NovelToon NovelToon
IDENTITAS PALSU

IDENTITAS PALSU

Status: sedang berlangsung
Genre:Mafia / CEO / Identitas Tersembunyi
Popularitas:57k
Nilai: 4.7
Nama Author: Emily

Gwen Itzayana 27 tahun, gadis cantik yang berprofesi sebagai pengacara muda di kota New York. Harus berurusan dengan kartel narkoba di Meksiko setelah ayahnya seorang polisi yang sedang menyamar di dalam organisasi itu.
Penyamaran Eduardo berhasil di ketahui anggota kartel, menyebabkan pria itu di bunuh secara kejam.

Gwen menangisi kepergian Eduardo, hingga gadis itu nekat bertolak ke Meksiko dan menyusup ke dalam organisasi yang paling di takuti seantero negeri Sombrero tersebut.

Bagaimana nasib Gwen, mampukah ia bertahan hidup di antara penjahat-penjahat kejam itu. Apakah penyamaran nya akan di ketahui?

Terlebih Gwen di hadapkan pada pimpinan kartel di luar dugaannya. Apakah itu?

Ikuti kelanjutan kisah ini ya. Jangan lupa tinggalkan jejak kalian setelah membaca 🙏🏻

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Emily, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

TEMAN BICARA

Gwen duduk di samping Rafael.

"Maria memasak Sopa de lima. Tapi aku mengurangi cabe nya. Kamu sedang masa pemulihan tidak baik jika makan yang pedas-pedas", ujar Gwen menyuapkan soup yang ayam yang seharusnya di hidangkan pedas, tapi di buat dengan rasa gurih.

"Bagaimana enak tidak?", tanya Gwen menatap Rafael yang tidak banyak bicara namun sekali bicara selalu ketus.

"Iya. Tapi aku suka yang pedas".

"Saat kamu sudah sehat aku akan membuat yang pedas", ucap Gwen tersenyum.

"Memangnya kamu bisa memasak?", tanya Rafael sangsi pada kemampuan masak Gwen

"Jadi kamu meragukan keahlian ku memasak, Rafa? Tentu saja aku bisa melakukannya. Aku tinggal sendirian, di waktu senggang aku lebih suka memasak dan membaca buku", jawab Gwen kembali menyuapkan sop ke mulut Rafael.

"Selain berprofesi sebagai pengacara apa saja yang kamu lakukan di New York? Apa kamu sudah menikah? Atau memiliki kekasih?".

"Aku tidak akan membicarakan urusan pribadi ku. Tapi aku akan memberi tahu mu bahwa aku masih lajang", jawab Gwen.

Rafael menganggukkan kepalanya.

"Aku menjalankan kantor pengacara yang aku dirikan beberapa tahun yang lalu. Sekarang cukup terkenal, karena berhasil memenangkan beberapa kasus penting dalam dua tahun belakangan ini. Tapi sejak enam bulan yang lalu kantor lawyer ku di jalankan pengacara-pengacara lainnya. Karena aku bertekad menemukan pembunuh papa ku", jawab Gwen jujur.

"Pantas saja kamu selalu banyak bicara, pengacara adalah profesi yang cocok dengan mu. Sepertinya aku berminat memakai jasa pengacara mu di perusahaan ku. Kau cukup meyakinkan".

Gwen melebarkan kedua matanya. "Aku akan mempertimbangkan tawaran mu tuan Rafael. Banyak advokat pilihan di tempat ku, aku akan merekomendasikan nya pada mu".

"Siapa bilang aku menginginkan pengacara lain. Yang aku inginkan kamu Gwen. Bukan pengacara yang belum jelas kemahiran nya memenangkan kasus", ujar Rafael sambil mengusap bibirnya dengan tissue setelah menghabiskan makanannya.

"Kalau itu, aku harus mengatur schedule dulu. Karena perusahaan mu berada di kota Mexico kan?".

"Apa kau meminta ku mengirim surat secara resmi padamu?"

Gwen memindahkan meja makan mungil itu ke atas meja sofa. Ia mengambil obat dan air putih. Memberikan tiga tablet pada Rafael yang menelannya satu persatu.

Gwen kembali menyandarkan punggungnya di samping Rafael.

"Aku yakin tentunya banyak pengacara-pengacara hebat di Mexico. Kenapa kamu membutuhkan yang lainnya lagi?".

 "Setelah keadaan mu membaik aku akan kembali ke New York. Sudah tidak ada kepentingan lagi aku berada di sini".

Perkataan Gwen membuat raut wajah Rafael seketika berubah. Laki-laki itu menyugar rambutnya.

"Tapi kau belum menemukan pembunuh papa mu".

"Iya. Tapi nyatanya aku cukup lelah mencarinya. Sudah enam bulan waktu ku terbuang percuma tanpa hasil apapun. Bahkan berakhir seperti ini, aku melukai mu yang tidak terlibat atas kematian papa. Aku bekerja sendiri. Sekarang aku bingung memulai dari mana lagi", ujar Gwen tersenyum miris.

Keduanya sama-sama diam tidak ada yang bicara. Menit berikutnya..

"Bagaimana kalau aku membantu mu? Kita bisa sama-sama mencari pembunuh ayah mu, Gwen", ujar Rafael beberapa menit kemudian.

"Bisa jadi salah di antara mereka orang yang sama membunuh orang tua ku". Rafael mengepalkan kedua tangannya.

"Sejujurnya aku tersiksa dengan dendam yang aku rasakan ini. Sudah dua puluh lima tahun lamanya pembantaian itu. Namun belum juga aku menemukan orang-orang itu".

"Sebelum papa mu terbunuh, ia memberi tahu beberapa nama aparat yang dia curigai terlibat bisnis kotor. Orang-orang ku sudah menyelusuri nama-nama yang di berikan Eduardo, mereka tidak terlibat pembunuhan orang tua ku".

"Orang ini sangat halus. Ia menutup rapat jati dirinya. Tapi aku percaya akan menemukan bajingan itu. Bisa jadi ia berlagak sebagai dewa tanpa cacat, polisi baik tanpa tercela. Namun di balik itu semua ada raga lain dalam dirinya, penjahat kelas kakap yang melakukan kejahatan di wujud malaikat yang selalu ia tampilkan", ujar Rafael menduga-duga.

 Gwen menyerap semua perkataan Rafael. "Aku akan mengatakan pada paman Rodriguez–".

"No. Tentu saja itu bukan ide yang baik. Jangan libatkan orang lain dalam hal seperti ini Gwen. Aku ingatkan pada mu. Bisa jadi orang yang kamu percaya dan baik pada mu lah pelakunya".

"Tapi paman Rodriguez teman baik papa ku, Rafa. Aku percaya padanya. Bahkan ia yang melatih ku sebelum aku menyusup ke tempat mu.

"Berdasarkan keterangan anak buahnya mengatakan orang-orang La Quintana yang telah membunuh papa ku, Rafa. Ucapannya sama dengan keterangan yang di berikan polisi wilayah Bacalar pada keluarga papa".

Gwen menolehkan wajahnya menatap Rafael yang terlihat sedang berpikir.

"Apa kamu punya foto paman Rodriguez mu itu? Berikan pada ku–"

"Kau ini...Bagaimana aku bisa memperlihatkan foto nya padamu sementara aku tidak memiliki handphone", jawab Gwen cepat.

Mendengar perkataan Gwen, tiba-tiba Rafael membuka laci nakas. Ia mengambil sebuah kotak handphone keluaran terbaru.

 "Ambilah untuk mu. Nomor itu aman, tidak akan bisa di lacak siapa pun. Tapi aku memintamu tidak memberitahu keberadaan mu pada siapapun termasuk pada kekasihmu ataupun paman Rodriguez mu itu, Gwen", ujar Rafael memberi peringatan pada gadis itu.

Gwen mengambilnya. "Aku mengerti, rahasia kalian aman di tangan ku. Kau bisa mengambil upah ku selama bekerja di sini untuk membayar handphone ini. Karena aku membutuhkan nya untuk menghubungi kantor ku dan menghubungi seseorang", ujar Gwen.

Rafael menolehkan wajahnya menatap Gwen yang duduk di sampingnya. "Seseorang? Apa dia begitu spesial? Kekasih mu?".

Gwen melebarkan kedua matanya seraya mengangkat bahunya. "Bibi Lupita, adik papa ku yang berada di desa Bacalar, juga keluarga mama yang ada di New York. Mereka pasti mengkuatirkan aku, Rafa", jawab Gwen.

Keduanya menghabiskan waktu dengan banyak cerita. Hingga Gwen tertidur di tempat tidur yang sama dengan Rafael.

"Ternyata dia akan diam dengan sendirinya saat tertidur begini. Aku tahu kamu pasti lelah, Gwen", ucap Rafael memperhatikan detail wajah cantik Gwen sambil menyematkan anak rambutnya kebelakang telinga. Jemari Rafael mengusap lembut wajah itu dengan punggung tangannya.

"Sejak awal aku sudah tahu, kamu berbeda. Tidak seperti gadis jalanan pada umumnya. Kamu berkulit bersih dan terawat. Ternyata dugaan ku benar".

"Aku akan membantu mu menemukan pembunuh ayah mu, Gwen. Aku tidak habis pikir kau nekat begini, sampai-sampai menyamar menjadi penghubung. Melakukan hal yang sungguh berbahaya", ucap Rafael mengusap rambut Gwen.

Rafael menyandarkan kepalanya menatap langit-langit kamarnya berwarna putih bersih.

"Paman Eduardo... sekarang putri mu ada bersama ku. Ia aman sekarang. Sejujurnya aku masih tidak percaya, Gwen adalah putri mu. Ternyata kamu benar mengatakan anak mu cantik. Ia sungguh cantik", ujar Rafael bergumam.

Kemudian mengusap wajahnya.

"Tapi maafkan aku, sepertinya aku tidak akan membiarkan ia kembali ke New York. Maafkan aku, Eduardo..."

...***...

To be continue

1
Aan Andriyani
bagus bgt dan mudah do mengerti
ayudya
author kapan up nya.
gia nasgia
Ternyata jodohnya Gwen hanya lima langkah 😂
Juwita Eli
mn blm update
Vanni Sr
setelh sekian purnama up jg tp cm 1 😌
Juwita Eli
update lagi
Juwita Eli
Alhamdulillah update lagi setelah itu tau aku mah nunggu tiap hari
Mutia 1964
Tks udah up Thor, tetap semangat, walau cm 1 bab../Good/
kyo
semangatnya thor, jgn lama² nnti lupa alurnya thor
Arik
semangat Thor 💪
Dinda Wei
Akhirnya up lagi 🙏🏻
Hm... sepertinya ada yg bakal di halalin ini mah /Grin/
Delyana.P
Kalau tetangaan begitu kehabisan garem bisa minta yak /Tongue//Facepalm/
yumna
setlah sxan lma ka athr up lgi....takdir xan ternyata tinggal d tempat yg sma d new york
Amelia
Benar Rafael, takdir ya nggak /Grin/ Ternyata tetanggaan kalian wkwk
Amelia
Kak Emily kangennya. Semangat
Brigitha
akhrnya maaciih up nya thor
ayudya
akhirnya, muncul juga, semangat ya.
Mila Milo
akhirnya setelah sekian purnama up jga
ayudya
aku bolak- balik nunggu up nya ne.
ayudya: maksih ya author, semangat selalu.
Emily: Nanti malam ya
total 2 replies
gia nasgia
Next
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!