Menceritakan alur kehidupan Lovely Maudly yang memiliki masa lampau suram. Adanya adegan misterius yang bersifat supernatural dalam peristiwa Lovely The Tian. Masa lampau dari Lovely Maudly inilah yang menjadi rahasia dibalik dirinya menjadi pribadi yang pendiam dan rahasia kegelapan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon syifa amalia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Akhir yang tak terduga
Setelah penyesalan Alea, kehidupan keluarga kecil Gracia ber suasana harmonis kembali. Mereka hidup tenang seperti semula. Walau statusnya Gracia masih menjadi anak tunggal, hal itu tidak membuat Gracia semakin manja kepada orang tuanya. Melainkan, Alisa dan Reza mendidik Gracia agar tumbuh menjadi pribadi yang mandiri serta bertanggung jawab.
1 hari setelah pulang dari hotel. Kini, keluarga kecil Gracia yang terlihat super harmonis melanjutkan liburan terakhir nya di Amerika. Disana mereka sedang asik jalan-jalan, membeli kuliner yang ada disana sampai pada akhirnya mereka pun kewalahan.
"Papa mama aku cape boleh pulang sekarang tidak?" tanya Gracia yang tiba-tiba berhenti ditengah jalan.
Sebagai sosok ibu kandung yang sangat penyayang dan perhatian kepada anaknya, Alisa mencoba untuk merayu Gracia sampai bisa mengembalikan moodnya.
Reza yang dari sana nya cuek, memang terlihat kelelahan. Ia diam sejenak melihat Gracia dirayu oleh istrinya.
Reza berujar, "Sudahlah kalo cape langsung pulang Gracia, Alisa."
"Memang kenapa kok langsung pulang sih. Disini itu hawanya adem loh jadi nyaman deh," sahut Alisa yang masih ingin melanjutkan liburannya di Amerika.
Reza tertekan dengan sahutan Alisa. Walau berkepribadian yang cuek, ketika ia bersama istrinya mau tidak mau harus menuruti permintaan istrinya itu. Ia tidak ingin menyakiti hati seorang wanita pilihannya.
"Baik kalo itu pendapat mu. Aku nurut aja," jawab Reza.
Mereka bertiga yang posisinya masih di Amerika ber jalan-jalan sampai puas. Jam sudah menunjukkan pukul 8 malam WIB. Saatnya, mereka bertiga harus pulang ke rumah.
"Udahlah lis aku cape ayolah pulang..." ujar Reza.
Alisa pun menyetujui ujaran Reza tersebut. Karena sudah mengerti dengan kondisi suaminya yang kecapean, pada akhirnya Alisa membantu Reza dengan cara membayarkan biaya tiket pesawat untuk pulang kerumah.
Selama perjalanan, terlihat pemandangan indah dari tiga anggota keluarga harmonis itu. Terlihat ada Gracia yang sudah tertidur pulas dipangkuan mamanya. Sedangkan Reza, ia tidur dengan posisi berbaring lurus di kursi yang berbeda.
Keesokan harinya.
Kepulangan Gracia, Alisa dan Reza membuat keluarga besar melepas rindu. Yang dilakukan oleh tiga keluarga harmonis setelah pulang dari Amerika adalah pergi ke rumah keluarga besar untuk memberi kabar bahwasanya mereka sudah pulang dengan keadaan sehat dan selamat.
Suasana pada hari itu terlihat bahagia dengan penuh makna bahwa keluarga adalah harta yang tak bisa tergantikan.
Sampai ketika mereka bertiga ingin pulang ke rumah, tetap didoakan oleh keluarga besar mereka agar sampai tujuan dengan selamat.
"Jadi gimana nih liburan kemarin seru ga cia?" tanya Reza sembari fokus menyetir mobil miliknya.
Gracia berseru, "Iya dong masa engga haha."
Melihat raut wajah Gracia yang bahagia, Reza ikut senang.
Perjalanan disana membutuhkan waktu sekitar 1-2 jam untuk pulang ke rumah. Sampai tujuan, Reza memutuskan untuk langsung bergegas ke perusahaan karena ada urusan mendadak dengan seseorang.
"Aku mau ke perusahaan sekarang. Tolong jaga Gracia dengan baik ya," kata Reza yang terlihat tergesa-gesa.
Alisa menjawab dengan santai, "Udah kalo ada urusan lebih baik diselesaikan secepatnya ya. Takut ada apa-apa soalnya."
"Tentu aku tidak membiarkan banyak masalah dalam urusan ku," sahut Reza yang akan mengakhiri pembicaraannya dengan Reza.
Reza pun melanjutkan perjalanannya untuk pergi ke perusahaan. Walau baru pulang dari liburan dan tidak ada waktu untuk istirahat setelah hari libur, Reza tetap tangguh untuk melaksanakan kewajiban nya.
Sampai di perusahaan, Reza disambut baik oleh salah seorang karyawan.
"Permisi pak Reza mohon maaf ini ada yang ingin menemui anda di lantai 3," kata salah seorang karyawan.
Dengan rasa tanggung jawab.
Reza menjawab, "Ya aku akan segera kesana dan terimakasih atas informasinya!"
Reza melangkahkan kakinya dengan sedikit cepat. Suara langkahan kaki Reza membuat karyawan merasa kagum. Tidak hanya bagian kaki yang menjadi perhatian, melainkan penampilan yang terlihat menawan.
Reza sampai di dalam lift, ia bertemu dengan karyawan terdekatnya.
"Halo pak Reza gimana kabarnya setelah sekitar 2 hari tidak menginjak ke perusahaan ini?" tanya salah seorang karyawan yang posisinya masih didalam lift dengan Reza.
Reza menjawab dengan senang hati, "Ya syukurlah saya baik-baik saja."
Mendengar jawaban dari Reza yang terlihat ramah dan sopan, Karyawan itu tertawa kecil.
Sampai di lantai 3, Reza segera mencari seseorang yang mencarinya. Tiba-tiba ada yang menghampirinya.
"Halo permisi maaf dengan pak Reza segera diruangan paling pojok itu ada yang ingin sekali menemui anda," ujar salah seorang karyawan baru yang posisinya memang sudah berada di lantai 3.
Reza merasa heran dengan siapa yang ingin menemuinya. Pada akheinya dia langsung menuju ruangan yang dimaksud oleh karyawan tadi.
Sampai didalam ruangan tujuan.
Reza menghela nafas, ia pun membuka pintunya dengan perlahan-lahan. Terlihat tidak ada satupun orang yang berada diruangan itu. Rupanya seseorang yang ingin menemui Reza dalam ruangan itu baru singgah dari kamar mandi.
"Halo pak Reza maaf ini saya Alea bolehkah ingin bertanya-tanya dengan anda?" tanya Alea yang awalnya kagum dengan Reza dan sekarang sudah mulai genit.
Reza menatap Alea dengan dingin. Ia terlihat cuek dimata Alea.
"Pak kenapa diam aja ayo angkat bicara dengan saya dong saat saya mengajukan pertanyaan," sambung Alea yang ingin mencari perhatian Reza.
Reza menahan emosinya. Lalu ia menjawab, "Alea maksud kamu apa ingin mengajukan pertanyaan dan pertanyaan ke saya!?"
Mendengar suara Reza yang terdengar keras di telinga Alea, sebenarnya Alea tidak mudah kebawa perasaan. Ia mencoba untuk mengancam Reza dengan berbagai cara agar Reza mau menjawab pertanyaannya.
"Gini pak Reza mohon maaf ya bila anda tidak menjawab pertanyaan yang saya ajukan. Saya bisa membuat fitnah keji di perusahaan ini sehingga pihak utama yang bersangkutan itu anda loh," kata Alea dengan nada pelan. Saat itu ia benar-benar mengancam Reza.
Karena merasa sangat tertekan dengan ancaman yang diberikan oleh Alea, akhirnya Reza memutuskan untuk menuruti perkataan Alea.
Sesuai dengan ancaman Alea bahwa ia akan mengajukan pertanyaan. Pertanyaan itu sendiri berisi tentang privasi Reza yang bersangkutan dengan identitas keluarga sampai nama mertua.
Tidak hanya itu, ternyata dalam hati Alea berkata bahwa ia mengajukan pertanyaan bukan untuk penasaran. Melainkan ingin melakukan pendekatan kepada Reza, agar bisa memiliki Reza kembali.
"Sudah kah pertanyaan nya Alea. Oh aku sungguh risih denganmu!" kata Reza yang ingin mengakhiri topiknya dengan Alea. Ia memang sudah sadar bahwa memiliki istri yang satu-satunya ia cintai.
Namun, walau Reza mengatakan hal itu percuma saja Alea makin terlihat genit dimata Reza.
Sampai setiap diperusahaan pun Alea selalu mengikuti Reza dari belakang, suka ikut urusan Reza sampai melarang karyawan perempuan untuk mendekati Reza.
Hingga pada akhirnya, ada salah satu karyawan yang sudah risih dengan Alea.
Dia berkata, "Hey Alea itu pak Reza sudah berkeluarga. Dia punya istri punya anak, sadar diri dong!"
Alea mendongakkan alisnya seperti tidak tau diri. Ia menjawab dengan nada lantang, "Suka-suka aku dong mau gimana ini kan urusan pribadiku!!"
Suara Alea yang sampai terdengar sangat lantang di seluruh perusahaan, pada akhirnya dalam suasana perusahaan itu yang tadinya seluruh karyawan sedang berfokus bekerja timbulnya keributan.