NovelToon NovelToon
Tiger' Target

Tiger' Target

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Duniahiburan / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Teen Angst / Teen School/College / Persahabatan
Popularitas:2.1k
Nilai: 5
Nama Author: Nasri Suju - Kiasan Rasa

Bagaimana rasanya di kejar-kejar seekor harimau? Pasti takut kan?

Daniel yang di juluki sebagai Harimau karena selalu penyendiri dan di takuti banyak orang hingga ia menemukan mangsa baru yaitu Ruelle, gadis kutu buku yang tidak kenal takut pada nya.

Kehidupan Daniel berubah semenjak hadirnya seorang Ruelle

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nasri Suju - Kiasan Rasa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

18

"Minsi..."

Terdengar suara asing di telinga Nero, namun tidak untuk Minsi.

Nero bisa melihat wajah tegang Minsi, seolah kepergok seseorang dan tidak mau bertemu dengan orang tersebut.

"Si-siapa cowok ini?" Tanya pria asing itu.

"Ahk... Emmm,"

Ada jeda dalam jawaban, hingga Minsi menarik menggandeng tangan Nero.

Nero tidak melakukan apa-apa peka melihat raut wajah panik Minsi. Karena sebenarnya di dalam pikiran nya ia ingin sekali melepas itu.

Aku harap setelah pertemuan ini, kita berakhir sampai sini. 

"Di-dia pacar ku,"

Wajah cowok asing itu nampak terkejut.

Ada rasa kecewa rautnya nampak seperti seseorang yang harus menerima kenyataan pahit.

"Iya kan sayang," timpal Minsi.

"Iya..." Balasnya malas.

Duh ni cowok gak bisa di ajak acting dikit. 

Kaget banget tiba-tiba pacar, kayaknya dia mantan nya. Nero. 

"Apa itu benar? Aku tidak percaya,"

"Yah, bahkan kami berciuman,"

"Hah," cowok itu tertawa hambar.

Minsi menyenggol Nero mereka saling melirik, Minsi berusaha mengkeode dan Nero entah kena angin apa dia terlihat paham.

Bahkan acting Nero jauh dari perkiraan Minsi.

"Dia pacarku, kenapa kau gak percaya,"

"Kalian terlihat kaku,"

Nero merangkul pinggang Minsi cepat, Minsi bisa merasakan debaran mendadak.

Apaan nih cowok? 

Tapi perasaan apa ini? Biasanya santai aja kalau skinship. 

Hah, dia cowok menarik. Kekah batin Minsi. 

"Tunjukkan kalau kalian pacaran,"

Minsi nampak gregetan sampai memainkan giginya. Nero yang tidak mau berlalu lama lagi akhirnya...

"Kau ingin apa dari kami?" Tanya Nero datar.

Mereka semakin merapat, Nero menjatuhkan kepalanya di puncak rambut Minsi.

Minsi memekik.

Perasaan ini lagi, kenapa gak bisa santai, rileks Minsi, You are the best play girl. 

"Kami bahkan sudah melakukan 'itu' sebagai bukti cinta kita," ungkap Nero.

Seketika perkataan itu membuat cowok itu semakin melebarkan matanya, rasanya mereka bisa melihat bola mata itu akan segera keluar.

Memangnya apa yang ada di pikiran cowok itu sampai memasang wajah menakutkan, pikiran cowok itu terlalu ngeres.

'Mengerikan,' 

Mereka berdua berpikir begitu melihat pemandangan di depan nya.

"Kau, kau milik ku Minsi, kau bahkan mengatakan nya,"

Cowok itu mulai menunjukkan taringnya. Dia menarik tangan Minsi erat sampai Minsi memekik kesakitan. Nero langsung melayangkan tinjuan nya.

"Dasar cowok sakit, pergi sana dari pacar ku,"

Wow dia ber acting dengan hebat. Batin Minsi.

Setelah mendapat beberapa pukulan, meski hanya beberapa, tapi satu kali pukulan itu membuat wajah cowok asing itu lecet sampai berdarah.

Minsi menghentikan nya takut ada seseorang melihatnya.

"Ayo pergi," titah Nero.

Minsi menatap ke arah belakang melihat mantan nya tak berdaya menangis.

Minsi menjulurkan lidahnya mengejek.

Sore tiba... 

Pukul 17.00

Mereka masih berjalan berdampingan.

Mereka nampak canggung setelah apa yang terjadi.

"Emmm..."

"Ko- kok kamu masih di sini sih?"

"Yah jalan pulang ke sini," timpal nya.

"Oooo,"

Suasana mulai canggung lagi, biasanya Minsi bisa klop dengan siapapun.

"Masih jauh?"

"Berapa menit lagi?"

"Mungkin 20 menit tan lagi, tapi makin lama karena harus ngenter kau,"

"Lah mau nganter aku? Aku mau di jemput nih,"

"Terus kenapa ikut jalan,"

"Bored," katanya bernada menggerutu.

Apa dia ngode pengen di perhatiin, dia kan hobi nge goda, mana mungkin aku tergoda sama cewek kayak dia. Nero. 

Tiba-tiba tak ada angin hujan Minsi memegang tangan Nero.

Mulai. 

"Are youuu mau ikut aku naik mobil, 20 menit lama loh, rugi kalau gak ikut," tawarnya begitu girang seperti mendapatkan mangsa.

"Tidak perlu!" Tolaknya.

Minsi mendengus.

Benar-benar cowok unik, masa dia nolak kemurahan hati seorang Minsi. 

Minsi orang nya agar narsis ya.

Minsi mulai memasang wajah yang biasa ia gunakan untuk menggoda cowok, tersenyum lebar menyipitkan mata, memasang wajah secantik mungkin menurutnya.

"Aku... Sangat berterimakasih pada mu loh, karena kamu sudah menolong ku,"

Minsi bersandar di dada Nero, Nero menghindar tapi Minsi, Minsi tidak pantang menyerah.

Kelar juga ni dada, gimana kalau aku liat pas... 

Ehk... 

Minsi kamu mikir apa? 

Minsi, seorang play girl yang suka menggoda cowok dengan kecantikan nya. Meski begitu dia hanya berani berciuman saja. Selebihnya dia tidak pernah berpikir hal-hal seperti itu.

"Hei kau ngapain," gagap Nero.

Tenang Neor, aku harus ektra untuk menarik perhatian nya.

"Hei sebagai tanda terimakasih ku, ikutlah aku naik mobil, aku akan antar kamu pulang," ujarnya.

"Hari udah mulia malam loh~ kamu gak takut cu-lik,"

Minsi menakut-nakuti tapi dia bisa melihat wajah datar tidak peduli Nero.

Dasar pria mahal. 

Aku jadi pengen goda dia terus. 

Tapi gimana caranya biar di luluh sama aku? 

"Baiklah," lirihnya.

Nero memalingkan wajahnya.

"Kenapa kau memalingkan wajah mu?"

"Ti-tidak apa-apa,"

"Hei kau enggan ya? Jangan malu, santai saja aku bukan orang jahat," dia nyengir, Nero terlihat berusaha menyembunyikan wajah malunya.

Nero malu karena dia bergantung pada cewek yang tidak ia sukai, pandangan Nero jadi sedikit berubah terhadap Minsi.

Apa dia play girl amatiran? 

Nero bertanya-tanya pada pikiran nya, tidak biasanya dia berpikir sebanyak ini, dan yang ia pikiran adalah tingkah laku makhluk aneh yang bernama Minsi.

Aneh, adalah satu kata mendeskripsikan Nero pada Minsi.

-

Mereka akhirnya pulang bersama, di dalam mobil Minsi tak berhenti bertanya dan tebar pesona pada Nero.

Nero, Nero merasa pusing sampai akhir nya turun untuk muntah.

Itu pertama kalinya dia naik mobil.

Apa-apaan memalukan kau Nero, padahal kau sering naik Bus. 

"Hei you okay?"

"Iya... Agk..."

Apa-apaan wajah itu? Apa dia sedang mengkhawatirkan ku. 

Dia bahkan tadi membantu ku saat muntah. Padahal kan bau. 

Aku jadi merasa bersalah karena menanggap nya cewek ***

Minsi menatap khawatir Nero. Nero sedikit campur aduk melihat tatapan khawatir Minsi.

Perasaan yang aneh. Nero. 

Mereka naik kembali, lalu berhenti kembali, Nero melihat Minsi berjalan ke sebuah toko makanan.

Dia memesan begitu banyak makanan, terdapat mungkin delapan box saat Nero hitung.

"Apa yang dia lakukan?" Lirihnya.

"Nona suka berbagi,"

Ujar sang sopir menjawab.

Ahk... Di bagikan yah... 

Sopir tersenyum ke arah Nero dan Minsi bergantian.

Perasaan ini lagi. 

Aku, apa aku terlalu cepat menilai nya. 

Hah lupakan setelah ini kita tidak akan bertemu lagi. 

Minsi masuk dengan penuh senyuman.

"Nih,"

Minsi menyodorkan sebuah box kuning dengan logo toko makanan.

Nero menaikan alisnya tidak mengerti.

"Buat kamu, ambil ya,"

Minsi memaksa, Minsi benar-benar memberikan itu langsung ke tangan Nero.

Nero hanya diam rasanya dia mematung.

Dia benar-benar tidak tertebak. Nero. 

"Ini untuk pak sopir~" lanjut Minsi.

"Terimakasih nona~" balasnya sambil ikut tersenyum.

Nero bisa melihat, dengan mata kepala nya sendiri, kalau mungkin Minsi punya energi yang membuat siapapun yang 'sangat' dekat dengan nya akan merasa bahagia.

Tapi pertemuan kita sampai sini. Kan? 

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!