Suami Yang Tak Biasa

Hari demi hari lekas berlalu. Sekarang sudah hari Jumat. Anne berusaha keras menyelesaikan pekerjaannya supaya dia bisa liburan dengan tenang. Dia tidak mau ditelepon dan dikirim Whatsapp berisi pekerjaan di saat liburan bulan madu nanti.

Teman-temannya sangat pandai dalam pekerjaannya, jadi Anne tidak cemas. Hanya saja, Tuan Andres tidak akan membiarkan dia tenang. Begitulah kehidupan, di tempat tinggi ditempatkan orang bodoh bermulut manis, di tempat bawah ada karyawan cerdas bergaji kecil.

Anne sudah membuat email notifikasi bahwa dia akan cuti seminggu ke depan, dan penggantinya adalah Rey dan Lisa. Hatinya masih khawatir, tapi dia tidak boleh menjadi budak dari pekerjaan terus 'kan.

Staff admin di pabrik juga sudah dititipkan pesan aneka macam oleh Anne. Pengiriman kontainer di-follow up oleh Anne, supaya target closing tercapai. Masalah export shipping document pun sudah dibantu tim dokumen Era Mas dengan cepat. Over due invoice pun sudah dia tagih ke customers. Orderan Polaris Diamond Group USA pun sudah shipped out dua minggu lalu, tinggal tunggu tiba sekitar enam minggu lagi. Semoga mereka puas dan order lagi.

Serangkaian tugas rutin sudah dikerjakannya. Semoga liburan ini tenang dan lancar.

***

Robert pun ikut sibuk mengejar pekerjaannya. Proyek software IT-nya menarik minat para investor luar negeri sehingga dia harus fokus menyempurnakan sistem software itu. Lalu proyek tambang batu bara di Berau, Kalimantan Timur berjalan lancar. Batu bara yang dihasilkan pun cukup matang dan berdaya jual tinggi. Pundi-pundi Robert makin terisi penuh dengan semua bidang usaha yang digelutinya.

Hari ini dia meminta staff CSR Black Diamond Group untuk mengirimkan paket sembako, susu, popok dewasa, dan obat-obatan ke Panti Jompo Welas Asih. Robert sungguh sibuk sekali sehingga jadwal kunjungan rutinnya harus ditunda kali ini. Sebagai gantinya, bantuan barang dan sumbangan dana sudah dikirimnya ke pihak panti jompo tersebut. Tak lupa dia juga mengirim beberapa dokter dari Black Diamond Hospital untuk memeriksa kesehatan para penghuni panti jompo.

Matt melaporkan bahwa dia sudah menyuruh beberapa staf untuk memata-matai keluarga Halinger. Info sementara ini adalah Tuan Ridhan membeli beberapa kos-kosan level bawah untuk para buruh pabrik atau karyawan kantoran yang bergaji kecil. Kos-kosan ini ada di dekat ruko bangunan mereka. Penghuninya sering kali bermasalah, misalnya ribut, berkelahi, mabuk-mabukan, telat bayar uang sewa, listrik mati karena malas isi token, air susah mengalir, dll. Buat sakit kepala saja. Sertifikat rumah kos itu atas nama Spencer. Semua mereka lakukan tanpa berniat memberi tahu Anne.

Robert meminta Matt terus mengawasi keluarga Halinger. Dia akan membuat perhitungan dengan mereka nanti. Namun, saat ini dia memilih fokus dengan persiapan bulan madunya dulu.

Robert pilih naik pesawat biasa saja karena tak ingin Anne curiga bila pakai jet pribadinya. Dia juga ingin memanjakan Anne dengan makanan mewah dan berbelanja oleh-oleh.

Koper sudah disiapkan, tapi tidak perlu isi banyak baju karena di hotel sudah ada banyak persediaan baju. Lagi pula, mereka tidak butuh pakai baju bila sedang olahraga panas di kamar, bukan?

Tiap hari Robert sudah kecanduan bercinta dengan istrinya. Bentuk tubuh Anne yang molek bak gitar Spanyol serta area intinya yang sempit, membuat sosis kerasnya begitu tremor penuh nikmat di antara jepitan paha mulus istrinya. Dia sudah tak sabar untuk proses panggang sosis di liburan nanti. Baru membayangkan adegan plus-plus di liburan nanti saja sudah membangkitkan miliknya lagi.

Anne yang baru pulang kerja pun segera masuk dan menutup pintu depan. Dia melihat suaminya tengah termenung sambil memandangnya yang baru pulang kerja. Celana boxer Robert tampak maju dan ketat di bagian depan. Dia segera sadar suaminya sedang on. Dengan sengaja Anne membuka pakaiannya sampai dia tampil plontos di depan suaminya.

Robert melotot melihat tingkah Anne yang makin berani itu. Jakunnya turun naik melihat tubuh Anne yang mendekat dan segera menempel di pelukannya. Anne membuka kaos oblong dan celana boxer suaminya dengan tangkas. Kini keduanya sudah sama-sama fully naked.

Anne berbisik seduktif, "Sayang, yuk kita mandi bareng."

Robert menggandeng tangan Anne dan membawanya ke shower dan mulai mencumbu istrinya. Anne pun segera mengambil sabun di tangannya dan kemudian dengan lihai mengocok sosis milik suaminya sehingga makin tegang dan besar. Robert mendesah penuh kenikmatan lalu mencium bibir Anne berulang-ulang sambil sesekali menyusu pada buah semangka Anne yang menurutnya tambah montok saja.

"Anne ahhhhh ahhh aku tak sabar memakanmu di liburan nanti," erang Robert dengan napas terengah-engah.

Anne asyik memeluk tubuh Robert sambil mencium bibir tebal suaminya dengan rakus. Kedua tangannya sibuk meremas rambut Robert.

Anne baru menyadari kalau dirinya pun juga bergairah **** tinggi dan untungnya Robert juga sama sehingga tak sulit memuaskan gairah mereka berdua.

Robert segera menjepit bokong Anne dari belakang. Sejenak jarinya mencari letak lubang Anne. Sontak Anne langsung memejamkan matanya dan melenguh kecil saat jari Robert mengocoknya pelan. Setelah itu, dia segera menyatukan sosis jumbo itu ke lubang sempit milik istrinya dalam sekali tancap saja, pucuk sampai pangkalnya menyatu sempurna.

Robert bergoyang cepat maju mundur, sedangkan Anne mengalungkan kedua lengannya di kepala Robert. Tak butuh waktu lama, pelepasan benih cinta pun segera terjadi diiringi raungan penuh kenikmatan. Robert memeluk Anne erat dari belakang, sosisnya masih menancap sempurna diiringi banjir lelehan putih yang mengalir di sela-sela paha Anne. Robert sepertinya sedang nafsu sekali, tampak jelas dari lelehannya yang keluar banyak sekali.

"Sayang, aku mencintaimu, aku milikmu selamanya," bisik Anne sambil mengecup wajah Robert dari samping.

"I love you too Anne. Aku bisa gila jadi maniak **** begini Anne, kamu begitu memesona di atas ranjang. Kalau tahu kamu tidak menolakku, sudah dari dulu aku lakukan hmmm." Robert mencabut sosisnya dan kemudian membalik tubuh Anne menghadapnya dan memeluknya erat.

Kedua sejoli itu sudah tak sabar pergi berbulan madu sekaligus liburan bersama besok. Cinta, nafsu dan gairah sudah menjadi satu.