2124/12/5 Bumi dilanda akan kehancuran, akibat polusi beracun dan kemarau panjang. Membuat 76% populasi manusia musnah dalam beberapa tahun saja
Akhirnya, manusia yang masih hidup membuat rancangan pesawat luar angkasa untuk bisa meninggalkan bumi dan mencari planet dengan kemungkinan kehidupan yang lebih baik
Tapi mereka tidak tahu bahwa bahaya menanti mereka di luar angkasa yang luas ini. Bahaya seperti apa?
Baca dan ikuti terus alur ceritanya!
Genre:Fantasi, action, romantis
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sanss, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 33 Liam and Clara
"Apa-apaan ini? Mereka semua mati!" Ucap Liam kaget.
Mereka melihat kondisi area pendaratan sudah kacau balau, banyak manusia mati dan sekarat di sini.
"Argh, to-longg.' Ucap seorang merangkak di kaki Ethan.
"Pak, apa yang terjadi sebenar nya." Ucap Ethan mencoba membantu orang tersebut.
Tetapi bapak itu langsung mati setelah mengucapkan tolong.
"Sial! Clara berada di mana." Ucap Liam panik mencari keberadaan Clara.
"Kenapa kau mengurus cewek kurang ajar pada kapten tadi." Ucap Jesica.
"Oh ternyata Clara juga duluan ya bersama mereka. Kita harus mencari nya." Ujar Ethan.
"Iya, dia masih tetap tim kita. Dan kita juga harus mencari para warga yang selamat."
"Tapi kapten, melihat kondisi sekarang sepertinya di sini berbahaya kapten." Ucap Jesica.
"Kita berpisah, dan setelah 10 menit kita berkumpul kembali di sini, kita cukup hati-hati saja. Kalo ada bahaya tekan saja tombol SOS." Ucap Charlotte.
"Baiklah." Semua setuju.
Mereka mulai berpencar secara terpisah, sambil memperhatikan sekitar dan mengendap-endap. Terlihat lah seluruh area di penuhi oleh lumut hitam yang menempel di dinding maupun lantai, tidak tahu apa penyebab dari semua ini.
Di sebuah ruangan yang gelap, hanya ada senter dari Liam yang menerangi ruangan.
"Clara! Apa kau di sini. Apa ada orang di sini." Panggil Liam.
"Liam!"
"Eh siapa itu, hantu kah." Ucap Liam melihat ke sumber suara.
"Ih apaan sih, orang kek aku di katain hantu."
Terlihat lah Clara yang sedang duduk di sudut ruangan dan beberapa darah yang berceceran di lantai. Kondisi Clara sekarang sudah tidak memiliki kaki dan sebelah tangan nya terpotong.
"Clara! Kenapa kau bisa begini." Ucap Liam mendekati Clara.
"Tidak apa kok, ini akibat aku terlalu egois kaya nya." Ucap Clara.
"Jangan bilang begitu, sini aku balut luka kamu dulu, supaya tidak mengeluarkan darah lagi." Ucap Liam mengeluarkan perban di saku nya.
"Uhuk-uhuk, apakah aku jelek terlihat sekarang ya." Ucap Clara.
"Tidak kok, kamu cantik apa pun kondisinya." Ucap Liam membalut luka Clara.
"Sudah la Liam, Kalian pergi saja tanpa aku. Aku sekarang hanya akan menjadi beban untuk kalian." Ucap Clara.
"Kau masih rekan kami, dan aku juga tak bisa meninggalkan mu sendirian saja dalam kondisi begini." Ucap Liam.
"Aku merasa bersalah dengan Charlotte, aku tidak tahu sifat egois dan takut ku ini dari mana muncul nya. Apakah karena aku dulu hidup serba mewah ya. Aku jadi tidak bisa beradaptasi dengan dunia yang hancur sekarang." Ucap Clara.
"Kamu harus nya terima saja cinta ku, akan ku layani kamu layak nya putri. Jadi kamu tak usah terlalu memikirkan ketidak mampuan mu, Masa iya putri mudah nyerah." Ucap Liam.
"Hehe, kamu benar. Aku harus nya tak terlalu memikirkan ketidak mampuan ku, dan mulai coba beradaptasi. Makasih Liam, kamu selalu berada di samping ku walaupun sifat ku egois dan selalu buat kesalahan." Ucap Clara tersenyum.
"Nah gitu dong senyum, jangan selalu memasang muka datar terus." Ucap Liam.
"Aku ingin ngasih tahu jawaban ku kemarin yang kau tanya kan."
"Jawaban?"
"Aku suka kamu, aku juga ingin jadi kekasih pujaan mu."
Sontak Liam terdiam sebentar dan mulai sedikit salah tingkah.
"Be-benarkah?"
"Iya.. mendekat lah."
Ketika Liam mendekat Clara langsung mencium pipi Liam, membuat Liam menjadi salah tingkah lagi. Clara pun malu-malu setelah nya.
"Bisa kah aku memeluk mu." Tanya Clara.
"O-oke baiklah."
Clara tersenyum, Liam mulai memeluk Clara dengan lembut.
"Clara, Clara Hei Clara!"
Ternyata..
BERSAMBUNG
dah lama gak baca cerita jadul macam ini sih, bikin nostalgia