Rivandra senang sambil mengusap kepala Arsyilla.

"Ini sudah dekat dengan kosanku Mas. Aku turun disini aja."

"Benarkah? Gedung yang sebelah mana?" tanya Rivandra celingukan.

"Privacy! Shayna saja tidak tahu dimana kosku." celetuk Arsyilla.

Rivandra mencubit pipi kanan Arsyilla yang menertawakannya.

"Kamu ingin aku menciummu?"

"Sudah. Ada pak supir."

"Kamu pikir aku takut."

"Baiklah. Aku turun depan kos ku nanti. Tapi Mas Rivan gak usah ikut turun."

"Memangnya kenapa?"

"Karena Vivian juga kos di sana."

Rivandra mendengus kesal. Karena tidak bisa mengantarkan Arsyilla ke kosnya.

"Apa tidak bisa pindah kos saja?"

"Untuk apa? Toh bentar lagi juga pindah, kalau aku sudah mulai kuliah lagi."

Rivandra hanya terdiam. Bahkan sampai pak supir datang dan mengantarkan Arsyilla sampai di depan kosnya. Arsyilla turun dari mobil dan menarik kopernya di samping mobil. Berharap Rivandra yang masih diam membuka jendela mobil hanya untuk sekedar melambaikan tangannya.

"Apa aku salah bicara? Mas Rivan kenapa tiba-tiba jadi diam?" gumam Arsyilla bingung sambil masuk ke kosnya.

Arsyilla membuka kopernya dan mengambil satu bingkisan yang sudah di siapkannya untuk Vivian.

"Sudah pulang? Hayooo,,, dianterin siapa tadi?" goda Vivian.

"Ojek onlinelah." jawab Arsyilla sambil tertawa.

"Eee,,, kirain sama calon suami."

"Ini untukmu, Vi." kata Arsyilla sembari memberikan satu bingkisan oleh-oleh pada Vivian.

"Makasi ya, Syill. Besok masuk kan?"

"Iyalah."

"Pasti akan dapat kicauan panjang dari Shayna." gurau Vivian sambil masuk ke kamarnya.

Arsyilla tersenyum keki. Lalu masuk ke kamarnya juga.

"Ahh,, Shayna. Maafkan aku." gumam Arsyilla saat merebahkan tubuhnya di atas ranjang.

Yah,, Arsyilla sadar, besok adalah hari terberat karena harus mendengar omelan panjang dari Shayna. Apalagi kalau Shayna tahu dengan siapa dia menghabiskan liburannya di Yogya. Bisa-bisa Shayna makin tantrum dan semakin santer menjodoh-jodohkannya dengan Rivandra.

*****

Rivandra melemparkan ranselnya di atas kamar, dan merebahkan tubuhnya yang terasa lelah di atas ranjangnya. Tidak lupa mengaktifkan ponselnya. Dering ponselnya tidak berhenti seketika.

Rivandra memejamkan matanya. Teringat bagaimana hatinya merasa takut kalau Arsyilla benar-benar memilih Arab sebagai tempatnya menempuh pendidikan S2nya. Bukan hanya masalah jarak yang di sesali Rivandra, tapi lebih ke prinsipil. Negara itu,, selamanya menjadi negara yang tidak bisa dia kunjungi selama dia bukan muslim. Satu alasan utama yang membuat Rivandra tidak bisa bersatu dengan Arsyilla.

"Jangan pergi, Syilla. Aku lebih takut tidak bisa melihatmu lagi daripada menghadapi pernikahanku nanti." guman Rivandra pelan. Sangat pelan takut terdengar orang lain. Meskipun dia tahu tidak akan ada yang datang di apartemennya.

Apartemen ini di belinya tanpa sepengetahuan siapapun. Bahkan Dion asisten pribadinya. Atau Zaen, sahabatnya. Rivandra membelinya dari hasil jual beli saham yang di gelutinya bersama Zaen sewaktu masih kuliah di London. Bahkan orang tuanya tidak mengetahui kalau Rivandra mempunyai keahlian di bidang bursa saham. Selama ini yang mereka tahu, Rivandra bisa seperti ini karena aset yang disediakan oleh keluarga Danendra. Padahal, dari bursa saham itu, Rivandra sudah bisa membeli apartemen, ponsel dan juga beberapa deposit berupa emas.

Ponsel Rivandra berdering lama. Pertanda ada panggilan masuk ke ponselnya. Rivandra bangun.

"Halo?"

"Dimana kamu sekarang? Satu jam lagi kita makan malam dengan keluarga Katty. Jangan membuat kekacauan. Papa tunggu di rumah."

Rivandra menghela nafas panjang. "Tanggung jawabku di tagih lebih cepat." keluh Rivandra.

Rivandra menyimpan ponsel pribadi yang hanya berisi foto-foto Arsyilla selama di Yogya di laci. Dan menguncinya, lalu meletakkan kunci itu di salah satu buku yang tertata rapi di rak buku. Buku yang di belinya tiga tahun yang lalu tapi tidak pernah di bacanya, tapi buku itu membuatnya tertarik karena Arsyilla pernah membacanya sewaktu magang dulu.

1
Nurul Widyastutik
sepertinya marah sekali degan mereka 😁🙏🙏
budak jambi
bagus itu lebih baik untk danie sm mona kl perlu kubur jadi satu peti
budak jambi
ayo valen gerk cept jgnsampe daniel ambl smua harta km.biar miskin tu bajungan
Morani Banjarnahor
lanjut thor...
Nurul Widyastutik
Luar biasa
budak jambi
semoga ortu kalian sadr telh hancur kn hidup ank ny...dan sadr bahwa ank lebh berarti dr pada harta
Fitriani NB
sedih bacanya
budak jambi
kalian tu bukan anak ny tapi alat yg di guna kn untuk menambh harta yg banyk buat mereka
Nurul Widyastutik: sbaar,, sabar,,, 😁
total 1 replies
budak jambi
buat apa memuji kl dak jd menantu hany buat ank tersakiti saja...makn tu harta dan bawa tu harta sampe ke liang kubur kalian
budak jambi
ortu egois smg menyesal merk yg sdh hancur kn hidup ank hanya demi harta
budak jambi
harta tidak akn di bawa mati tuan danie..jgn egois jd ortu pikir kn perasaan ank biar kn mereka milih jln hidup mereka
Davi 04
cerita bagus
Nurul Widyastutik: terima kasih kak
total 1 replies
Sumar Tono
Luar biasa
Nurul Widyastutik: terima kasih🙏🙏
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!