Azura adalah gadis cantik tapi menyebalkan dan sedikit bar-bar. Dia mendapatkan misi untuk menaklukkan seorang dokter tampan namun galak. Demi tujuannya tercapai, Azura bahkan sampai melakukan hal gila-gilaan sampai akhirnya mereka terpaksa terikat dalam satu hubungan pernikahan. Hingga akhirnya satu per satu rahasia kehidupan sang dokter tampan namun galak itu terkuak. Akankah benih-benih cinta itu tumbuh seiring kebersamaan mereka?
Cover by @putri_graphic
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon D'wie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
DGGM 25. Hujatan
Arkandra kini telah kembali ke apartemen miliknya. Mengetahui banyak wartawan yang mencarinya di rumah sakit, ia pun memilih tidak bekerja dan minta tolong rekannya menggantikan dirinya sementara. Beruntung ia hari ini tidak memiliki jadwal operasi jadi ia bisa menyendiri untuk sementara waktu.
Tapi keinginannya terpaksa terganggu sebab kedatangan seseorang yang tidak diinginkannya. Ia pun bingung, bagaimana orang itu bisa seenaknya masuk ke apartemen miliknya padahal ia sudah kembali mengganti pin. Apa mungkin orang itu memiliki keycard duplikat sehingga ia bisa seenak hati melenggang ke dalam apartemennya? Atau orang itu memiliki kemampuan meretas? Arkandra tidak mengerti. Walaupun mereka bersaudara tapi kenyataannya semenjak kejadian di masa lalu, ia menjadi menjaga jarak dengan semua anggota keluarganya.
"Mau apa loe kemari?" desis Arkandra saat melihat kakaknya masuk ke dalam apartemennya dan duduk santai seolah-olah tengah berada di rumahnya sendiri.
"Hei hei hei, galak amat sih! Anehnya anak gue ngefans sama om galak sama loe. Lice, emang apa sih bagusnya om kamu itu? Galak kayak gitu aja didemenin?" ucap Kencana sambil menatap putrinya yang sedang mengemut lolipop.
"Om Arkan ganteng dan om Arkan baik sama Alice. Om Arkan cuma galak sama mama dan orang-orang tapi nggak galak sama Alice. Alice suka sama om Arkan." ucap Alice si bocah 5 tahun itu polos.
Mata Kencana membola tak percaya dengan ucapan sang putri.
"Suka? Ck ... orang galak kayak gitu disukain? Kamu emang benar-benar aneh, Lice!" desis Kencana sambil menggeleng-gelengkan kepalanya.
Arkandra yang tadinya berwajah datar, diam-diam tersenyum tipis mendengar ucapan keponakan tersayangnya itu.
"Alice nggak aneh, loe yang aneh. Kenapa loe kemari? Senang liat penderitaan gue?" desis Arkandra dengan sorot mata tajam.
"Ya ampun Arkan, loe itu disuruh nikah, bukan disuruh menderita. Apalagi kayaknya cewek itu cantik. Lagian loe main sosor-sosor aja nggak tau tempat, harus tanggung jawab lah. Kasi klarifikasi dulu tuh, kasian tuh cewek kena hujat cewek-cewek dan emak-emak se-Indonesia raya padahal loe yang nyosor duluan kan!" cetus Kencana acuh.
"Loe lupa gue siapa? Mana mungkin gue kayak gitu." kilah Arkandra.
"Ck ... Loe mau nyangkal terus loe mau bilang sebenarnya loe itu hombreng jadi nggak mungkin loe nyosor cewek gitu? Loe nggak kasian tu cewek dianggap rendah orang-orang?"
"Itu urusan dia. Salah dia sendiri masuk ke kehidupan gue." jawabnya acuh.
"Astaga, kenapa Alice bisa punya om kayak gini sih? Kok gue jadi bayangin gimana kalau Alice dikayak gituin sama cowok? Ah, gue pasti udah bunuh diri kalau sampai anak gue dihujat terus dicaci maki kayak gini. Nggak sanggup gue. " ucap Kencana bernada frustasi dengan ekor mata menatap Arkandra.
"Cih, nggak usah akting loe?"
"Akting apa sih? Loe nggak tau, Kan gimana rasanya dihujat kayak gitu apalagi ini cewek. Cewek itu lebih dominan main perasaan dibandingkan logika. Kalo perasaannya udah sakit terus tertekan, ia bisa berbuat nekat apa aja termasuk bunuh diri. Karena itu pesan gue, cepat temuin gadis itu terus bawa ke rumah seperti perintah kakek. Loe juga harus buat klarifikasi sebelum semua orang berspekulasi makin jauh." ucap Kencana. "Dan yang lebih penting lagi, segera nikahi dia. Bukan hanya demi dia, tapi juga demi loe, nama baik loe, sama nama keluarga besar kita. Oh iya, masalah ini juga bisa berimbas ke perusahaan kalau loe nggak cepat ambil keputusan." imbuhnya lagi sebelum mengajak Alice pergi dari sana meninggalkan Arkandra termenung seorang diri.
"Menikahi gadis menyebalkan itu?" tanyanya lebih ke diri sendiri. "Nggak mungkin. Belum jadi istri aja dia udah mengacaukan hidupku apalagi kalau menikah. Bisa-bisa hidupku yang tenang jadi berantakan." gumam Arkandra sambil merebahkan kepalanya di sandaran sofa.
Lalu Arkandra membuka aplikasi sosial medianya. Dan benar saja apa yang dikatakan Kencana tadi, hampir semua orang menghujat Azura dan menganggapnya sebagai wanita murahan.
'*Cih, perempuan nggak tau malu.'
Ih, murahan banget jadi cewek.'
'Pasti dia mau cari sensasi jadi dia deketin dokter tampan itu.'
'Dokter itu kan cucu konglomerat, pasti gadis itu sengaja mendekati dokter itu, kan.'
'Dasar j@lang nggak tau malu.'
'Astaga, perempuan itu nggak tau malu banget. Pingin dapat cowok ganteng plus tajir sampai mengorbankan harga diri*.'
Arkandra geleng-geleng kepala melihat semua caci maki yang ditujukan untuk Azura. Tapi ia tidak melihat satupun yang menjelekkan dirinya. Arkandra jadi meragukan kalau Azura lah yang menyebarkan foto itu. Tapi bisa saja ini merupakan senjata makan tuan, bukan! Maksud hati ingin mendompleng popularitas sekaligus sensasi, malah jadi menghancurkan nama baik diri sendiri. Bukannya banyak orang seperti itu di zaman sekarang ini.
...***...
Malam itu Arkandra hendak menenangkan pikirannya yang sedang semerawut dengan berjalan-jalan keliling sekitar tempat tinggalnya. Ia pun mengendarai mobilnya membelah jalanan malam yang cukup dingin karena sore tadi baru saja di guyur hujan.
Saat hendak melintasi sebuah jalanan, mata Arkandra menyipit saat melihat seorang gadis berambut panjang tengah berdiri di tepi jembatan. Arkandra pun memelankan laju mobilnya sambil mengawasi gadis itu. Walaupun dari jarak yang cukup jauh, Arkandra sepertinya mengenali gadis itu. Arkandra membelalakkan matanya saat melihat tangan gadis itu meraih pegangan jembatan, sedangkan salah satu kakinya tengah berusaha ia naikkan ke atas juga hingga akhirnya ia berdiri menjulang di atas jembatan. Jantung Arkandra berdetak kencang saat wajah gadis itu menoleh ke arahnya. Matanya merah dan basah, sepertinya habis menangis.
"Di-dia ... " cicit Arkandra terkejut saat ia melihat jelas wajah itu. Tak ingin terjadi sesuatu yang tidak diinginkan pada gadis itu, Arkandra pun segera mengerem mobilnya di sembarang tempat lalu dengan langkah panjang ia berlari sekuat tenaga untuk menghentikan perbuatan nekat gadis itu. Tapi belum sempat ia menghentikannya, gadis itu telah terlebih dahulu terjun ke dalam sungai yang arusnya sedang mengalir deras itu dan dalam sekejap gadis itu pun menghilang terbawa arus.
"Azura .... "
...***...
...Happy reading 🥰🥰🙏...
Cerita yang lucu dan menggemaskan karakter tokoh utamanya Azura Arkan 😊😊😊