NovelToon NovelToon
MUSUH TAPI CINTA

MUSUH TAPI CINTA

Status: sedang berlangsung
Genre:Duniahiburan / Diam-Diam Cinta / Cinta Seiring Waktu / Teman lama bertemu kembali / Menjadi Pengusaha
Popularitas:5.9k
Nilai: 5
Nama Author: Uriii

Bagaimana menderitanya Veronica Han yang harus hidup berdampingan dengan lelaki musuh bebuyutannya semenjak orok. yang sialnya lagi lelaki bernama lengkap Bian Nugroho itu adalah bos di cafe tempat ia bekerja. penderitaan ini akan terus berlanjut sampai akhirnya tumbuh benih cinta di antara kedua manusia paling tidak akur di dunia.

"Selamat pagi bos"

"jangan sok asik sama bos sendiri! mentang mentang saya orang yang kamu kenal jauh malah sksd begitu"

"terserah Lo deh Bian!"

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Uriii, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

034 | Diam nya Ve

"Lo kenapa sih kalo pulang terakhir Mulu, ada yang jemput ya?" Tanya Chika menggoda.

Veronica menatap malas pada temannya yang menjengkelkan ini. Ia tidak menggubris membuat Chika terdiam.

"Woy! Diem aja Lo." Ucap Chika sewot.

Veronica berdecak. "Pulang aja Lo sana, jangan nunggu gue!"

Chika menatap ragu gadis itu, ia khawatir jika Veronica selalu pulang larut tapi tidak pernah tahu siapa yang menjemput gadis itu.

"Gue tinggal nggak papa?" Veronica mengangguk.

"Biasanya juga Lo tinggal Chik. Udah sana," Usir Veronica.

Chika berjalan ke luar kafe yang sudah sepi itu, meninggalkan temannya yang masih nangkring di depan kasir.

"Udah sepi?" Tanya Bian, saat melihat sudah tidak ada siapapun di sini selain mereka berdua.

Veronica berdehem sebagai jawaban. Ia berdiri dan berjalan duluan di susul oleh Bian yang terus menatap Veronica sedari tadi dengan pikiran yang menerawang.

"Bener deh, dada gue deteknya kenceng banget kalo di Deket dia." Lelaki itu memegangi dadanya yang tak karuan.

Bian mengunci pintu kafe miliknya, ia kembali berjalan di belakang Veronica yang tingginya tak seberapa itu.

"Ada yang ketinggalan nggak?" Tanya Bian saat mereka berdua sudah masuk mobil miliknya.

"Nggak ada deh," Ucap Veronica sekenanya.

Suasana kembali hening, Bian yang fokus pada jalanan dan Veronica yang terlihat murung sedari tadi.

"Lo kenapa?" Tanya Bian yang hanya di balas gelengan kepala saja.

Bian menghela nafas, sepertinya bukan saat yang pas jika ingin membuka percakapan serius dengan Veronica. hati gadis itu seperti tengah mendung.

Setelah sampai di dalam apartemen yang sudah bersih karena Veronica membereskan apartemen ini setiap pagi, jadi saat mereka berdua pulang kerja. Keadaan apartemen sudah bersih dan wangi.

"Gue masak nasi Lo masak yang lain yah?" Veronica lagi lagi hanya mengangguk.

Bian lebih memilih diam saja, ia masuk ke kamarnya untuk melepas baju kerjanya. Dan berjalan ke arah dapur untuk memasakkan nasi yang lebih instan.

"Kalo Veronica diem terus begitu, apartemen ini kaya jadi dulu lagi. Sepi dan sunyi."

Bian duduk anteng di kursi makan sembari menunggu nasi matang dan Veronica keluar dari kamarnya.

"Mau masak apa?" Bian bertanya saat melihat Veronica yang lebih fresh ketimbang tadi, sangat mendung. Bian jadi sedikit merindukan Veronica yang tidak mau diam dan selalu sewot. Ia tidak mau melihat Veronica nya yang diam seperti ini. seperti bukan Veronica.

"Sayur kangkung sama tempe goreng aja," Ucap Veronica se adanya setelah membuka kulkas yang masih penuh dengan stok masakan bulan ini.

Bian mengangguk saja, dia tidak ingin membuka suara dulu melihat Veronica yang sudah sangat lelah. Ia berinisiatif untuk memetik sayur kangkung sedangkan Veronica membuat bumbu sembari menggoreng tempe.

Sesekali Bian menoleh melihat Veronica yang cukup lihai mengerjakan dua pekerjaan sekaligus, yaitu menggoreng sembari membuat bumbu.

Kadang Bian berfikir, Veronica yang tomboy dan tak peduli dengan fashion saja bisa memasak dan mengurus segala keperluan yang note bane nya di kerjakan oleh wanita. Sedangkan wanita yang berkarir idaman sang Mama, belum tentu bisa seperti Veronica.

"Gue harus ngomong apa nanti sama Mama kalo semisal Ve Nerima gue?... Dalem mimpi kali!"

Setelah selesai memasak dan makan malam dalam ke adaan hening. Bian membereskan piring bekas makan keduanya, menaruh pada wastafel tempat cuci piring. Bagian mencuci Bian serahkan pada Veronica saja. Ia tak cukup lihai jika soal itu.

"Ve? Gue mau ngomong," Bian duduk di sofa, tangannya melambai. Menyuruh Veronica duduk di samping Bian.

"Kenapa?" Tanya Veronica.

"Em--" Bian sedikit terdiam, ia bingung harus mulai dari mana dahulu. Sedangkan Veronica sudah menanti agar ia cepat bicara.

"Itu-- Lo mau kerja di apart gue sampai kapan? Maksudnya kontrak, Lo mau buat kontrak berapa tahun di sini?"

"Kenapa?" Tanya Veronica yang merasa bingung.

"Ya nggak kenapa-kenapa, takutnya sampe Lo mau nikah gitu? Gue nggak keberatan kalo Lo mau sampe lama di sini juga."

Veronica mengangguk mengerti. "Nggak tau, belum gue pikirin."

"Emang Lo nggak mau pulang ke rumah orang tua Lo? Atau nenek Lo itu? Nggak kangen apa?" Tanya Bian pelan saat melihat perubahan di wajah Veronica saat ini.

"Gue nggak punya keluarga, KK gue aja cuman ada nama gue sendiri," Ucap Veronica santai.

Bian terkejut bukan main, selama ia kenal dengan Veronica. Ia tak pernah tahu mengenai keluarga Veronica. Tapi hebatnya, gadis itu tidak pernah terlihat sedih dan selalu ceria setiap saat.

"Nenek udah ninggal waktu umur gue dua puluh dua kalo nggak salah? Baru baru ini pokoknya, ya dah tua sih, jadi wajar."

Bian terdiam, ia tak mau menyela pembicaraan dari Veronica yang sangat membuat Bian syok bukan main.

"Mama meninggal pas gue kelas dua SD, nggak ada yang tau. Cuman segelintir orang doang, makanya waktu itu gue jarang banget masuk sekolah bahkan sampe bolos. karna gue masih berkabung saat itu dan nggak mau pihak sekolah ada yang tahu, gue ngasih alasannya Mama gue pergi TKW."

Bian duduk lebih dekat dan menyuruh gadis itu agar bersandar di bahunya, Veronica tidak menolak.

"Kalo papa sih kata Mama waktu gue kecil udah meninggal juga, tapi nggak tau makamnya di mana," Bian mengernyit.

"Kok nggak tau?" Tanya Bian penasaran, tangannya masih terus mengusap rambut cepak berwarna ungu milik Veronica dengan lembut.

"Iya, nggak tau udah ninggal nggak tau masih hidup. Tapi kata gue sih dah ninggal, soalnya pas gue masuk SD hari pertama waktu itu, tiba tiba nggak ada aja di rumah."

Bian yang mengerti arti sangat dalam dari ucapan Veronica lantas menghela nafas panjang. Berarti lelaki yang di sebut papa oleh Veronica itu kabur begitu saja meninggalkan keluarganya.

"Dulu gue Cemara banget tau, nggak tau bahwa tuhan ngasih gue kebahagiaan yang nggak ada makna itu ternyata biar gue ngerasain sebentar aja setelah itu baru kehilangan seberat-beratnya. setelah dua tahun papa ninggalin kita berdua gitu aja, Mama ikutan ninggalin gue juga. Di dimensi yang lain."

Bian menoleh ke arah Veronica yang wajahnya sangat santai saat menceritakan hal berat itu pada Bian. Se kuat itu kan Veronica? atau hatinya sudah benar benar mati?

"Nangis aja nggak papa Ve," Bian memeluk erat Veronica yang di balas kekehan dari gadis itu.

"Kok ketawa?" Tanya Bian heran. "Gue nggak secengeng itu Yan."

Bian menghela nafas, benar. Veronica sudah mati rasa.

"Btw, hari ini ulang tahun Mama gue tau."

"Gimana gimana?"

1
martina melati
hahaha... dibalik ada hulk /Facepalm/
martina melati
pasti vero dikira laki2 krn potongan rambutny yg auper pendek
Diamond
Sempurna! Semua elemen yang aku suka ada di sini.
Mehayo official
Aku udah binge-reading sampe tengah malem gara-gara cerita ini, teruskan ya thor! 💕
Uriii: Terima kasih sudah membaca cerita pertama aku. Nantikan chapter selanjutnya ya🤧
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!