NovelToon NovelToon
Rumah Kutukan Istri Pertama

Rumah Kutukan Istri Pertama

Status: tamat
Genre:Horor / Tamat / Konflik etika / Iblis / Kutukan / Hantu / Tumbal
Popularitas:26.6k
Nilai: 5
Nama Author: skavivi selfish

Satu persatu teror datang mengancam keselamatan Gio dan istri keduanya, Mona. Teror itu juga menyasar Alita, seorang anak yang tidak tahu apa-apa. Konon, pernikahan kedua Gio menjadi puncak kengerian yang terjadi di rumah mewah milik Miranda, istri pertama Gio.

“Apakah pernikahan kedua identik dengan keresahan?”

Ada keresahan yang tidak bisa disembuhkan lagi, terus membaji dalam jiwa Miranda dan menjadi dendam kesumat.

Mati kah mereka sebagai tumbal kemewahan keluarga Condro Wongso yang terus menerus merenggut bahagia? Miranda dan Arik kuncinya...

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon skavivi selfish, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Rumah Kutukan Istri Pertama ³⁴

“Gimana bisa Pak Condro masih hidup, Bi?” ujar Haikal setibanya di rumah Condro Wongso.

Bibi Darmi menuangkan sebotol bensin ke atas barang-barang yang digunakan untuk ritual pesugihan. Dia ingin menghempaskan barang dengan residu negatif dari rumah itu secepat mungkin selagi bisa.

“Korek!”

Dengan cepat Haikal merogoh kantong celana dan bajunya untuk menemukan benda kecil yang sanggup menyalakan api, menghanguskan kenangan dan mengepulkan asap hitam.

“Bakar semua, Bi. Kroni-kroninya sekalian!” Mantap Haikal menyerahkan koreknya.

Bibi Darmi mengambil secarik kertas lawas dan lusuh bertuliskan aksara jawa yang menyiratkan janji-janji gelap keluarga Condro Wongso dan membuangnya ke tumpukan barang-barang menjijikkan itu. Api merembet dengan cepat. Bau gosong mengudara, rasa hangat menyentuh indra peraba.

Bibi Darmi dan Haikal menghindar ke tempat yang layak untuk bicara baik-baik dan serius.

“Mati suri.” ungkap Bibi Darmi dengan serius sambil melihat jendela kamar Condro Wongso yang dibiarkan terbuka. “Rohnya masih, raganya mati!”

Haikal langsung berwajah pusing tujuh keliling. “Terus rencana selanjutnya apa, Bi?”

“Doa saja, dan pastikan Miranda sembuh. Dia kuncinya, dia penutupnya selagi kakaknya tidak ikut campur!” Bibi Darmi menunduk selagi pelayan Condro Wongso melihat dari jendela.

“Roh Pak Condro ditahan Mbah Redjo, tapi kondisi mereka belum stabil. Pikir yang didepan mata dulu.” Bibi Darmi menatap Alita dari kejauhan. “Suatu saat anak itu dalam bahaya.”

Haikal langsung teringat Mona dan janinnya yang tidak biasa. Dia paham kekhawatiran Bibi Darmi yang amat jelas sekarang.

Janin itu serupa musuh yang harus dibunuh sebelum terlahir di dunia, tetapi membunuhnya sama saja membunuh induknya, pemberi gizi dan energi. Hal itu bertolak belakang dengan niat Miranda yang ingin membebaskan mereka dari kutukan, dan keinginan Haikal yang ingin membantu Mona dan Gio keluar dari sana.

Haikal tercenung begitu lama. “Aku belum ketemu Gio, Bi. Apa mungkin...”

“Bibi kira dia masih hidup, kalau tewas, kemungkinan tewas di tangan Mona!” Bibi Darmi menghela napas. “Mau ke sana lagi kamu?”

Sontak Haikal geleng-geleng kepala. “Males.” jawabnya dengan gusar.

Bibi Darmi menghela napas lagi. Susah mengambil keputusan, dan keputusan itu harus diputuskan dalam tempo secepatnya. Sungguh memusingkan.

“Bibi yang akan ke sana setelah urusan di sini selesai. Masih ada pembersihan, dan pemindahan Bu Ida ke rumah sakit jiwa.” Bibi Darmi lantas memegangi kedua lengan Haikal.

“Kabar buruk masih ada. Kamu mawas diri dan urus perusahaan dengan hati-hati. Kalau ada PHK massal, kasih pesangon yang layak terutama buat mereka yang tahu kebusukan keluarga ini!”

Haikal tambah pusing dengan situasi yang ada. Tidak hanya itu, dia belum menyiapkan agenda pemecatan karyawan jika plan A dan plan B tidak bisa menghalau mengatasi masalah pelik setelah Condro Wongso tidak bersekutu dengan iblis.

“Aku sebaiknya pulang ke rumah sakit lagi, Bi. Aku perlu suntik vitamin dan anti rabies ini.” ucap Haikal dengan lemas.

Bibi Darmi memberi secuil senyum sambil memukul luka di tangan Haikal dengan iseng. “Cuma digigit Mona toh, bukan digigit zombie!”

“Tetap saja bahaya ini. Sapa tau Mona nggak pernah sikat gigi, hih...” Haikal bergidik ngeri sembari menatap api pembakaran, “Apa mereka sudah binasa, Bi?”

“Bibi tidak tahu, fokus saja dengan kesembuhan Mira dan Arik!”

Haikal pergi ke mobilnya dengan bahu lemas setelah Bibi Darmi meninggalkannya. Di rumah sakit, dia menunggu, dan tak letih berharap ketiga manusia yang berada di satu ruang itu mengalami masa pengampunan dosa dan masa kebaikan yang lebih diridhoi pemilik jagat raya ini.

Jadilah, maka terjadilah. Kesembuhan Miranda dan Arik tidak akan terjadi jika bukan karena pertolongan sang Khaliq dan usaha-usaha yang dilakukan keluarga mereka dalam menempuh kesembuhan. Doa yang tulus adalah doping paling mudah dilakukan hingga upaya duniawi tidak sia-sia.

‘Usaha tanpa doa sombong, doa tanpa usaha bohong.’

Haikal menyunggingkan senyum waktu Arik lebih dulu membuka mata dan tersentak kaget setelah jari-jarinya bergerak-gerak tanpa tenaga. “Kak Mira...” serunya dengan panik.

“Kak Mira kenapa, Rik?” sembur Haikal dengan cengengesan.

Arik lantas menatap Haikal dan beragam spekulasi tumpang tindih di kesadarannya.

Arik menatap bajunya, tangannya, lantas menyingkirkan selimut yang menutupi sepasang kakinya. Semua terlihat nyata, sehat dan hanya tersisa pegal-pegalnya saja walau bayang-bayang kejadian kemarin tumbuh subur di ingatannya. “Di mana aku, Pak? Di mana Kak Mira?”

Arik teringat terakhir kali dia menjumpai Miranda di dunia lain. Dia teringat bagaimana kuatnya lelembut bermahkota tanduk rusa saat melawannya dengan kecemburuan yang membabi-buta di tengah konsekuensi yang diambilnya dari Mbah Redjo.

Rasa-rasanya hampir mati, energi terkuras habis, putus asa menjadi teman akrab yang tak henti-hentinya memberi tekanan untuk mati sia-sia sebelum gelap membelenggu dalam hangat yang menggelisahkan.

Haikal memegangi tangan Arik dan mengarahkannya ke ranjang pasien yang ditempati Miranda.

“Kamu bisa lihat sendiri kondisi Miranda, Rik. Dia...”

“Mati?” Arik menatap Haikal dengan raut wajah tak percaya. Dengan iseng pula, Haikal memasang wajah sedih tak keruan.

Arik menggelengkan kepala. “Gak mungkin dia mati, Pak!”

Tertatih-tatih Arik turun dari ranjang pasien untuk melihat kondisi Miranda yang tertutupi selimut putih. Dia tidak mau jika Miranda mati, wanita itu belum cukup baik, belum cukup bertobat, dan wanita itu masih harus menyelesaikan masalahnya dengan Gio dan perusahaannya.

Arik yakin wanita itu cukup kuat menahan rasa sakit saat pertarungan kemarin sekalipun ayahnya yang menjadi lawan utama. Dan matinya wanita itu akan menambah daftar panjang kekacauan yang ada.

Cukup lama Arik berada di samping Miranda seolah menguatkan diri sebelum tangannya membuka selimut putih itu dengan perlahan-lahan.

Arik memandangi wajah natural yang tidak henti-hentinya mengganggu pikirannya dengan seksama. ‘Gak mungkin dia mati, gak! Ini semua belum terlambat!’

Tak kuat melihat tatapan menggemaskan dari Arik, Miranda meringis geli seraya menutupi wajahnya lagi dengan selimut.

“Udah ya lihatnya, aku malu!”

Arik mendengus sambil mengepalkan kedua tangannya. Sial, dikerjain Haikal dan Miranda. Orang-orang dewasa ini sungguh...

“Urusan kita belum selesai, jadi jangan senang dulu!”

Buru-buru Miranda mencegah Arik pergi. Dia tersenyum sewaktu tatapannya menubruk tatapan Arik yang tidak senang itu.

“Senang ketemu kamu lagi.” Miranda berusaha meraih tangan Arik. Eh tapi Arik tidak mau. Dia menjauh selangkah.

“Cerai dulu baru ganjen, Kak. Terus satu lagi, hutangmu banyak ke aku!”

Miranda semakin tersenyum dibuatnya.

-

next

1
choowie
lanjutin dong mbak,jgn selesai sampe sini🙏🙏🙏
choowie
apa sekarang giliran s Mona yg jdi pengabdi setan😒
Wahyu
semoga Miranda tetep imannya
yuli anisa
seyeem mba vi bacanya takut tapi penasaran
Muhammad Dimas Prasetyo
untung selesai kalo ga Mona akan merajalela dengan dendam nya
🍃gιмϐυℓ 📴
Yaaahhh... kirain Arik & Mira bakal nikah 🤭🤭🤭 Syukurlah Gio & Mona menerima karma dari perbuatan mereka sendiri
Me mbaca
ini sudah tamat kak?
👍 great...
menegangkan, seru
mommyanis
nakal dikit gpp rik...asal jgn maen fisik aj,ckp maen hati lah 🤭🤭🤭🤭
Muhammad Dimas Prasetyo
masalah nya gio udah ga waras,emng bisa orang ga waras mengucapkan talak
🍃gιмϐυℓ 📴
Sama Gio kelarin dulu Mir, baru bisa posesif ke Arik si brondong manis 🤣🤣🤣
Me mbaca
Arik ..love you...
say Miranda
duh punya berondong manise disanding terus, alibi jadi sekretaris pribadi nih...
choowie
jdi sekpri ya Rik😁
choowie
cieeeee😍
choowie
bisa aza ah😬
choowie
bisa AE ah😬
Umine LulubagirAwi
Smoga Alita ga jd pnrus ilmumu utu, mir..mngerikan..
Umine LulubagirAwi
woowwh, mona bkal lngsg jd tumbl apa nggu bbrp hri ini?😱😱 ngerriii
Umine LulubagirAwi
Gio2, ga sadar apa kalau mona dan kmu bkal jd tumblnya
Umine LulubagirAwi
waduhh...misterii sklii ini. ngiranya itu, ini, lah kok bpknya bgtu.
next
Umine LulubagirAwi
tryta, krywan mnikhi anak bos, eh skrg ngelunjak, smpai selingkuhin miranda.

jgn2 miranda jd tumbl bpknya sndri. krn thu miranda sdg skit hati.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!