NovelToon NovelToon
Rabu Kliwon

Rabu Kliwon

Status: tamat
Genre:Horor / Tamat / Mata Batin / Kutukan / Kumpulan Cerita Horror / Tumbal
Popularitas:13.8k
Nilai: 5
Nama Author: Eka Siti Nurhasanah

Konon ada sebuah kejadian mistis, roh seorang dukun beranak yang tidak sempurna. Mendatangi setiap warga dengan wujudnya seperti di kala dia hidup, terkadang membuat lupa jika Bu Inggit sudah meninggal ketika orang yang tak sengaja berpapasan dengannya. Kematian Bu Inggit yang tidak wajar masih menjadi misteri di desa, mungkin karena sebab itu rohnya masih gentayangan. Teror tidak berakhir, semua warga di sana menjadi tumbal, tidak akan ada yang lolos, seperti kutukan semuanya meninggal dan akan kembali ke tanah kelahirannya. kecuali, keluarga Asih yang berhasil melarikan diri ke kota 13 tahun berlalu teror itu datang menjadi bumerang untuk kehidupan keluarganya, bagaimana perjuangan Citra, cucu dari Asih yang tidak tahu apapun dan harus berjuang menanggung semua nya, berjuang untuk tetap hidup dan mencari sendiri jawaban yang tersembunyi. Apakah citra bisa melewatinya? Atau takdir membuatnya mati seperti yang dikatakan teror itu, jika tidak akan ada yang selamat.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Eka Siti Nurhasanah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kejanggalan

Ada pasien atas nama Citra dan Andre?" Bapak-bapak memakai sorban menerobos masuk di tengah keributan.

Dua orang perawat yang kebetulan duduk berbincang di sana mendengarkan ucapan bapak-bapak. "Pak! Korban kecelakaan lalu lintas kan?" tebaknya terlihat antusias.

"Ia. Saya melihatnya di acara Tv!" Serunya.

"Ada pak! Ingin melihatnya sekarang?" Tanyanya lagi.

Bapak-bapak mengangguk tanda setuju.

"Cepat pak! Saya antar ke ruangannya." Perawat pergi lebih dulu kemudian bapak-bapak mengekor dari belakang. "Sudah 6 jam yang lalu, pasien yang laki-laki belum sadar juga pak!" Jelas perawat, kebetulan yang menangani pasien jadi Tampa lebih tahu.

"Astaghfirullah." Bapak-bapak terlihat tidak percaya saking syoknya. "Pantesan bapak mimpi yang aneh-aneh, ternyata terjadi sesuatu." Ucapnya sepanjang Alan bahkan ketika memasuki lift. "Kondisi Andre bagaimana? Yang perempuan juga bagaimana sekarang?" Terdengar lebih khawatir dna tak sabar ingin tahu kondisi keduanya.

"Nah itu masalahnya pak! Harusnya bapak datang dari kemarin, satu rumah sakit sampai ribut karena pasien itu." Terangnya meninggalkan tanya bagi Bapak-bapak. "Kesurupan!" Bisiknya memelankan suara.

Pak ustad mematung tak percaya, harusnya setelah mendapatkan mimpi buruk itu dia langsung datang dan mencari Andre juga Citra, tapi karena dia menganggap semua sudah selesai pikirnya tidak ada yang perlu dikhawatirkan lagi. "Wah sampai ribut seperti itu. Mohon maaf ya." pak ustad tampak malu. "Apa ada orang tua yang datang mencari juga?" tanya Pak ustad, berharap jika orang tua Andre sudah datang lebih dulu.

"Justru itu masalahnya pak! tidak ada satupun keluarga yang datang, sampai kami pihak rumah sakit tadinya hari ini mau mencari alamat rumah korban." Perawat itu menjelaskan masalahnya dengan detail. "Masuk ke sisi kiri pak!" Tunjuknya lagi mempersilahkan Pak ustad berjalan lebih dulu.

Padahal setelah ruqyah terakhir dilakukan, pak ustad tidak menemukan kejanggalan lagi. Tapi semuanya terjawab sekarang. Pasti ulah jin yang sama.

Pak ustad mematung melihat pintu ruangan yang tak biasa. Ketika sudut matanya menangkap pemandangan lain yang tidak bisa di jelaskan oleh kata-kata. Bermunculan makhluk tak kasat mata bahkan diantaranya juga terlihat wujud menakutkan.

Pak ustad terlihat membaca doa kemudian dia menarik handle pintu dn masuk ke dalam ruangan.

Persis dengan apa yang dia lihat dalam mimpi, wajah dengan luka-luka yang tampak dari tubuh Citra.

"Kenapa tangan dan kakinya sampai diikat seperti ini?" Tanya pak ustad ketika mendapatkan sebuah tali tersimpul menahan tangan dan kakinya itu.

"Jangan dilepas pak! Jangan! Pasien sering mengamuk dan banyak bicara. Tidak ada yang sanggup menangani hal seperti ini." Jelasnya.

Pak ustad memfokuskan matanya, melihat sekali lagi apa yang membuat tubuh Citra lemah.

Matanya membulat saat mendapatkan sebuah aura yang begitu gelap sekali, seperti kepulan asap hitam.

Matanya menyipit memastikan asal asp yang lambat Laun menjadi tipis. Nyatanya Pak ustad mudah sekali menemukan sebab hal yang terlihat mistis itu. Ada sebuah buku yang dipegang oleh salah satu tangan citra.

"Buku itu milik siapa?" Tanya pak ustad pada perawat yang masih Sudi menunggu di ruangan.

"Dari awal saya lihat sudah seperti itu." Jawabnya.

Pak ustad tidak menganggap enteng masalah yang terjadi, apalagi sekarang ini.

"Bismillah..." Dilanjutkan dengan doa yang diucap pelan oleh mulutnya.

Bruk .. Buku jatuh dengan sendirinya.

Pak ustad meraih buku di bawah lantai. Namun ketika tak sengaja melihat ke arah kolong bed pasien, pak ustad menangkap sosok perempuan yang sama. Tak lain adalah sosok nenek-nenek Jawa itu. Tak lama dari penampakannya dan langsung menghilang dengan begitu saja.

"Sus! Yang datang atau yang merawat Citra sebelumnya ada di sini?" Tanya pak ustad menyelidik.

"Seingat saya perawat seperti biasanya!" Jawabnya.

Pak ustad merasa aneh sekali, sebenarnya apa sebab yang menyebabkan jin itu muncul lagi. Padahal sudah menjadi perjanjian setelah ruqyah berhasil jin juga sudah dikirim ke tempat seharusnya.

Pak ustad tampak mengangkat kepala, setelah berhasil menebak-nebak akhirnya pak ustad berhasil menemukan sendiri jawabannya. Sebuah tempat asalnya. "Ada sesuatu yang tertinggal!" Lirih pak ustad.

"Kenapa pak? Ada yang salah?" Tanya perawat karena sedari tadi dia bingung melihat pak ustad yang banyak melamun.

"Saya sampai lupa, apa saya bisa melihat kondisi dari Pasien yang satunya lagi?" Tanya pak ustad.

"Bisa pak! Kita pergi ke sebelahnya di sana!" Jawabnya sambil menunjuk ke satu tempat.

Pak ustad berbalik dan melihat jika perawat menunjuk ke arah tempat di seberangnya.

"Sus. Apa benar tidak ada yang datang?" Pak ustad ragu bagaimana bisa orang tua dari Andre tidak mengetahui kecelakaan ini, bahkan sudah hampir 6 jam lebih.

"Benar pak! Saya yang berjaga di ruangan. Jadi pasti saya tahu siapa-siapa yang datang kesini." Mendengarkan ucapan perawat yang penuh keyakinan seketika Pak ustad kembali berpikir lagi, apakah orangtuanya andre benar-benar tidak mengetahuinya?

"Barang-barang korban dimana ya? Saya perlu menghubungi orang tuanya!" Pak ustad berinisiatif menghubungi sendiri orang tua dari Andre.

"Semuanya hancur pak! Kecelakaan itu sudah menghancurkan salah satu alat komunikasi yang penting." Terangnya. "Tapi jika bapak sudah tahu dengan pihak keluarga apakah bapak bisa membantu kami untuk memberikan kabar ini?" Maksud perawat ingin meminta pak ustad untuk pergi ke orang tua Andre dan mengabarinya.

Pak ustad tak menjawab, dia fokus melihat kondisi Andre yang lebih parah. "Luka di sana, itu apa sus?" Pak ustad menunjuk ke salah satu luka yang diperban besar di tas kepala.

"Bekas pecahan kaca! Tabrakannya sangat dahsyat, dari awal saya berpikir korban tidak bisa diselamatkan. Ternyata masih bertahan.

Pak ustad menyudahi percakapannya. "Terimakasih, saya bisa menunggu di sini?" Dari pada tidak ada yang menjaga lebih baik pak ustad diam saja sambil membaca buku yang ada di tangannya.

Tingkah citra semakin aneh saja, apalagi musibah yang menimpa kedua orang secara sekaligus membuat pak ustad tidak bisa berpikir jernih. Sepenuhnya pak ustad curiga, ad sesuatu yang tidak diketahuinya.

"Saya pamit pak! Jika ada apa-apa silahkan menekan tombol darurat di sana!" Menunjuk ke rah tombol alarm yang ad di samping bed pasien.

Setelah melihat perawat sudah pergi, sekarang saatnya bagi pak ustad untuk mencari tahu, buku memo sangat menarik perhatiannya dari tadi.

Satu lembaran kertas dibuka kemudian isi di dalamnya langsung membuat pak ustad membatu. Gambar yang menakutkan bagi pak ustad, tidak seharusnya ada dalam buku seperti itu. Namun ketika semakin menyelidiki semua coretan dari gambarnya secara garis besar membentuk sebuah simbol segitiga dengan bagian di tengahnya adalah mata.

Huruf-huruf Jawa di semua sisi buku tidak bisa diartikan nya dengan mudah, namun jika melihat gambar Pak ustad mungkin kan semakin paham.

Lembaran kedua dibuka lagi, penuh sekali dengan tulisan Jawa membentuk pusaran dengan fokus salah satu huruf di tengahnya. Sayang sekali pak ustad tidak bisa membacanya. Namun jika dilihat dari jarak jauh tulisan-tulisannya membentuk sebuah tubuh manusia, sosok perempuan dengan perut besar seperti orang hamil.

Pak ustad yakin semuanya ada makna tersendiri.

Setelah selesai membaca baru matanya menemukan ad tulisan yang bisa dibacanya.

"Paten nyawa satu mati hilang seribu, seribu hilang semuanya mati!" Eja pak ustad.

Entah mengapa sekilas membacanya seperti ada sebuah makna yang tersirat. Pak ustad terus berpikir dan ingin sekali memecahkan teka-teki yang membingungkan itu.

1
Aurora79
Masih setia...🌹
eka siti N: terimakasih kak untuk support nya ☺️ 💖
total 1 replies
Gugun aldy
luar biasa
Ayo saling Dukung
semakin menarik ceritanya
Selena Selena
bagus
Rizik Mustofa bilah
astaga gak nyangka bisa begini
Rizik Mustofa bilah
jadi si Andre juga mengalami teror juga
Rizik Mustofa bilah
astaga
Rizik Mustofa bilah
nangis berdarah ini
Rizik Mustofa bilah
astaga 😳😳
Rizik Mustofa bilah
udh beda lagi. apa sih mau nya
Rizik Mustofa bilah
teror nya itu loh
Rizik Mustofa bilah
😶
Rizik Mustofa bilah
astaga 😳 Thor ini aku curiga si cantik dari desa yang dulu ya .
Rizik Mustofa bilah
wih awal yang baru ceritanya ... semangat Thor aku suka ceritanya💪
Rizik Mustofa bilah
kemana lagi Ahmad lu
Rizik Mustofa bilah
s Ahmad dan pak kyai
Tiara Andini
astaga terornya bukan main
Tiara Andini
jadi curiga hubungan si nenek sama si Ahmad. kenapa sih
Rizik Mustofa bilah: setuju
total 1 replies
Tiara Andini
paling syuka ceritanya beda dari yang biasa aku baca, gak bisa ditebak bikin penasaran
Tiara Andini
curiga sama si neneknya
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!