Cincin Ruang Pengubah Takdir

Sebastian terkejut, mendengar ucapan Anabelle, dan bukti yang di berikan oleh Anabelle.

"Kembali ke masa kini.

Anabelle dan Alexandra, kini sedang berada di Mall Ciputra Grogol Jakarta Barat.

Mereka sedang berkeliling, dengan gaya kasual, tidak mencerminkan orang memiliki kekayaan selangit, orang hanya terkesan bahwa Anabelle dan Alexandra adalah anak orang kaya saja.

Anabelle tersenyum melihat Brendan yang sedang bersama seorang gadis, dan belakang mereka ada sepasang pria dan wanita paruh baya.

"Halo Tuan Muda Brendan Stamford, apa kabar kamu, lama tak bertemu, sapa Anabelle.

"Apa maumu, ucap Brendan

"Saya hanya bertanya kabarmu saja, tapi sudahlah, ku lihat kamu baik-baik saja, jadi maaf mengganggu anda Tuan Muda.

"Tapi Kenapa dengan tanganmu, apa masih sakit hingga masih di gantung seperti itu, ucap Anabelle sok prihatin.

"Pergi kamu, sejak ketemu kamu hidupku jadi sial, umpat Brendan.

"Oh maaf Tuan Muda, justru saya yang hidupnya terganggu, aku sudah meminta maaf tapi kamu terlalu arogan dan angkuh, bahkan kamu menculik ku, makanya saya dengar kamu celaka, ya saya bersyukur, karena pengganggu sudah tidak ada lagi, sekarang siapa lebih buruk, kamu atau saya, Ucap Anabelle.

"Awas kamu, setelah aku sembuh, aku akan mematahkan tanganmu, ancam Brendan.

"Menangnya kamu punya obat untuk menyambung tulang patah dengan sempurna, tapi saya punya dan khusus untukmu ajai menjualnya seharga 10 triliun per butir.

"Hahahaha omong kosong apa yang kamu bicarakan, seorang dokter ortopedi memang mengatakan, ada seorang pasien nya, lumpuh tulang punggung, hanya sekali minum Pill itu, pasien itu sembuh.

Pasien itu berkata, Pill di berikan secara gratis, asal saya mau tinggalkan segala sifat jahat saya dan mohon ampun kepada ibuku, kini aku bahagia, aku disayang ibuku, dan aku sembuh, itulah pernyataan dari pasien.

'Hahaha, nama gadis itu Ivone, aku saja hampir tiap hari berbalas WA dengan nya, mungkin akan masuk kuliah tahun ini, ucap Anabelle.

"Asal saja kalau ngomong, ucap Brendan.

"Baiklah, hari ini ku tawarkan 10 triliun tapi tapi kamu tidak percaya, dan jika omongan ki terbukti, dan kamu butuh obatnya, aku kasih harga 25 triliun hanya Pill saja, sedangkan pasangan, yaitu serum, 10 triliun.

Silahkan hidup dengan tangan cacat, dokter manapun di dunia ini, tidak akan mampu menyembuhkan tanganmu, bye... Bye, ucap Anabelle dan langsung beranjak.

"Dasar gadis gila, mau menipuku agar bisa kaya, batin Brendan.

Tapi belum selesai dia mengumpat, dia melihat seorang gadis yang sangat dia kenal, sedang berbicara dengan Anabelle.

Gadis itu salah satu korban Brendan, bahkan gadis itu, di patahkan kaki dan tangan nya, kini gadis terlihat cantik dan jelas tidak cacat lagi.

"Hay Margaret, kapan kamu sembuh, tanya Brendan.

"Sebulan lalu, sebelum ujian semester, kenapa apa kamu berharap agar aku tetap cacat dan tidak punyaaaa depan.

Semester ini saya sudah mulai kuliah, tapi kayaknya kamu yang cacat sekarang, puji yang maha kuasa, ternyata hukum tabur ruai cepat juga berlakunya kepadamu, ucap Margaret.

"Kamu ke dokter mana, dan berapa biayanya, hingga bisa sembuh dengan sempurna, tanya Brendan.

"Hahahaha, menangnya jika saya dokter apakah operasi patah tulang bisa sesempurna ini, dan aku tidak menjalani operasi rekonstruksi tulang, dan proses nya hanya 2 jam dan gratis.

Padahal aku hanya mendengar cerita dari seorang gadis bernama Ivone, bahwa dia di berikan Pill ajaib hingga penyakit lumpuh tulang punggung, pulih 100% tanpa operasi, dan saya juga sudah berteman dengannya, ucap Margaret.

"Tolong beritahu aku, dimana aku bisa bertemu dengan orang dengan orang yang menjual Pill itu,tanya Brendan penuh harap.

"Hahahaha tadi katanya sudah di tawarkan kepadamu 10 triliun, itu karena kamu orang jahat, tapi kamu tidak percaya, ucap Margaret.

"Ayo Anabelle, kakak traktir makan red Velvet, tolong jangan menolak niat ku,

Alexandra juga jangan menolaknya, ucap Margaret, tak peduli ada Brendan di situ.

Margaret adalah anak kedua dari Pemilik kebun Teh terbesar di Indonesia, dari kecil tinggal di perkebunan, membentuknya menjadi gadis yang sederhana.

Dia seangkatan dengan dan sekelas dengan Brendan, hanya karena dia membantah omongan Brendan yang tak masuk akal, hingga dia di perlakukan seperti itu.

Pihak keluarga Brendan memberikan kompensasi 25 triliun buat Margaret, agar esi cacat tapi masih bisa hidup dengan baik.

"Margaret, kamu sudah sembuh, jadi kembalikan uang kami, 10 triliun saja, ucap Brendan tidak tahu malu.

"Boleh tidak apa-apa, seluruh bukti, foto dan videonya bahkan beredar di website kampus, saya akan buka kembali kasus ini, toh hingga saat ini, surat pernyataan kompensasi kalian masih ku simpan.

Dalam surat kalian, jelas menjelaskan tujuan kompensasi itu, aku terima uang kalian karena aku juga berpikir, kamu di hukum mati pun, aku akan tetap cacat, jadi mending aku ambil uangnya dan berobat serta nikmati hidup.

Ternyata sekarang kamu mau ambil, 1000% saya ikhlas mengembalikannya, saya juga membuka kasus ini kembali, ucap Margaret.

"Jangan berdebat dengan orang orang sombong ini, mending kita pergi dari sini ke kafe yang jual red Velvet, ucap Anabelle.

"Hancur pun tulang mu, tidak akan membuat ku kasihan sama kamu, Pill milik saya, tidak untuk jual, ucap Anabelle kepada Brendan lalu berlalu.

"Hahahaha, jangan bermimpi di siang bolong untuk jadi orang kaya, ejek Brendan.

"Baiiklah, permisi Tuan muda Brendan Stamford, balas Anabelle

"Manusia itu sombongnya sudah sampai ke taraf yang tak terukur, ucap Alexandra.

"Betul itu kak, itu karena dia merasa keluarganya adalah yang terkaya se-Indonesia, timpal Anabelle.

Hari itu mereka tutup dengan penuh keceriaan, Alexandra sangat bahagia melihat adiknya yang tersenyum lepas, begitu juga teman baru mereka Margaret yang awal pertemuan dengan Anabelle adalah wanita yang sudah putus asa, yang akhirnya di berikan kesempatan kedua untuk menjadi normal kembali.

Sedangkan Brendan hanya mengumpat, keangkuhan dan arogansinya telah menutup akal sehatnya, masih untung Anabelle menawarkan Pill ajaib kepadanya, tapi karena standar penilaian yang terlalu tinggi, membuatnya melewati kesempatan berharganya.

Alexandra akhirnya kembali ke Australia untuk melanjutkan Pendidikannya dan juga membantu keluarga angkatnya di Perusahaan, Bahkan Mereka sudah membuat anak Perusahaan untuk import Daging sapi dan barang lain dari Australia.

Hari ini, Adalah hari pertama untuk Semester 3, dengan mengendarai Scoopy nya dia membelah jalanan Jakarta, setahun berkuliah, sama sekali Anabelle tak memiliki teman akrab, yang ada hanya sekedar saya halo, karena berada di kelas yang sama.

Anabelle yang sudah terbiasa tak memiliki teman, tak pernah merasa diri terasingkan, dia hanya ingin belajar, agar dia mampu memimpin seluruh Perusahaan miliknya.

Tanpa sengaja, Anabelle melihat Brendan, dia kaget sebenarnya, karena Brendan telah telah di keluarkan dari kampus ini, tapi kenapa bisa berada di sini lagi .