Ayu, seorang gadis desa yang bekerja sebagai perawat di sebuah puskesma di daerahnya, tak sengaja mengenal seorang yang tinggal di Jakarta, hanya karena ia salah mengirim pesan.
Hanya karena berbeda satu angka dibelakang nomor ponsel temannya. Membuat Ayu mengenal Sosok Ardi, pria kesepian yang di tinggal menikah oleh kekasihnya.
Bagaimana kisah mereka?
Akankah hanya sebatas pacar online saja atau mereka akan bertemu?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon m anha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kunjungan Randy
Di saat Ayu tengah berjuang melupakan Ardy, Ardy justru tengah berjuang untuk melawan rasa rindunya. Ia tak pernah mengalami hal ini sebelumnya, ia sudah sering bergonta-ganti wanita, banyak yang datang dan pergi dalam kehidupan Ardy. Namun, ia selalu bersikap biasa saja, baginya berpacaran hanya untuk bersenang-senang tanpa adanya komitmen dalam hubungan mereka. Namun, berbeda dengan kali ini, ia merasa Ayu adalah orang yang tepat untuk menjadi wanita terakhirnya.
Sudah 3 hari ia tak berkomunikasi dengan Ayu, dan itu membuatnya benar-benar tak bisa berkonsentrasi dengan pekerjaannya.
Saat ini Ardy tengah menatap layar ponselnya, berharap sambungan teleponnya terhubung dengan Ayu. Namun, tetap saja hanya jawaban dari operator yang menyatakan jika nomor Ayu sedang tidak aktif.
Ingin rasanya Ardy membanting ponselnya saking kesalnya.
"Baiklah, hanya tinggal beberapa hari lagi. Aku yakin bisa melewati ini semua, jika nanti aku terhubung dengan Ayu, aku akan menanyakan di mana alamatnya dan akan langsung menghampirinya," gumam Ardy kemudian ia pun kembali melanjutkan pekerjaannya.
Begitu ia kembali ke kediamannya, Ardy langsung memberitahu niatnya itu kepada seluruh keluarga besarnya, jika ia ingin berkenala dengan seorang wanita yang berada jauh darinya.
Ardy menceritakan semua jika ia berkenalan dengannya melalui telepon. Anya, Kakak pertama Ardy yang sudah terlebih dahulu tahu akan hal itu, membuat ia bersikap biasa saja, berbeda dengan yang lainnya. Mereka semua terkejut dengan keputusan yang dilakukan Ardy, bahkan Ardy mengatakan jika ia ingin serius dengan wanita itu, wanita yang bernama Ayu yang dikenalnya hanya karena salah sambung.
"Bukannya ibu melarang untuk kamu menjalin hubungan dengan wanita yang bernama Ayu itu, tapi alangkah bagusnya jika kamu pastikan terlebih dahulu sebelum mendatanginya. Apakah dia memang mau melanjutkan hubungan kalian ke jenjang yang serius dan saran ibu, sebaiknya kalian bertemu dahulu sebelum mengambil keputusan itu. Takutnya apa yang kamu lihat dan kamu rasa itu berbeda dengan aslinya," ucap ibu yang di angguki oleh semua keluarga yang lainnya ya g ada disana, termasuk Anya.
"Tidak, Bu. Aku yakin Ayu adalah wanita yang tepat untuk menjadi menantu keluarga ini, begitu aku mendapat alamatnya aku akan langsung menghampiri keluarganya untuk melamarnya. Aku harap Ibu tak keberatan akan hal itu,"
"Baiklah, begini saja," ucap ayah Ardy angkat bicara, ia sejak tadi hanya diam dan mendengarkan apa yang terjadi.
"Kamu pergilah lebih dulu menemui wanita itu, berkenalan lah lebih dulu dan barula jika kamu merasa cocok, sampaikan niat baikmu padanya, jika kamu memang sudah setuju dan benar-benar sudah memilihnya untuk menjadi calon istrimu, kamu bisa hubungi kami. Kami akan ke sana dan melamarnya untukmu, biar kami yang nememui keluarganya," ucap ayah Ardy membuat yang lainnya juga sepakat.
"Baiklah, Ayah. Ardy rasa itu memang ide yang tepat, Ardy akan ke sana lebih dulu untuk menyatakan maksud Ardy kepada Ayu, jika Ayu setuju, baru kita akan menemui keluarganya," ucap Ardy bersemangat.
Ia sudah tak sabar ingin menunggu Ayu selesai dengan pekerjaannya dan kembali ke rumahnya, agar mereka bisa kembali berkomunikasi. Ardy sudah tak sabar ingin mengatakan niat baiknya untuk datang dan menemui Ayu.
Setiap harinya dilalui Ardy dengan tidak sabar. Ia hanya bisa menatap foto Ayu dari layar ponselnya sambil menunggu kabarnya.
Ardy bahkan sudah menyiapkan cincin yang akan diberikan oleh Ayu sebagai simbol keseriusannya akan hubungan mereka .
"Ayu, aku akan datang," gumamnya menatap cincin yang begitu indah yang bertahta di dalam sebuah kotak berwarna merah, cincin yang dipesannya secara spesial khusus untuk Ayu.
Sementara itu di pulau lain, Pipit yang sudah mengenalkan Rendy pada Ayu mulai menjalin kedekatan mereka. Ayu mencoba memberi kesempatan untuk Rendy dekat padanya.
Malam ini sudah malam ke 5 semenjak Ayu memutuskan untuk tak berhubungan dengan Ardy, malam ini ia mendapat pesan dari Rendy jika ia ingin datang dan bersilaturahmi dengan keluarganya.
"Ya sudah, boleh. Datang saja," jawab Ayu dan tak lama kemudian Rendy pun datang dengan membawa beberapa kotak martabak manis dan juga martabak telur.
"Wah ... terima kasih, Nak Rendy, jadi repot-repot membawa semua ini," ucap ibu Ayu membuat Rendy pun hanya tersenyum saat ia pun dipersilahkan duduk. Ibu memberikan martabak tersebut kepada Chika untuk disajikan dipiring.
Chika membawa martabak itu ke dapur kemudian memindahkannya ke dalam piring dan kembali membawanya keluar, meletakkannya di meja.
"Ayo, Nak. Dimakan dulu," ucap ibu di mana mereka pun mulai makan bersama-sama martabak yang dibawa oleh Rendy, sembari mengobrol. Bukan hanya Ayu saja yang menemani Ardy di ruang tengah, tapi juga ada ayah dan ibu serta Chika.
Malam itu Ayu hanya diam, ia sesekali melihat layar ponselnya, walau Rendy selama ini sudah berusaha untuk mendekatinya. Namun, tetap saja hatinya masih merindukan sosok Ardy.
Ayu lebih banyak diam dan hanya menikmati martabak yang dibawa oleh Rendy. Ayah Ayu lebih banyak mengobrol dengan Rendy. Mereka terlihat nyambung, apalagi jika ayah membahas masalah pekerjaan Rendy, Rendy akan semangat menjelaskan apa saja pekerjaannya dan bagaimana ia bisa sampai sesukses itu.
Rumah makan yang awalnya hanya bermodalkan beberapa ratus ribu saja, perlahan naik dan sampai sekarang ia bisa merauk untung hingga ratusan juta dari beberapa cabang rumah makannya.
"Ya sudah, Pak. Ini sudah malam, saya pamit dulu," ucap Randy.
"Iya, hati-hati di jalan. Lain kali mampirlah lagi, jangan sungkan-sungkan," ucap ayah Ayu dan itu membuat Rendy serasa mendapat lampu hijau untuk meneruskan maksud dan tujuannya untuk serius dengan Ayu.
Ayu pengantaran Rendy hingga ke teras rumah.
"Terima kasih ya, Ayu. Kamu mengizinkanku untuk berkenalan dengan keluargamu," ucap Rendy sangat senang. Ini baru pertama kalinya ia berkunjung ke rumah Ayu. Namun, ia langsung disambut hangat oleh keluarga kecil Ayu, khususnya ayah Ayu.
"Iya, Kak Rendy. Hati-hati di jalan ya," ucap Ayu membuat Rendy pun mengangguk.
"Oh, iya. Bagaimana jawabanmu? Kamu mau kan jadi pacarku?" tanya Rendy di mana sebelumnya ia sudah menyatakan perasaannya itu kepada Ayu. Namun, Ayu meminta waktu untuk menjawabnya.
"Maaf, Kak Rendy. Ayu belum bisa jawab sekarang, beri Ayu waktu, ya," ucapnya membuat Rendy pun hanya tersenyum sembari mengangguk.
"Ya sudah, aku pulang dulu. Jika ada kesempatan aku akan kembali mampir, boleh kan?" ucapnya.
"Iya, tentu saja. Boleh," ucap Ayu kemudian Rendy pun menghampiri mobilnya. Dia melajukan mobilnya meninggalkan pekarangan Ayu. Ayu hanya menghela nafas kemudian duduk di kursi teras, ia kembali membuka ponsel dan melihat galerinya. Begitu banyak foto Ardy di sana, foto screenshot saat ia melakukan panggilan video. Satu persatu Ayu pun mulai menghapus foto-foto itu, awalnya ia merasa sangat berat saat hari-harinya di laluinya tanpa adanya kabar dari Ardy. Namun, setelah beberapa hari berlalu, ia sudah mulai terbiasa tanpa kehadiran Ardy, walaupun hatinya masih merindukannya.
Setelah menghapus semua foto Ardy di galerinya, Ayu pun kemudian menuju ke kontak yang tersimpan di ponselnya. Di sana juga tertulis nama pacar online ku, dengan ragu-ragu Ayu pun menghapus nomor itu. Tangannya bergetar saat menekan tombol hapus di layar ponselnya. Namun, ia kembali menetapkan hatinya untuk mengakhiri semuanya.
Ayu pun menekan tombol hapus dan nomor Ardy pun terhapus dari kontaknya, tanpa terasa air matanya menetes dari sudut matanya. Ada rasa tak ikhlas mengakhiri hubungannya dengan Ardy, tapi ia sadar hubungan itu tak benar, tak seperti Randy.
Sepertinya Randy serius dengan hubungan mereka, belum lagi terlihat ayahnya menerima kehadiran Rendy dalam hidupnya. Walaupun belum ada perasaan yang ia rasakan pada Randy.
ngk apa2 uda halal di mata hukum dn agama sikat bang Ardy😘❤🌹
rasa di cintai dr pasangan kita itu sangat lah istimewa