NovelToon NovelToon
JANGAN KELUAR MAGRIB

JANGAN KELUAR MAGRIB

Status: tamat
Genre:Tamat / Cintapertama / Spiritual / Duda / Tumbal
Popularitas:157.4k
Nilai: 4.7
Nama Author: Desy kirana

Lintang yang baru pulang ke kampung halamannya setelah 2 tahun merantau ke kota menjadi baby sitter merasakan kampungnya sangat mencekam. Ia melihat sosok mahluk menyeramkan saat Maghrib karena tidak percaya dengan cerita Doni bahwa kampungnya sedang terjadi teror oleh hantu Seruni.
Siapa Seruni sebenarnya, mengapa ia meneror warga kampung Sedap Malam?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Desy kirana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 22

Pagi harinya, Andre terbangun dengan tubuh yang sedikit lebih baik, luka-luka di tubuhnya sudah mulai mengering karena semalaman Darmi beberapa kali mengoleskan ramuan pada luka-luka nya. Andre berusaha bangun dari ranjang dan memutuskan untuk keluar kamar.

"Loh, sudah bangun. Sebaiknya kamu istirahat dulu di sini sampai benar-benar pulih dan sehat. Baru nanti kembali lagi kekota. Sebaiknya untuk saat ini kamu jangan keluar rumah dulu, mereka pasti masih mengincar mu, dan jika nanti sudah sehat, jangan datang lagi ke kampung ini." kata Surya pada Andre.

"Terimakasih pak, tapi sepertinya saya hanya akan merepotkan bapak dan ibu jika berada disini." kata Andre lalu berjalan dan duduk di kursi bambu sebelah Surya.

"Kamu itu ngomong apo Le, kamu itu anaknya temanku, mana mungkin aku merasa di repotkan. Bapakmu dulu sudah aku anggap kakak ku sendiri. Sekarang sarapan dulu, nanti istirahat lagi. Bapak mau metik kopi sama ibu, kamu jangan keluar rumah Yo le, rumah ini sudah bapak Pagari agar tidak ada orang yang berniat jahat yang berani datang ke rumah ini. Kamu aman selama di dalam rumah, jika ingin buang air atau mandi, di pojok dapur ada kamar mandi yang baru bapak buat. Kamu bisa melakukan disana." kata Surya menjelaskan, sambil bersiap memakai pakaian kekebun. Darmi menyediakan sarapan untuk Andre dan juga membuatkannya teh hangat.

"Le, ini sarapannya terus ini jamu nya jangan lupa di minum ya. jangan sungkan anggap rumah sendiri. Kalo gitu ibu sama bapak pergi sekarang ya." mereka berjalan hendak keluar rumah namun Andre menahan tangan Darmi.

"Maaf buk, bisa ngobrol sebentar." kata Andre sambil berdiri.

"Ada apa Le?" tanya Darmi, Surya dan Darmi menatap Andre dengan tatapan penasaran. Andre merogoh saku celananya dan mengeluarkan dompet. Lalu mengambil beberapa lembar uang merah yang berada di dalam dompetnya. Ia hanya menyisakan 2 lembar untuk ongkosnya pulang ke kota.

"Ini tolong di terima buk, anggap saja sebagai biaya selama nanti saya tinggal disini sampai saya benar-benar pulih." kata Andre memberikan lembaran uang tersebut pada Darmi. Darmi merasa tidak enak dengan Andre.

"Nggak usah repot-repot begini ndre. ibu sama bapak ikhlas bantu kamu." Kata Darmi dan mendorong tangan Andre.

"Tolong di terima buk, saya akan senang jika ibu mau menerimanya. Saya akan merasa terbebani jika ibu nggak mau Nerima." kata Andre lagi.

"Terima saja buk, anggap saja kita membantu Andre agar dia nyaman tinggal disini." kata Surya. Darmi tersenyum dan menerima uang tersebut.

"Kalo gitu ibu terima ya, terimakasih ya ndre." kata Darmi dan memasukkan uang tersebut ke dalam saku celananya.

Andre tersenyum senang dan menganggukkan kepalanya. "Saya yang terimakasih sama kalian."

"Oh iya ndre, di meja belajar Lintang ada pakaian ganti buat kamu ya, itu pakaian bapak pas masih muda dulu. Di pakai ya, kamu kan nggak bawa pakaian ganti." kata Darmi lagi.

"iya buk, kalo gitu Andre mau sarapan dulu ya buk."

"Ya sudah, nanti jangan lupa di olesin lagi luka mu sama obatnya, biar cepet sembuh, kalo gitu kita pergi dulu ya." Darmi dan Surya keluar rumah dan berjalan menuju kebun yang berada bener meter dari rumahnya.

Saat ini sedang musim kopi, semua mayoritas penduduk di desa sedap malam berprofesi sebagai petani kopi, karet dan beberapa hasil bumi lainnya. Di kampung ini sudah mulai ramai penduduk, mereka semua biasanya warga asli kampung yang menikah dengan tetangganya. Ada juga beberapa dari mereka yang menikah dengan tetangga desa. Jarang ada orang luar yang mau tinggal di kampung ini karena minum fasilitas. untuk listrik mereka hanya bisa mengandalkan PLTA karena PLN belum masuk sampai ke pelosok. untuk sinyal internet juga mereka harus naik ke bukit untuk bisa mendapatkan jaringan.

Fasilitas kesehatan yang ada hanya Pustu yang jaraknya lumayan jauh dari kampung, mereka harus menuju ke kampung sebelah untuk berobat ke Pustu yang hanya memiliki 2 bidan.

Banyak dari mereka yang memilih untuk mengirimkan anak-anak mereka belajar di kota agar memiliki masa depan yang lebih baik. Beberapa dari mereka yang tidak mampu mengirimkan anaknya di luar kota untuk mencari ilmu. terpaksa mengizinkan anak mereka merantau untuk bekerja, seperti yang di lakukan orang tua Sulis dan Lintang.

Saat ini Andre selesai sarapan, rasanya sangat nikmat sekali meskipun hanya sarapan dengan tumis daun melinjo dan tempe goreng sudah membuatnya mengucapkan syukur berkali-kali. Ia lalu menuju ke belakang rumah membawa bekas makannya sekalian untuk ia cuci. Saat sedang mencuci di kamar mandi darurat yang berada di dalam dapur, Andre kembali mendengar suara tapak kaki seseorang yang sepertinya sedang mendekati dapur ini dengan mengendap-endap.

selesai mencuci, Doni melepaskan alas kaki nya dan mendekati gedek atau dinding bambu untuk mengintip keluar.

Andre sengaja melepaskan alas kakinya agar tidak terdengar suaranya ketika berjalan.

ia menyipitkan matanya dan melihat siapa yang sedang mengendap-endap.

"Pak RT." gumam Andre dalam hati. Ia kembali melihat kearah pak RT yang mendekati pintu dapur dan menggantungkan bungkusan plastik hitam di handel pintu belakang. Andre merasa curiga dengan benda yang berada di dalam plastik hitam tersebut. Setelah menggantungkan plastik hitam itu, pak RT pergi dari pekarangan rumah Surya.

Andre mengamati hingga beberapa menit, ia takut jika itu adalah jebakan untuk memancing nya keluar. Ia tidak memperdulikan itu lalu kembali menuju kamar mandi untuk mandi.

Setelah mandi, Andre mengambil wudhu untuk melaksanakan sholat Dhuha.

Selesai sholat Andre mengoles lagi obat buatan Surya pada lukanya.

entah tanaman apa yang di pakai Surya untuk mengobati lukanya. tapi Andre sangat takjub karena tidak merasakan perih sama sekali ketika mengoleskannya, justru ia merasakan dingin.

"Bener kata almarhum bapak, kalo pak Surya itu seorang tabib. Bahkan aku merasa segar setelah 2 kali minum jamu buatannya. Siapa yang menyangka bahwa luka separah ini akan pulih dalam waktu beberapa jam saja. Kalau berobat ke dokter pun tidak secepat ini pemulihannya." Gumam Andre pada diri sendiri. Ia lalu kembali merebahkan tubuhnya diatas ranjang milikl Lintang yang sudah keras. Ia tersenyum menatap gambar mereka bertiga ketika sedang berpose di depan rumah peninggalan bapaknya dulu. Di gambar itu Lintang dan Sulis sedang memakai seragam SMA sedangkan Andre memakai baju kemeja dan celana training. foto itu di ambil menggunakan kamera ponsel milik Putri anak pak RT lalu Sulis dan Lintang berinisiatif untuk mencetaknya. saat itu Andre akan berangkat kuliah di kota Sulis dan Lintang ikut mengantarnya sampai ke batas gapura kampung.

Andre meraih foto tanpa pigura yang tertempel di dinding bata merah di bungkus plastik transparan. Foto itu Sulis dan Lintang berdiri sambil merangkul bahu Andre yang berdiri di tengah-tengah dengan berpose memeluk pinggang mereka berdua.

"Sulis, Lintang. Aku rindu bermain bersama kalian seperti dulu." kata Andre dan tanpa sengaja meneteskan air matanya. Sekelibat masa lalu ketika mereka masih kecil hingga remaja saat mereka bermain bersama kembali muncul di pelupuk mata Andre. Ia tersenyum dengan air mata yang mengalir deras. Hatinya benar-benar merasakan kerinduan pada momen mereka bermain bersama.

Ia bmerasa sesak mengingat Sulis telah tiada dengan cara tragis.

"Kamu tenang di sana ya Lis." Andre mengusap gambar mereka "aku akan menemukan penyebab dirimu dan warga kampung Sedap malam tewas dengan tragis, nggak perduli siapa pelakunya. mau itu setan ataupun manusia, atau pun setan yang di perintahkan oleh manusia, aku berjanji padamu dan mendiang istriku Shita, aku akan membalaskan rasa sakit yang kalian alami." kata Andre penuh dendam. Air matanya dibiarkan tumpah begitu saja, rahangnya yang tegas menggertak dan matanya menyiratkan rasa sakit yang teramat sangat.

Andre mengambil ponselnya dari dalam saku jaketnya ia memotret gambar mereka bertiga itu dan kembali menggantung lembar foto itu di dinding.

Andre memindai ruangan 2×3 itu yang terlihat sangat sederhana, hanya ada ranjang kayu yang telah usang dan kasur kapuk yang sudah keras dengan alas sprei gambar hello Kitty berwarna pink cerah. Ia menuju meja belajar milik Lintang yang terbuat dari papan seadanya yang warnanya di cat pink seperti warna kesukaan Lintang, bahkan gorden dan karpet plastik alas lantai pun berwarna pink. Andre tersenyum geli mengingat dirinya tidur di kamar Lintang yang serba pink.

Ia membuka buku berwarna pink dengan gambar hello Kitty. Disana tertulis "Diary Lintang, sangat rahasia. Dilarang membaca" tulis Lintang di bagian sampul depan. Andre tersenyum dan menggelengkan kepalanya, lalu meletakkan kembali buku itu di tempatnya.

Karena sudah di peringatkan untuk jangan membaca, Andre tidak berani membukanya, ia menghargai privasi Lintang meskipun Lintang tidak ada disini. Andre mengambil kotak berukuran sedang berwarna pink dengan tempelan stiker berbentuk hello Kitty di berbagai sisinya. Ia membuka kotak tersebut dan ternyata berisi barang-barang yang dulu pernah dirinya dan Sulis berikan pada Lintang.

Andre mengambil Bros berwarna pink dengan bentuk kupu-kupu, ia menerawang ke peristiwa beberapa tahun lalu.

1
Hamliah Lia
mantap
Zara Rahmi
kok bisa, edannnn
Ajeng Sripungga
Luar biasa
Suci Fatana
apakah pak surya tdk curiga ya..
Ekayadi
ternyata oh ternyata umi fatiah adalah pemain juga udah pro malah
Ekayadi
apakah rumi juga salah satu dri anteknya...
Ekayadi
ternyata benar dugaan ku emang ustadz Danu ...d episode yg membahas org itu sudah mengambil rambut Surya, Doni dan Andre d situ lah hanya ad ustadz danu yg dekat dengan mereka..
arniya
luar biasa kak
arniya
sama Doni aj lintang
arniya
apa pak lurah ya??!
arniya
doni gentle dan tanggung jawab....
arniya
takut tapi penasaran
arniya
pak lurah yang pesugihan??!
Ekayadi
terkuak sudah
Ekayadi
hncur sudah perasaan orang tua mu lintang.. anak nya sibuk d gagahi sedangkan orang tuanya ketakutan
Ekayadi
bapaknya percaya bnget sama anak dan org baru itu... semoga doni gk akan mengecewakan lintang
Ekayadi
Buruk
Ekayadi
semoga aj endingnya andre dan lintang bersama
xylaa.
keren uy/Sweat/
Ekayadi
nah loh dondon ternyata ad udang di balik bakwan kannnn.... aduh lintang kelar dah lu
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!