Cerita romansa mantan kekasih yang masih terhubung meski hubungan keduanya telah kandas. Akankah kebersamaan mereka sejalan atau hanya kenangan? Akankah berakhir di pernikahan atau datang sebagai tamu undangan?
Inilah cerita tentang kisah klise Regan dan Nahla. Dua manusia yang dipertemukan di bumi.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Itsmeriseee, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Masih ada kamu
Regan membeli berbagai jenis makanan siap saji kemudian mencari tempat yang nyaman untuk makan agar tidak terlihat dari jangkauan manusia di bumi. Ada sebuah tempat favoritnya yang semua orang tidak tahu termasuk teman terdekatnya.
Hanya Nahla yang Regan bawa kesana. Memasuki jalan sempit yang hanya muat untuk satu mobil. Dengan jalanan menanjak di kelilingi pohon-pohon menjulang ke atas. Tidak ada penerangan kecuali lampu mobil. Entah kenapa Nahla tidak takut, mungkin jika pria lain yang membawanya ke tempat seperti ini Nahla lebih baik loncat dari mobil. Namun ia duduk dengan tenang sambil makan kentang goreng yang Regan beli.
Seperti mengitari perbukitan, kini tiba di paling atas perjalanan. Regan menarik rem tangan, ia turun dari mobil lalu membuka gerbang tinggi dan kembali masuk ke mobil memasuki perkarangan yang luas.
Melalui lampu sorot mobil, Nahla bisa melihat sebuah rumah yang dindingnya di dominasi kaca dan juga kayu. Sangat aesthetic meski belum ada pencahayaan sama sekali.
"Turun." Regan membuka pintu mobil, kemudian berjalan menaiki tiga anak tangga untuk membuka pintu. Nahla masih berdiri di halaman yang di tumbuhi oleh rerumputan. Mendongak ke atas melihat bulan yang sepertinya bisa ia gapai. Nahla penasaran ia berada di ketinggian berapa.
Tidak lama kemudian semua pencahayaan menyala membuat Nahla menoleh dengan takjub. Lampu gantung yang berada di halaman membuat taman semakin sempurna.
Nahla berjalan ke depan, melihat ibu kota dari ketinggian. Ia berdecak kagum dengan pemandangannya malam. Bagaimana bisa Regan menemukan tempat seperti ini.
"Keren, kan?" Regan duduk di kursi santai, tersenyum kecil.
Nahla mengangguk. "Tempat apa ini? Villa?"
Regan melepas jaket lalu ia lempar ke pangkuan Nahla. "Em, villa milik keluarga gue. Rencananya mau di buka tahun lalu, tapi nggak jadi karena keluarga gue suka nginep di sini."
Nahla memakai jaket Regan dan duduk di samping pria itu menikmati malam. "Pemandangannya bagus,"
Regan kemudian mengeluarkan makanan yang ia beli ke meja. Menggigit burger karena perutnya sudah kelaparan. "Makan, Na," katanya menawarkan.
Nahla mengangguk.
Keheningan terjadi di antara keduanya, Regan sibuk menghabiskan makanan sedangkan Nahla mengabadikan pemandangan melalui layar handphone.
Nahla merebahkan punggungnya ke sandaran kursi. Melipat kedua tangan di dada. "Alister punya pacar nggak?"
Sontak Regan menoleh dengan kening berkerut. Ia baru saja selesai makan dan kini sedang duduk santai. "Banyak, kenapa?"
Nahla mengangguk-anggukkan kepala pelan. "Kayaknya dia baik,"
Regan tertawa kecil. "Dia baik ke semua orang, jadi nggak usah baper,"
"Bukan gue." Kata Nahla sinis.
"Terus?"
"Tadinya mau gue jodohin sama temen gue, Zoya. Tapi kayaknya nggak cocok. Alister punya tipe cewek dengan standar tinggi, sedangkan teman gue hanya cewek biasa,"
Regan tidak menanggapi, apa yang dikatakan Nahla benar. Regan saja sebagai sahabatnya tidak ingin ikut campur dalam urusan percintaan Alister yang rumit.
"Pacar lo? Serius lo punya pacar?"
"Gue LDR," tidak tahu dari mana kebohongan di mulai namun Nahla tidak ingin mengakhirinya. Ia handal dalam mengarang cerita.
"Oh." Hanya itu tanggapan Regan kemudian memalingkan wajahnya ke depan. "Mungkin dia yang terbaik buat lo,"
"Lo sendiri? Acara tunangan lo gimana?"
Regan membasahi bibirnya, bola matanya bergerak ke kanan kiri seolah memikirkan sesuatu. "Lanjut,"
"Sukses buat acaranya,"
Suasana kembali hening. Sibuk dengan kegiatan masing-masing. Ada sesuatu yang terlintas di otak Regan, ia berkata. "Apa yang lo fikirkan tentang gue sekarang?"
Nahla menoleh. "Lo?" Nahla berpikir sebentar kemudian menjawab. "Pacar orang."
"Selain itu?"
"Nggak ada, lo berharap apa?"
"Lo serius punya pacar?" Tanya Regan, kali ini menatap tajam Nahla seolah mencari kebohongan.
"Kenapa lo nggak percaya?"
"Karena dimata lo masih ada gue."
Nahla terdiam. Tangannya mengepal kuat agar tidak goyah dengan tatapan maupun kata dari Regan saat ini. Nahla tidak boleh jatuh, jika ia ingin hidup maka harus melewati rasa sakitnya.
"Kenapa lo terlalu percaya diri?" Nahla membuang pandangan ke depan. "Lo memang pernah ada,"
Regan ikut menghadap depan. "Gue tau lo itu gimana,"
"Regan," panggil Nahla pelan. Bulu mata lentiknya terbuka dan tertutup pelan. Bibirnya tersenyum kecil. "Gue bukan Nahla yang dulu. Semua orang berubah, termasuk lo. Kita punya jalan dan tujuan tersendiri. Mungkin dulu sama, kini berbeda. Gue sudah berdamai dengan masa lalu. Hubungan apa yang pernah kita jalin, akan gue bungkus rapat."
Regan diam lama. "Sudah malam, gue antar lo pulang."
semangat terus mami
migel masih buat q gamon btw 🤣
saranghae 🫶
hahaha ngadi2 si regan...