NovelToon NovelToon
Dewa Petir Kehancuran

Dewa Petir Kehancuran

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Budidaya dan Peningkatan / Perperangan / Balas dendam dan Kelahiran Kembali
Popularitas:263.6k
Nilai: 4.8
Nama Author: Jago

Di sebuah keluarga kultivator hidup anak bernama Lei Nan, meskipun dirinya dulu di agung-agungkan sebagai seorang jenius, namun terjadi kecelakaan yang membuat lenganya lumpuh, karena hal itu dirinya menjadi bahan cemohan di keluarganya, tapi hal itu berubah ketika dirinya tidak sengaja tersambar petir yang langsung mengubah hidupnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Jago, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Lembah Petir

Saat berjalan-jalan, Lei Nan tidak menyadari bahwa ia sudah berada di daerah yang sepi, jauh dari pemukiman penduduk, tepatnya dekat dengan tembok kota Dimana disana hanya ada pemukiman yang sudah di tingalkan karena kejadian satu tahun lalu.

"Ais... aku tidak menyadari jika sudah sampai di sini saja," ucap Lei Nan mengingat tempat ini.

Tiba-tiba, sebuah suara misterius terdengar dari kegelapan, "Hihihi, aku tidak menyangka dirimu akan berjalan ke arah kematianmu sendiri."

Lei Nan terkejut dan mencari-cari sumber suara itu,"Siapa!" teriaknya dengan panik, matanya menyapu sekeliling.

Dari bayangan gelap muncul sosok kurus dengan topeng hitam menghiasi wajahnya, dan di bajunya terukir gambar tengkorak bertanduk. Benar orang itu tidak lain pembunuh dari Iblis Surgawi.

"Siapa dirimu?" tanya Lei Nan dengan waspada, mencoba menilai situasi.

"Hihihi, aku hanya orang lewat," jawab orang itu sambil mengeluarkan pedang dari balik bajunya, membuat niatnya yang jahat semakin jelas.

Melihat senjata tersebut, Lei Nan tahu bahwa orang di depannya bermaksud buruk kepadanya. Segera ia berbalik dan berlari, memanfaatkan

kultivasinya yang berada di ranah Penyerapan Energi tahap delapan yang masih ada. Meskipun kedua lengannya lumpuh, kekuatannya masih cukup untuk membuatnya bergerak dengan cepat.

Dengan kecepatan luar biasa, Lei Nan berlari menuju tembok kota, mencoba menghindari serangan pedang dari pembunuh itu. Namun, serangan terakhir dari pembunuh itu berhasil menyabet punggung Lei Nan, membuatnya terjatuh dengan keras ke tanah.

"Sial, kenapa ada pembunuh yang mengejarku," batin Lei Nan sambil menahan rasa sakit. Dagu Lei Nan berdarah karena terjatuh, tetapi ia tidak memperdulikan itu dan segera mencoba bangkit kembali.

Ketika ia melihat ke depan, matanya menangkap sebuah lubang kecil di tembok kota, tempat dimana keluarnya air. Dengan cepat, Lei Nan merangkak menuju lubang itu, meskipun ukurannya lebih kecil dari tubuhnya.

"Akh, sial, lubang ini sangat kecil, ini pilihan terakhirku,ark..." gumam Lei Nan sambil berusaha mendorong tubuhnya melalui lubang yang sempit itu.

Tak!

Dengan dorongan kuat, bahu Lei Nan patah, namun ia tidak menunjukkan tanda-tanda putus asa. Terus berjuang, akhirnya Lei Nan berhasil keluar dari lubang itu, meskipun pembunuh yang mengejarnya masih mengejarnya.

"Hihihi, ini sangat menarik, aku tidak sabar mengacak-ngacak isi perutmu," ucap pembunuh itu sambil menjilat pedangnya.

Di Kejauhan Lei Nan melihat sebuah hutan yang tak jauh dari kota, dengan cepat dirinya segera menuju kesana untuk bersembunyi dari kejaran pembunuh, namun dirinya tidak menyadari jika itu akan mempermudah pembunuh mengejarnya.

"Huf, huf, sial, aku harus cepat menjauh dari pembunuh itu," ucap Lei Nan sambil berlari menuju hutan yang lebat di dekat kota.

Namun, saat berlari, tiba-tiba sebuah pedang terbang ke arahnya, mengarah langsung ke kepalanya. Namun Lei Nan, dengan ketajaman insting seorang kultivator tahap Penyerapan Energi, mampu memiringkan kepalanya tepat waktu, menghindari serangan mematikan itu.

Namun, gerakan mendadaknya membuatnya kehilangan keseimbangan dan terjatuh ke tanah.

"Akh.., Sial kenapa aku harus jatuh saat ini."batin Lei Nan berusaha bangkit kembali.

Di depannya, ia melihat sebuah pintu masuk lembah yang penuh dengan awan petir yang mengerikan, berkilat-kilat dengan energi yang menakutkan.

Dengan napas tersengal-sengal, Lei Nan menyadari bahwa ia telah memasuki wilayah yang dikenal dengan nama Lembah Petir.

Lembah Petir adalah area terlarang yang bahkan seorang kultivator ranah Pembentukan Akar Suci akhir tidak berani memasukinya, karena dahulu kala ada cerita jika ada seseorang yang berada di ranah inti emas yang memasukinya dan sampai sekarang tidak pernah teerdengar lagi kabarnya apakah kultivator itu mati atau mungkin masih hidup.

Lembah petir juga merupakan salah satu area terlarang di kekaisaran Qin, yang dahulu kala banyak kultivator kuat yang merebutkan tempat itu sampai ada seorang kultivaor kuat yang menghancurkan segala kekuatan yang menginginkan tempat itu, bekas dari pertempuran itu bisa di lihat dimana awan petir yang sampai sekarang tidak pernah hilang meskipun kejadiann itu sudag 1000 tahun yang lalu.

"Hihihi, akhirnya aku mendapatkanmu. Cukup sampai di sini bermain-mainnya," suara pembunuh itu terdengar semakin dekat, disertai dengan langkah-langkah yang mengancam.

Lei Nan berdiri dan berlari ke arah lembah, mengetahui bahwa ini mungkin satu-satunya kesempatan untuk menyelamatkan diri.

Pembunuh itu tidak ketinggalan, dengan pedangnya yang memancarkan cahaya gelap, mengejar Lei Nan dengan penuh keganasan.

Lembah itu tampak seperti tempat yang tidak ramah bagi siapapun yang memasukinya. Tebing-tebing curam mengelilinginya, dan langit di atasnya dipenuhi dengan awan gelap yang terus-menerus menggelegar dengan petir. Namun, Lei Nan tidak memiliki pilihan lain. Dengan sekuat tenaga, ia mencoba mendaki bukit kecil yang berada di lembah itu.

"Nak, sudah cukup kau berlari," suara pembunuh itu terdengar marah saat tiba-tiba muncul di belakang Lei Nan.

Lei Nan berbalik, mundur dengan hati-hati, namun tidak menyadari bahwa di belakangnya ada anak tangga yang membuatnya tersandung dan jatuh. Ia mencoba mendorong tubuhnya mundur dengan kakinya, sampai ia tidak menyadari bahwa dirinya telah berada di tengah-tengah altar.

"Hihihi, kasihan sekali dirimu bocah," kata pembunuh itu sambil mengangkat pedangnya, siap untuk menghabisi Lei Nan.

Lei Nan, dengan napas terengah-engah dan tubuh penuh luka, masih memiliki kekuatan untuk bertanya, "Sebenarnya, siapa yang memberikan perintah untukmu?" teriaknya dengan suara serak.

Pembunuh itu hanya tertawa kecil, lalu memiringkan kepalanya dan melepaskan topengnya, menampilkan wajah yang penuh dengan senyum menyeramkan.

"Hihihi, dirimu tidak menyadari jika keluargamu sendiri yang menginginkan hidupmu," ucapnya dengan nada puas.

"Apa?! Siapa yang sebenci itu kepadaku? Jangan-jangan..." batin Lei Nan, mulai menyusun potongan-potongan puzzle yang tersebar dalam benaknya.

Sambil mundur ke belakang, ia terus mencoba menghindar dari pembunuh itu.

Pembunuh itu, merasa permainannya sudah cukup, mengayunkan pedangnya dengan ganas. Mengarah lansung ke perut Lei Nan.

Jleb!

“Hihihi, lihatlah semua maha karya ini.”ucap Pembunuh itu dengan senyum seramnya.

Namun yang tidak di sadari pembunuh itu darah Lie Nan yang menetes dari tubuhnya mulai menggenangi altar tempat ia terbaring, segera altar itu bergetar dengan keras.

"Apa yang terjadi?" suara pembunuh itu tiba-tiba berubah menjadi ketakutan ketika altar di bawah Lei Nan mulai bergetar hebat.

DUAR!

DUAR!

Petir yang menyambar-nyambar mulai memusatkan energinya di atas altar.

Gumpalan awan hitam pekat yang dipenuhi petir hitam dan merah berkumpul di atas mereka, menciptakan pemandangan yang sangat menakutkan.

"Sial, kenapa tubuhku tidak bisa digerakkan?" ucap pembunuh itu dengan gemetar, tubuhnya terpaku oleh ketakutan yang mendalam.

DUAR!

DUAR!

Petir dari awan di atas altar dengan cepat menyambar tubuh Lei Nan. Cahaya menyilaukan menghancurkan tubuhnya, namun seketika tubuh Lei Nan muncul kembali, dengan kedua lengannya kini ditutupi tato rumit yang memancarkan Cahaya merah dan hitam yang misterius.

"Apa yang terjadi dengan bocah ini?" pembunuh itu tergagap, ketakutan melandanya semakin dalam.

Tubuh Lei Nan perlahan terangkat ke udara, rambut hitam legamnya berkibar tertiup angin. Matanya terbuka dan memancarkan cahaya merah yang mengintimidasi. Dengan tatapan dingin, ia mengangkat tangannya mengarah ke pembunuh itu.

Dengan satu gerakan cengkram, tiba-tiba tubuh pembunuh itu terpelintir hebat.

KRAK!

KRAK!

KRAK!

"Aaaah! Cepat bunuh aku!" jerit pembunuh itu, meringis

kesakitan saat tulang-tulangnya hancur perlahan, mulai dari kaki hingga ke tubuhnya.

Lei Nan hanya berdiri diam, dengan tatapan dingin, membiarkan proses penghancuran itu berlangsung. Tubuh pembunuh itu terus hancur, sampai akhirnya mencapai lehernya.

DUAR!

Petir meledakkan kepala pembunuh itu, menghancurkannya seketika. Lei Nan menatap kosong, perlahan-lahan matanya kembali normal. Awan gelap yang mengelilingi altar mulai berangsur menghilang.

Tubuh Lei Nan akhirnya jatuh ke tanah, pingsan di atas altar yang kini dipenuhi dengan bekas pertempuran. Di atas altar itu, ia terbaring tak sadarkan diri, dengan tubuh yang telah diberkahi kekuatan misterius yang baru.

Hanya waktu yang akan menjawab bagaimana nasib Lei Nan selanjutnya, dan kekuatan apa yang kini tertanam dalam dirinya.

...Ilustrasi pembunuh Iblis Surgawi...

1
Derajat
Apakah Ada hub dg Aliran hitam yg mulai bergerak
bogel
teyuuuz
bogel
lanjuuuut
@ᴛᴇᴘᴀsᴀʟɪʀᴀ ✿◉●•◦
Iyeeeees
Derajat
Bocah Nakal... bagaimana tidak Hanton berpakaian seperti Biksu tapi suka Mabuk kepayang
bogel
gasss
bogel
tooop
algore
joz
algore
jos
@ᴛᴇᴘᴀsᴀʟɪʀᴀ ✿◉●•◦
Iyeeeees
Derajat
Naga laut
Di AZ
Luar biasa
@ᴛᴇᴘᴀsᴀʟɪʀᴀ ✿◉●•◦
Yuhuuuuu
Derajat
Alur yang bagus... dan ceritanya cukup Seru 🙏
algore
joz
algore
jos
bogel
gasss
bogel
toppp
@ᴛᴇᴘᴀsᴀʟɪʀᴀ ✿◉●•◦
Yuhuuuuu
Yogi Yogi
semua ilustrasi ini seolah olah semua wajah mirip perempuan. bentuk dagunya lancip.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!