cerita ini mengisahkan tentang perjuangan orang tua yang perekonomiannya di bawah garis kemiskinan tetapi dengan semangat dan tekat yang kuat akhirnya ia bisa membesarkan anak anaknya akan tetapi setelah anak anak itu dewasa dan sudah bekerja justru mereka lupa akan perjuangan orang tua yang sudah membesarkan mereka..... mau tau ceritanya lanjutkan dengan baca cerita di bawah ini ya❤
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon cuzythree, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 20
Di pagi yang masih gelap itu sekelompok manusia sudah bersemangat untuk mengais rejeki mereka berharap semakin pagi mereka mulai bekerja maka hasilnya akan jauh lebih banyak juga
matahari mulai memancarkan sinar kekuningan di ufuk timur tetapi beberapa anak manusia sudah mulai mengucurkan keringat karena pekerjaan mereka sudah hampir selesai
adi dan daus segera membawa kopi dan singkong goreng yang di bawakan oleh emaknya tadi
"loh loh loh bang daus mana bang adi dan yang lainnya" tanya adi yang celingukan mencari abangnya dan yang lain tapi kok sudah tidak terlihat
"coba kita lebih masuk kedalam" ajak daus menarik tangan adiknya
"iya bang, cepat banget mereka nyadapnya ya bang padahal hari baru mau mulai terang" sahut daus
"iya kalau kayak gini kerjanya jadi kita tidak harus sampai sore di kebunnya" timpal adi
"kamu benar di dengan hasil panen yang sama tapi waktunya berbeda apalagi sudah ada motor jadi tidak perlu menginap di sini lagi dan bisa tidur di kasur yang empuk" celetuk daus
"abang benar" sahut adi
"bang liat itu bang yanto dan yang lainnya sudah sampai sejauh ini mereka menyadapnya" ucap adi karena melihat abangnya dari kejauhan
"kamu benar ayo kita kesana sepertinya sudah mau selesai hanya tinggal beberapa pohon lagi" kata daus mengajak adiknya supaya lebih cepat jalannya
"bang kopinya di taruh mana" tanya adi pada yanto
"kamu di situ aja sebentar lagi selesai biar abang yang kesitu nanti kamu tunggu sebentar" balas yanto
"baik bang"
Yanto dan yang lainnya segera menyelesaikan pekerjaannya yang tinggal sedikit lagi
"kalian sudah membawa bibit jagungnya" tanya yanto setelah mereka semua beristirahat sambil meminun kopi dan makan singkong goreng
"sudah bang aku taruh di lahan yang sudah kita siapkan sesuai perintah abang tadi" jelas daus
"bagus terima kasih ya" balas yanto
"baik bang"
"kenapa nak yanto memilih menanam jagung manis" tanya pak ahmad
"hehehe sapa tau hasilnya lebih banyak pak soalnya kan harga jagung lebih tinggi dari pada sayuran lainnya lagi pula kalau di tanami jagung perawatannya tidak rumit dan kalau panen cukup 1 kali jadi bisa mengurangi waktu kerja di kebun tapi hasilnya banyak" jelas yanto
"kamu benar nak 1 jagung manis rebus saja kalau di kota di jual udah 10 ribu kata teman bapak" pak ahmad menimpali
"iya pak kalau di pengepul jualnya juga hitungan buah harga paling murahnya perbuah adalah 3 ribu rupiah kalau hasil nya banyak kita bisa hitung sendiri berapa hasilnya"papar yanto lagi
" kamu benar nak cukup melihatnya sesekali saja tanaman jagung itu sambil menyadap karet saja sudah cukup jadi tidak perlu banyak banyak buang waktu"pak ahmad berucap lagi
"bapak benar"
"ya sudah ayo kita mulai menanam jagungnya takut siang hari nanti sudah hujan malah repot nanti" ajak pak ahmad sama anak anak muda itu
"ayo" sahut mereka kompak
Setelah beristirahat sebentar mereka segera memulai menanam jagungnya supaya cepat selesai mumpung matahari belum terlalu terik
Tepat jam 12 siang akhirnya pekerjaan mereka telah selesai semua beruntung cuaca tak terlalu panas jadi mereka tidak terlalu merasa lelah
Mereka bergegas menuju sungai untuk membersihkan diri, lalu di lanjutkan makan siang dan sholat dhuhur berjamaah
Pukul 1 siang mereka mulai bersiap siap untuk pulang ke kampung karena pekerjaan mereka telah selesai semuanya
"pak ahmad, ilham ini upah kalian bekerja hari ini terima kasih sudah membantu kita" kata yanto sambil menyodorkan uang masing masing 100ribu
"loh nak kenapa banyak sekali" kata pak ahmad
"itu 50 ribu upah menyadap karet dan 50 ribu lagi upah menanam jagung" jelas yanto lagi
"alhamdulillah" ucap pak ahmad dan ilham serempak mereka bersyukur mendapatkan upah yang lumayan banyak
"terus kita kerja lagi kapan bang" tanya ilham
"lusa ham, kalau masalah panen abang bisa di bantu adik adik jadi kalian bantu aku menyadap karet saja" terang yanto
"baik bang, terus abang libur nyadap hari apa" tanya ilham lagi
"hari jumat kita libur ham" jelas Yanto lagi
"bang kita boleh kerja di sini terus ga soalnya saudara jauh dari ibu sudah tidak mau memberi kita kerjaan lagi" ucap ilham jujur pada abangnya
"tentu saja boleh ham jadi kamu dan abah bakalan full kerja sama aku ya" tanya ulang yanto
"kalau di ijinkan ya tentu saja kami mau bang" ucap ilham penuh harap
"tentu saja boleh justru aku merasa senang karena ada bantuin yang kerja" jujur yanto
"terima kasih banyak bang" tutur ilham dengan tulus
Ilham dan abahnya hanya tinggal menggantungkan pekerjaan kepada yanto saja karena di kampungnya tidak ada yang mau mempekerjakan mereka karena mereka di anggap miskin jadi tidak layak mendapatkan pekerjaan miskin ya miskin aja begitu pikir orang orang itu
Begitupun saudara jauh dari ibunya sudah terhasut dengan omongan orang di kampungnya itu sehingga kemarin sore dia mendatangi abah dan ilham yang memberitahukan bahwa dia sudah tidak mau lagi memberi pekerjaan karena takut ketularan miskin
"sudah jangan di pikirkan lagi kalian bisa bekerja dengan ku walaupun mungkin upahnya tak sebanyak kalau menyadap kebun karet punya orang karena aku sendiri pun juga mengelola tanah milik orang" jelas yanto panjang lebar
"tidak masalah bang yang penting dapat menghasilkan uang berapapun itu" jelas ilham
"bang kita cari daun pakis dulu yuk kan lumayan buat di sayur" daus menyela obrolan abangnya
"baiklah ajak ilham dan pak ahmad juga ya biar mereka juga ikut nyari dan bisa di bawa pulang buat di bikin sayur" perintah yanto
"baik bang"
Pak ahmad dan yang lainnya segera menuju pinggir hutan yang banyak tumbuh pohon pakis, dari pada beli sayuran kan lumayan gratis tidak perlu beli lagi
Sedangkan yanto mencabut 2 pohon singkong untuk dia dan yang lainnya bawa pulang ke kampung bisa buat camilan
Seperi masa kecilku
orng iri pasti ada dan hasil nya akan beda juga nanti kl sdh d garap sendiri