Karena perjodohan, Rania bisa menikah dengan Adrian, pria yang menjadi cinta pertamanya. Namun sayang, pernikahan impian Rania jauh dari pernikahan yang saat ini dia jalani.
Setelah melewati dua tahun pernikahan, kekasih Adrian yang bernama Alexa kembali dari luar negeri. Itu berarti sudah tiba waktunya Rania untuk melepaskan Adrian dengan bercerai dari pria itu.
Bagaimana kehidupan Rania setelah dua tahun menikah?
Apakah dia rela melepaskan Adrian? Atau Adrian yang justru tidak rela melepaskan Rania?
Yuk ikuti ceritanya di Dua Tahun Setelah Menikah
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bunaya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 34. Tertangkap
Rasanya Rania ingin melarikan diri saja dari Harsa. Tapi dia tidak punya tempat untuk bersembunyi. Mau tidak mau dia harus bisa menghadapi kakak sahabatnya ini.
Apalagi Harsa kini membawanya ke kamar tidur. Membaringkan Rania dengan hati-hati di tempat tidur milik pria itu.
"Sudah malam, ayo tidur!" ucap Harsa setelah dia ikut berbaring disamping Rania.
Rania berbalik membelakangi Harsa. Selama Harsa menginap di kediaman Rania, mereka memang tidur satu kamar dan satu ranjang. Rania masih sering ketakutan dan terbangun. Ada Harsa disampingnya, membuat Rania merasa nyaman.
Jadi bukan sesuatu yang baru, jika malam ini Rania tidur bersama Harsa. Hanya saja pernyataan Harsa yang membuat suasana menjadi berbeda dari malam sebelumnya.
Harsa memeluk Rania dari belakang seperti biasanya. Hampir satu minggu dia menemani Rania tidur, membuatnya terbiasa memeluk Rania.
"Selamat pagi sayang." ucap Harsa mengejutkan Rania yang tengah membuatkan minuman untuk mereka bertiga.
Harsa bukan hanya menyapa, pria itu juga memeluk Rania dari belakang. Memberikan kecupan di kedua pipi Rania yang langsung bersemu merah.
Harsa semakin berani saja menunjukkan perhatiannya setelah dia mengungkapkan perasaannya.
"Bang bisa lepaskan? Ara mau menumpahkan air panas." ucap Rania meminta Harsa melepaskan pelukannya.
Bukan melepaskan, Harsa justru mengangkat Rania dan mendudukkan kekasih hatinya itu di kursi bar di depan island.
"Biar Abang saja yang menumpahkannya." ucap Harsa sambil menjepit dagu Rania dengan gemas.
Mbok Asih yang melihat pemandangan itu tersenyum senang. "Semoga saja mereka bisa bersama, aamiin." ucap mbok Asih, lalu berjalan mendekat.
"Den Harsa buat apa?" tanya mbok Asih.
"Minuman hangat untuk kita, biar semakin menghangatkan hati kita." jawab Harsa.
Mbok Asih terkekeh mendengarnya. Kekehan itu berhenti begitu ponsel milik Rania berbunyi dengan nyaring.
"Siapa yang telepon pagi-pagi begini?" tanya Harsa.
"Ibu." jawab Rania.
"Assalamualaikum Bu." ucap Rania pada ibu Saras, setelah menggeser icon berwarna hijau.
"Ra, di luar rumah sepertinya ada yang mengawasi. Ibu takut." ucap ibu Saras melaporkan setelah membalas salam dari Rania.
"Ada apa?" tanya Harsa.
"Ada yang mengintai rumah ayah." jawab Rania.
***
Sebenarnya Ansel masih ingin mengabaikan panggilan dari tuan Adnan. Namun mengingat masalah yang sedang dihadapi adiknya saat ini, Ansel memutuskan untuk menerima panggilan dari pria tua yang berstatus kakeknya.
Maka di sinilah Ansel berada saat ini, di sebuah rumah besar tempat tuan Adnan selama ini tinggal. Rumah yang sebenarnya milik Naura yang berarti sekarang seharusnya menjadi milik Ansel dan Rania. Karena rumah itu adalah peninggalan kakek buyut Ansel dan Rania, tuan Pradipta.
"Terima kasih kamu sudah mau datang, Ansel cucuku." ucap tuan Adnan menyambut kedatangan Ansel.
Tuan Adnan ingin memeluk Ansel, namun bahasa tubuh Ansel terlihat menolaknya. Kakak Rania itu hanya mengulurkan tangannya, untuk membalas sambutan selamat datang.
Meski kecewa, tuan Adnan tetap tersenyum. Lalu mata pria tua itu mencari sosok lain yang juga dia tunggu kehadirannya. Sosok yang sudah lama sekali ingin dia temui.
"Dimana Rania?" tanya tuan Adnan.
"Untuk saat ini, adikku tidak bisa ditemui dan menemui siapapun." jawab Ansel.
Ansel bisa melihat ada raut kecewa di wajah tuan Adnan mendengar jawaban darinya. Tapi Ansel tetap akan waspada. Dia belum tahu, apa maksud dan tujuan pria tua yang sudah membawa masalah pada keluarga mereka ini mengundangnya dan Rania datang ke kediaman utama Pradipta.
"Tidak apa-apa, kakek mengerti." balas tuan Adnan yang mengira Rania belum ingin bertemu dengannya.
Faktanya, Ansel tidak memberitahu Rania tentang undangan tuan Adnan pada Rania. Kakak Rania itu hanya memberitahu Aryan, Harsa dan Haris. Ketiganya sepakat, cukup Ansel saja yang datang. Mencari tahu apa yang pria tua itu inginkan. Sambil mencari tahu, mungkin tuan Adnan tahu, siapa otak dari orang-orang yang hari ini kembali melakukan demo di depan proyek perumahan milik Rania.
"Ada apa sehingga anda mengundang saya dan adik saya datang ke tempat ini?" tanya Ansel.
Tuan Adnan tidak memaksa jika Ansel belum mau memanggil dirinya dengan panggilan kakek. Bukan masalah. Yang terpenting, mereka sudah saling tahu keberadaan mereka masing-masing.
"Maaf Kakek terlambat menemukan kalian. Rahadi sangat pintar bersembunyi. Bekerja di balik layar, sehingga kakek tidak tahu keberadaan kamu dan Rania." ucap tuan Adnan.
"Apa yang anda inginkan?" tanya Ansel.
"Kakek ingin mengembalikan semua ini pada kalian."
"Tidak bisa! Papa tidak bisa melakukan itu. Rumah ini sudah menjadi milikku!" ucap Angel yang entah datang dari mana, tiba-tiba menimpali ucapan tuan Adnan.
"Apa maksud kamu Angel?" tanya tuan Adan.
"Papa pikir untuk apa aku melenyapkan Rahadi?" ucap Angel.
"Karena kamu membenci dia." jawab tuan Adnan.
"Tidak hanya itu, aku memaksanya untuk menandatangani pengalihan waris untuk rumah ini, menjadi milikku." jawan Angel.
Ansel mengepalkan tangannya. Namun dia berusaha untuk sabar. Semua yang dia bicarakan dan semua yang terjadi saat ini, semua terhubung dengan laptop milik Harsa. Dimana Aryan, Harsa, dan Haris dan juga anggota komandan Haris ikut melihat dan mendegarkan semuanya.
Ansel membawa kamera tersembunyi, mengikuti saran dari komandan Haris. Dia akan masuk ke kandang lawan, tentu saja harus berhati-hati dan berjaga-jaga jika terjadi sesuatu. Siapa sangka, pengakuan Angel, adalah bukti yang sudah lama sekali Aryan butuhkan untuk menangkap wanita itu dengan tuntutan pembunuhan terhadap ayah Rahadi.
"Angel!" ucap tuan Adnan.
Tuan Adnan tentu tahu Angel yang melenyapkan Rahadi. Namun dia menutup mata dengan kejahatan putrinya. Tuan Adnan mengira, Angel melakukan itu hanya karena cinta putrinya tak berbalas. Bukan karena ingin menguasai rumah ini.
"Kenapa Pa? Bukankah Papa juga ingin menguasai semua aset Pradipta kembali?" tanya Angel.
Ibu dari Alexa itu tertawa dengan keras, "Aku lebih cepat dari pada Papa yang terlalu banyak berpikir. Akhirnya sekarang tersingkir." ucap Angel setelah menghentikan tawanya.
Ansel memilih diam, biarkan saja Angel bicara dengan ayahnya. Semakin banyak wanita itu bicara, semakin banyak juga rahasianya terbongkar. Dan itu semua ikut didengarkan oleh yang lainnya. Dan juga sudah direkam sebagai alat bukti.
Salah satu misi Ansel datang menemui tuan Adnan adalah untuk menangkap Angel. Tanpa Angel dan tuan Adnan sadari, di luar kediaman mereka, saat ini anggota komandan Haris sudah siap untuk menangkap ibu dari Alexa itu.
"Diam di tempat dan jangan bergerak." ucap pimpinan pasukan yang ditugaskan untuk menangkap Angel.
"Ada apa ini?" tanya tuan Adnan.
"Kami menangkap Ibu Angel atas tuduhan pembu nuhan berencana terhadap bapak Rahadi." ucap pimpinan pasukan tersebut.
Tuan Adnan tidak bisa bicara apa-apa lagi. Rencananya untuk membujuk Ansel dan Rania tinggal bersamanya gagal sudah. Angel benar, dia terlalu lama berpikir, hingga akhirnya tersingkir.
Angel berontak, namun dia kalah tenaga. Wanita itu akhirnya berhasil digiring ke kantor polisi untuk mempertanggung jawabkan kesalahannya. Sementara tuan Adnan hanya bisa terdiam di tempatnya, menyaksikan putrinya dibawa anggota kepolisian.
"Ansel, dengarkan kakek." ucap tuan Adnan.
Namun, di saat yang bersamaan nyonya Alana menghubungi Ansel. Tentu saja Ansel lebih memilih menerima panggilan dari bundanya.
"Iya Bun, ada apa?" tanya Ansel.
"Bunda sudah menemukan dalang yang membuat keributan di proyek Ara." ucap nyonya Alana.
"Siapa?" tanya Ansel.
...☆☆☆...
sebab bab atas ada bagi salam
tidur satu bilik???
walaupun sakit itu bukan alasan tidur berduaan dgn lelaki
d tnggu crta slnjtnya.....ttp smngtttt.....
sehat selalu author
btw,rena ush mlai brubah kya'ny... jd lbih baik lnjutin aja prnikahan klian,sma2 bljr dr kslhan msa lalu....
bkannya bhgia,tp mlah mkan ati tiap hri....
adrian ko bs sih pnya istri ky gt????
Btw....slmt y rania....yg ni pst baby gir....